telusur.co.id - Fakultas Agama Islam Universitas Islam Malang (FAI-UNISMA), Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga (FIB-UNAIR) Surabaya, dan INOVASI Jawa Timur (Jatim) melakukan kolaborasi penguatan program karakter unggul dan membetuk Satuan Tugas (Satgas) Anti Perundungan di Kampus.

“Saya ucapkan selamat datang dalam rangka showcase kolaborasi penguatan program karakter unggul dan juga Satgas yang kita bentuk bersama dalam rangka menangani dan menghadapi atau mencegah perundungan,” beber Dekan Fakultas Agama Islam Universitas Islam Malang (FAI-UNISMA), Anwar Sa’adullah dalam sambutannya di UNISMA, Malang. Selasa, (18/7/2023).

Kolaborasi antara UNISMA, UNAIR, INOVASI ini menghasilkan adaptasi Modul Pendidikan Karakter Profil Pelajar Pancasila Berbasis Nilai-nilai Ahlussunnah Wal Jama’ah (Aswaja) sekaligus menerapkannya di kalangan civitas akademika UNISMA. Dimana nilai Aswaja adalah tambahan yang menjadi kekhasan Nahdlatul Ulama (NU). Modul itu juga mengintegrasikan nilai Gender, Equality, Disability, dan Social Inclusion (GEDSI).  

“Kami ingin menceritakan sekaligus melaporkan sampai adanya acara ini. Jadi di tahun 2022, kami bersama dengan INOVASI Jawa Timur bersama dengan Fakultas Ilmu Budaya UNAIR Surabaya menjalin kerjasama, kemudian juga menyampaikan berbagai macam aktivitas,” jelas Anwar.

Anwar menjelaskan kolaborasi program penguatan karakter unggul ini dengan menanamkan nilai tasamuh atau toleransi berpikir kritis dan komunikasi. Program ini merupakan pengembangan Modul Pendidikan Karakter Profil Pelajar Pancasila Berbasis Nilai-nilai Aswaja pada 2022-2023.

“Titik beratnya untuk implementasi di Fakultas Agama Islam, awalnya di dua Prodi yaitu Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) dan Pendidikan Anak Islam Anak Usia Dini (PIAUD). Ini semata-mata kita mempunyai niatan bahwa para mahasiswa saat lulus, mereka akan mendidik pada generasi-generasi yang ada di sekolah-sekolah,” paparnya.

Pelaksanaan program, kata Anwar, diharapkan bisa memperkuat pembentukan karakter yang dilakukan dengan pendekatan keteladanan, pembiasaan, dan integrasi kegiatan keseharian oleh simpul-simpul perubahan yang terbentuk di warga madrasah yang meliputi kepala madrasah, guru, orang tua, dan siswa.

“Maka sebelum mereka mendidik membangun karakter mereka perlu diberikan bekal, perlu diberikan pengalaman, perlu diberikan pengetahuan, perlu diberikan nilai sikap dan lain sebagainya dengan karakter-karakter yang sudah kita canangkan. Harapannya itu nanti bisa dilakukan kepada para peserta didik kita. Sehingga peserta didik kita juga menjadi generasi-generasi yang memiliki karakter unggul, itu yang kita harapkan,” jelas Anwar.

Sementara itu, Dekan FIB UNAIR Purnawan Basundoro mengungkapkan, kerjasama dengan UNISMA tidak hanya terkait dengan pengembangan modul penguatan karakter unggul saja.

“Kami melihat FAI-UNISMA memiliki potensi yang besar. Nantinya dosen dan mahasiswa FIB-UNAIR dan FAI-UNISMA dapat kita satukan untuk kolaborasi terkait Tri Dharma Perguruan Tinggi dan Merdeka Belajar melalui pertukaran mahasiswa, dan kolaborasi publikasi artikel ilmiah,” urainya.

Provincial Manager INOVASI Jawa Timur, Adri Budi mengungkapkan INOVASI telah mempertemukan UNISMA dan UNAIR untuk saling bersinergi dan bekerjasama dalam pengembangan Tri Dharma Perguruan Tinggi. 

“Harapannya, ke depan keduanya dapat berkolaborasi untuk kegiatan-kegiatan universitas yang saling mendukung dan menguatkan,” tambahnya.

Pembentukan Satgas Anti Perundungan di Kampus

UNISMA, UNAIR, dan INOVASI juga melakukan kolaborasi dalam pembentukan Satgas Anti Perundungan di Kampus. Tujuannya, sebagai upaya menciptakan ekosistem positif di lingkungan kampus. Hal ini sejalan dengan implementasi hasil penguatan program karakter unggul.

“Dari implementasi karakter unggul yang kemudian nanti kita kerucutkan dalam pembentukan Satgas Anti Perundungan ini cepat kita cangkokkan, dapat kita sebarluaskan di seluruh fakultas yang ada di Universitas Islam Malang,” tutur Anwar.

Pada kesempatan itu, Anwar mengatakan bahwa, perundungan sering terjadi di lingkungan lembaga pendidikan. Tidak hanya di kampus ataupun sekolah, bahkan perundungan juga terjadi di lingkungan pesantren yang menjadi kawah candradimuka para santri.

“Terus terang, sedikit ataupun banyak kita menyaksikan, kita merasakan, bahwa perundungan-perundungan itu terjadi di mana-mana termasuk juga di lembaga pendidikan. Bahkan (perundungan) bukan hanya di kampus, bukan hanya di sekolah, tapi di Pesantren yang itu menjadi kawah candradimuka para santri, itu juga banyak terjadi perundungan-perundungan,” sambungnya.

“Maka, itu harus kita stop, harus kita hentikan karena kita ingin menjadi warga negara, warga bangsa yang bermartabat, yang ber-akhlakul karimah yang mengembangkan nilai-nilai Aswaja,” imbuh dia.

EPP and GEDSI Manager INOVASI, Philip Bebb yang hadir dalam acara itu mengatakan dampak besar yang ditimbulkan dari perundungan. 

“Saya terkadang merasa bahwa, banyak dari kita tidak menyadari dampak besar yang dapat ditimbulkan dari perundungan atau bullying di kehidupan kita,” tukasnya.

Philip menceritakan teman perempuan di sekolahnya dulu menjadi korban perundungan hanya dikarenakan mengenakan pakaian yang tidak bersih, penampilan tidak menarik, dan menjadi target perundungan. Bahkan, kata Philip, dia juga menjadi salah satu pelaku perundungan itu.

“Saya menyadari bahwa, sejak itu hidup dari siswa perempuan tadi sangat menderita seumur hidupnya. Termasuk saya juga menjadi salah satu pelaku perundungan waktu itu. Kalau saya bisa memutar waktu, saya ingin memutar waktu dan saya ingin memohon maaf kepadanya,” sebut Philip.

Pada kesempatan itu, Philip mengingatkan perundungan memberikan dampak yang sangat buruk bagi seseorang. Oleh karena itu, anti perundungan harus terus digalakkan terutama di lingkungan pendididkan agar tidak ada lagi korban.

“Jadi tolong diingat bahwa, perundungan memberikan dampak yang sangat buruk kepada hidup seseorang dan oleh karena itu anti perundungan menjadi topik yang sangat penting. Khususnya dan launching anti perundungan ini adalah momen yang sangat penting tidak hanya untuk UNISMA tapi juga untuk seluruh ekosistem pendidikan di Indonesia. Selamat dan terima kasih pada setiap orang yang terlibat dalam kerja keras ini,” tutupnya. (ari)