telusur.co.id - Perkampungan bersih bernama dusun Sukorejo yang merupakan tempat paling ujung timur di kabupaten Situbondo dalam sepekan terakhir nampak ramai dan berjubel dipenuhi para pendatang.
Kehadiran orang-orang ini berasal dari Nusantara yang diantaranya Nanggroe Aceh Darussalam, DI. Jakarta, DKI. Yogyakarta, Sumatera, Bengkulu, Sumatera, Bengkulu, Riau, Lampung, Jambi, Kalimantan, Sulawesi, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Madura, Nusa Tenggara, Bali Bahkan berasal dari Papua. Orang-orang ini disebut calon santri baru (casabar) dan calon wali santri baru (cawasabar) tersebut dalam untuk satu tujuan mulia, mengantarkan putra-putrinya untuk menjadi santri di Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo.
Hiruk-pikuk penerimaan santri baru di Pondok Pesantren Sukorejo Situbondo atau yang lebih dikenal dengan nama pondok pesantren Sukorejo dibuka pada tahap I (satu) di 1 Juni 2024 dan ditutup pada 15 Juni 2024. Sedangkan tahap II (dua) dibuka pada 3 Juli 2024 dan ditutup di 8 Juli 2024.
Jumlah santri baru tahun 2024 diterima di atas 3.000 santri. Pondok pesantren Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo Situbondo adalah salah satu pondok pesantren yang berskala besar dengan jumlah santri sangat banyak di Jawa Timur.
‘Selamat datang pengemban wasiat Rasulullah, generasi agama dan bangsa. Selamat berjuang dalam berkhidmah, mengaji dan mengkaji untuk bekal dunia akhirat’. Tulisan ini disematkan jelas dan terang benderang pada brosur, pamflet, ataupun banner yang menyambut santri baru. Kalimat yang mempertegas posisi basis perjuangan dan pembelajaran yang heroik dan penuh semangat.
Pondok pesantren Sukorejo yang memiliki visi lahirnya generasi muslim khaira ummah terus berbenah dan bersiap menghadapi tantangan zaman dengan tradisi salaf. Pendidikan telah tersedia dari Raudhatul Athfal sampai Perguruan Tinggi yang bernama Universitas Ibrahimy (UNIB) dan Ma’had Aly (MA) dengan level strata 1 sampai strata 2. Jumlah santri Pondok Pesantren Sukorejo di atas 20.000 santri pada Juli tahun 2024.
Para sabar dan cawasabar pada pertama datang lansung memasuki Parkir Religi untuk mengambil Antrian dan sekaligus sowan ke Nyai Hj. Isyaiyah As’ad, kemudia melakukan serangkaian penyelesaian administrasi di aula Pondok Pesantren Sukorejo yaitu test urine di Lantai 2, dan menuju lantai satu untuk menyeleasaikan : Verifikasi, penentuan asrama, rekam KTS (Kartu Tanda Santri), Rekam KKP (Kartu Keluarga Pesantren) yang berguna saat akan mengadakan pertemuan saat kiriman atau kunjungan wali santri (walsa).
Kemudian dilanjutkan dengan registrasi pendidikan, baik madrasah dan sekolah atau perguruan tinggi, kemudian perjanjian dengan pengurus pesantren tentang kesanggupan ikut peraturan pesantren yang kemudian ditandasahkan dengan melakukan tanda tangan perjanjian di atas materai.
Setelah itu melakukan pembayaran UTAP (Uang Tahunan Pesantren) melalui program Simantap yang pembayarannya sudah elektronik melalui virtual account bank. Yang terakhir melakukan sowan dan doa restu untuk menjadi santri kepada Pengasuh KHR. Ahmad Azaim Ibrahimy untuk casabar putra, dan untuk putri sowan kepada Nyai Hj. Nur Sari As’adiyah.
“Saya wali santri dari RTS Kalisaripataskia, kami disini perjalanan dari Jambi menuju Situbondo itu berkisar tiga hari tiga malam, alhamdulillah perjalanan kami dari Jambi ke Situbondo itu berjalan dengan lancar. Anak saya mau mondok di Sukorejo, Situbondo ini karena ingin mendapatkan berkah dan berdasarkan keinginan dia sendiri karena ada beberapa tetangga itu yang nyantri di Sukorejo, Situbondo, berita dari mulut ke mulut, sehingga termotivasi anak saya untuk mondok di Sukorejo Situbondo,” ujar cawasabar asal Jambi, Kartika Sari.
Sementara itu, ketua rombongan dari Pulau Sapudi, Sumenep, Madura, Mursidi Nur yang juga Ketua Rayon IKSASS menyampaikan,” Kami sudah sampai ke Sukorejo kemarin tanggal 3 juli 2024 dengan rombongan yang luar biasa, karena antusiasme masyarakat Sapudi untuk memondokkan putra-putrinya ke Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo Situbondo dan pada hari ini, kami mendampingi proses verifikasi dan juga menyerahkan calon santri baru kepada Pengasuh KHR. Ahmad Azaim Ibrahimy”.
Setelah prosesi sowan Kepada Pengasuh KHR. Ahmad Azaim Ibrahimy atau Nyai Hj. Nur Sari As’adiyah inilah, maka secara sah semua pendaftar disebut ‘Santri Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo”. Yang kemudian menuju kamar yang berada di bawah naungan dengan sebutan ‘Daerah’ sebagai santri selama menempuh pendidikan dan pembelajaran di dalam pesantren.
Para santri walaupun nampak lelah, namun terasa bahagia karena semua proses yang dilalui telah menghantarkan kepada kesiapan untuk menempuh situasi dan keadaan baru sebagai para pencari ilmu.
Selanjutnya, para wali santri satu persatu meninggalkan pesantren, dan sudah memasrahkan penuh kepada kebijakan pesantren untuk menggembleng putra-putrinya dalam mengabdi dan mengaji.
Perjuangan para pencari ilmu telah menemukan muara pada ketekunan, kegigihan dan tekad yang dilandasi niat yang kuat untuk belajar dan terus belajar agar siap terjun ke masyarakat untuk meneruskan perjuangan Islam yang rahmatan lil alami.
*Penulis adalah Dosen Universitas Ibrahimy (UNIB) dan Aktivis S3tv.