telusur.co.id - Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS) menciptakan Remote Operated Vehicle (ROV) untuk mendukung wisata bawah laut Bangsring, Banyuwangi. Sebagai Perguruan Tinggi Negeri yang memfokuskan diri pada bidang perkapalan dan teknologi penunjangnya di bidang maritim, PPNS terus berinovasi. Melalui program dana padanan kampus vokasi (Matching Fund 2022).
PPNS menggelar kegiatan petunjuk teknis dan implementasi ROV Rowamba sebagai sarana wisata pada wahana bawah laut. Kegiatan ini bekerjasama dengan mitra yaitu Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Bunder Banyuwangi.
Ketua Podarwis Bangsring Underwater Banyuwangi, Sukirno mengatakan, permasalahan yang dihadapi pengelola dalam wahana wisata bawah laut adalah masih banyaknya wisatawan yang tidak memiliki keberanian untuk menyelam di kedalaman atau tidak dapat berenang namun memiliki keinginan untuk menikmati pemandangan bawah laut.
Oleh karena itu, diperlukan teknologi ROV (Remote Operated Vehicle) sebagai solusi dalam wahana wisata bawah laut. Proses pembuatan ROV Rowamba ini dikerjakan sepenuhnya oleh tim dosen PPNS yaitu: Yuning Widiarti, Budianto, Imam Sutrisno, Eko Julianto, dan M. Basuki Rahmat serta dibantu oleh mahasiswa Teknik Otomasi. Proses pengerjaan dilakukan di Laboratorium Otomasi-PPNS dan di Bangsring dalam perakitannya.
“Pembuatan ROV Rowamba ini juga melibatkan mitra industri yang sudah berpengalaman dalam bidang inspeksi bawah air, melalui skema Focus Group Discussion dengan Surovotic Surabaya. Adapun hasil FGD menghasilkan beberapa dokumen pokok antara lain: Desain ROV Rowamba, Analisis Structure Rowamba, Spesifikasi Teknik ROV Rowamba, dan Gambar Produksi ROV Rowamba,” ungkap Yuning pada keterangan tertulisnya. Selasa, (20/12/2022).
Di salam penjelasannya, Yuning Widiarti, sebagai ketua tim menyatakan bahwa, pembuatan ROV Class I yang diberi nama ROV Rowamba ini mempunyai tujuan khusus yaitu untuk melakukan monitoring wisata bawah laut ataupun dalam konteks pemantauan kelangsungan hidup ikan dan terumbu karang.
“Salah satu fungsi ROV adalah memonitor perkembangan termasuk fish apartement. ROV dapat melihat detail dan posisi keberadaan terumbu karang. Terumbu karang yang rusak atau mati dapat diketahui dengan detail keadaannya melalui kamera ROV,” jelasnya.
Menurut Budianto, dalam proses desain sudah mempertimbangkan kondisi operasional ROV yang mana bentuk frame telah dilakukan analisis struktur dengan menggunakan metode elemen hingga.
Klasifikasi ROV Rowamba tergolong ROV Class I yang mengacu pada NORSOK standard U-102 (2003) yang dirancang dengan kemampuan menyelam sampai kedalaman 30 meter yang dilengkapi dengan kamera HD serta penempatan GPS dan echo-sounder. Kemampuan progressive speed ROV Rowamba dalam kecepatan maksimum mampu bergerak dengan kecepatan 2.1 knot.
Dalam kegiatan petunjuk teknis dan implementasi ROV Rowamba sebagai wisata wahana bawah laut yang juga diselengarakan di ASTON Banyuwangi Hotel & Conference Center. Dimana dihadiri oleh Pemkab Banyuwangi, PPNS, Poliwangi, Mitra Bangsring Underwater, dan Surovotic.
Pemkab Banyuwangi, dalam hal ini diwakili oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Banyuwangi. Asisten Perekonomian dan Pembangunan, Dwiyanto menyatakan bahwa, teknologi ROV sangat dibutuhkan dalam penerapan wisata bawah air laut dan dapat dikembangkan lebih banyak ke solusi permasalahan lain seperti monitor saluran gorong-gorong, sedimentasi, dan lain-lain. (ari)