telusur.co.id - Pesantren Terpadu Darul Ihsan Wajak, Malang memiliki usaha di SMP dan SMA Hasanuddin, dimana para santri dididik untuk memiliki jiwa entrepreneur khususnya dapat memanfaatkan potensi lokal Desa Wajak, Kec. Wajak, Kab. Malang.
Pesantren Terpadu Darul Ihsan Wajak memiliki rencana pengembangan bisnis camilan sehat untuk menambah pemasukan bagi sekolah dengan memanfaatkan lahan sisa yang dimiliki oleh pesantren.
Rintisan usaha itu telah dilakukan, namun permasalahan yang dihadapi adalah kurangnya wawasan pemasaran dan keuangan yang dihadapi oleh unit usaha sekolah berbasis pesantren Terpadu Darul Ihsan Wajak, Malang, sehingga tidak dapat secara optimal menyalurkan hasil karya pelajar dan memberikan nilai tambah bagi pelajar dan sekolah.
Tim Unesa yang diketuai oleh Ika Diyah Candra Arifah dan beranggotakan Achmad Kautsar, dan Hafid Kholidi Hadi ini sudah melaksanakan Program Pengabdian Kepada Masyarakat ini pada tanggal 20 Agustus 2022 (sosialisasi dan persiapan), 25 Agustus 2022 (pelatihan) dan 5 September 2022 (pendampingan).
“Sebanyak 30 siswa kelas XI mendapatkan materi pelatihan tentang bisnis digital dan e-commerce, technomarketing, manajemen keuangan dan manajemen SDM dan entrepreneurship,” ujar Kautsar pada keterangannya. Sabtu, (19/11/2022).
Lanjut Kautsar, Technomarketing tools yang dipelajari oleh siswa adalah Canva, Adobe Maker dan Figma. Luaran produk dengan label hasil kreasi siswa dengan technomarketing tools sudah didisplay dan dipasarkan di unit usaha koperasi sekolah.
Berdasarkan hasil angket yang dilakukan oleh tim, terlihat bahwa siswa sangat setuju, setuju dan cukup setuju bahwa, techno marketing tools membantu mereka untuk memiliki wawasan yang lebih dalam mempromosikan produk, menjual produk dan membantu konsumen mereka untuk mengetahui produk mereka (perceived usefulness).
“Lebih dari separuh siswa, 33,33%, sangat setuju, 33,33% setuju, dan 13,33% netral bahwa interaksi dengan alat pemasaran tekno (Adobe Maker, Figma, dan Canva) jelas dan mudah dipahami serta mudah dioperasikan (persepsi kemudahan penggunaan),” ungkap Kautsar. (ari)