telusur.co.id - Pemerintah pusat menargetkan pembelajaran tatap muka (PTM) secara terbatas bisa dimulai pada Juli 2021. Belajar tatap muka terbatas bakal dimulai setelah guru dan tenaga pendidikan disuntik vaksin selama 2x. 

Pemerintah melalui Surat Keputusan Bersama 4 menteri terkait dengan kesiapan pembelajaran tatap muka terbatas di tahun ajaran baru pada 2 Juni 2021 lalu.

Namun melihat angka positif Covid-19 masih naik turun, kegiatan PTM akan menjadi tantangan tersendiri mulai di level provinsi, kab/kota hingga sekolah/madrasah.

Sejumlah aturan dan ketentuan yang wajib dilaksanakan sebelum kegiatan PTM yang harus dipenuhi oleh sekolah/madrasah membuat kegiatan PTM menjadi tidak mudah dilakukan. 

Namun dorongan orang tua agar siswanya secepatnya kembali ke sekolah/madrasah mendorong kab/kota maupun provinsi berjuang keras menciptakan kondisi yang tetap membuat anak merasa nyaman dan mengantisipasi timbulnya klaster baru setelah PTM dilaksanakan.

Tantangan lain adalah kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan pada saat PTM juga menjadi tidak mudah. Kurikulum yang digunakan, bagaimana mekanisme interaksi guru - siswa dimana tidak akan semudah interaksi sebelum pandemi.

Untuk itu, Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia (INOVASI) bekerjasama Kemendikbudristek dan Kemenag melaksanakan webinar “Kesiapan Pembelajaran Tatap Muka di Masa Pandemi Covid-19” yang digelar selama dua tahap.  

Tahap pertama dikhususkan untuk satuan pendidikan di bawah Kemendikbudrsitek yang digelar pada 3 Juni 2021 lalu dengan menghadirkan pembicara utama Yaswardi, Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan, Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus.  

Sedangkan khusus untuk satuan pendidikan di bawah Kemenag menghadirkan pembicara utama Moh. Isom (Direktur KSKK, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam), Kemenag pada Kamis, 10 Juni 2021. 

Yaswardi mengungkapkan, dalam rangka persiapan tahun ajaran baru 2021-2022 selain pada sekolah yang panduannya telah ditetapkan bersama antara Kemendikbudristek dan Kemenag, peran orangtua juga sangat besar dalam mendukung keberhasilan pembelajaran.  

“Selain itu juga perlu adanya sosialisasi secara lebih komprehensif dan menyeluruh kepada pendidik dan orangtua mulai di tingkat satuan pendidikan terkecil misalnya sekolah, agar memiliki persepsi yang sama terkait konsep pembelajaran di masa pandemi,” tutur Yaswardi. Kamis, (10/6/2021). 

Moh. Isom menjelaskan, melihat dampak Covid-19 yang luar biasa dalam bidang pendidikan, maka Kemenag bersama Kemendikbudristek telah menyiapkan panduan penyelenggaraan pembelajaran di masa pandemi dalam rangka mempersiapkan tahun ajaran baru 2021-2022.  

Dalam panduan tersebut dijelaskan secara detil bagaimana seharusnya satuan pendidikan sekolah / madrasah melaksanakan pembelajaran tatap muka di tahun ajaran baru nanti,” lugasnya. 

Praktik baik terkait PTM sendiri dipaparkan oleh Nurul Hamamah (Kepala MINU KH. Mukmin Sidoarjo) yang telah melaksanakan ujicoba pembelajaran tatap muka secara terbatas saat ujian akhir MI untuk kelas VI yang ditinjau secara langsung oleh Bupati Sidoarjo, Ahmad Muhdlor Ali pada Februari 2021 lalu.  

Menurut Nurul, selain bekerjasama dengan Gugus Covid setempat untuk memastikan keamanan dan Prokes, sebanyak 91% guru juga telah melaksanakan vaksin sehingga pembelajaran tatap muka terbatas dapat diselenggarakan.  

“Siswa berangkat dan pulang harus diantar oleh ortu, setiap kelas diisi maksimal 15 anak dengan jam tatap muka maksimal 3 jam. Tidak menyalakan AC, tidak menggunakan taplak meja, dan secara rutin dilakukan penyemprotan disinfektan,” ungkapnya. 

Kegiatan ujicoba ini menurut Nurul telah dianggap berhasil sehingga Pemkab Sidoarjo menjadikan MINU KH Mukmin Sidoarjo sebagai MI percontohan untuk tatap muka terbatas. 

Sementara itu, Kepala MI Muhammadiyah Dermosari Kab. Trenggalek, M. Kozin juga telah melaksanakan ujicoba pembelajaran tatap muka terbatas di madrasahnya karena wilayahnya telah memasuki Zona Hijau. 

“Beberapa aturan ketat kami berlakukan selama ujicoba seperti anak harus diantar ortu, tidak boleh membawa bekal, harus mengenakan masker, harus cuci tangan, hingga dalam ujian akhir siswa kami melaksanakan ujian drive thru dimana siswa datang satu persatu, duduk menghadap guru untuk melaksanakan ujian dengan posisi tempat duduk berjarak dan di luar ruangan, lalu siswa boleh pulang. Hal ini kami lakukan sejak Bulan Agustus 2020,” paparnya. 

Ketua Majelis Dikdasmen PW Muhammadiyah Jatim, Arbaiyah menjelaskan, kebijakan Dikdasmen untuk sekolah, madrasah dan pesantren Muhammadiyah tidak diperkenankan memutuskan secara sepihak kebijakan pendidikan selama pandemi.  

Selain itu, satuan pendidikan dan pesantren wajib memprioritaskan keselamatan dan kesehatan siswa/santri, kiai, ustadz, guru, pamong, musyrif, dan tenaga kependidikan sebagai pertimbangan utama. 

Noor Shodiq Askandar (Ketua LP Ma’arif NU Jatim) yang juga menjadi penanggap dalam webinar mengungkapkan, 13.237 sekolah dan madrasah di lingkungan NU telah bersiap menghadapi tahun ajaran baru 2021-2022 dengan kebijakan yang disesuaikan dengan kondisi wilayahnya masing-masing.  

“Untuk satuan pendidikan di wilayah pelosok sebagian ebsar telah melaksanakan pembelajaran tatap muka mengingat wilayah tersebut masuk dalam wilayah remote dengan keterbatasan sinyal sehingga tidak memungkinkan kegiatan pembelajaran daring dilakukan.  

Sedangan di wilayah perkotaan, apabila ke depan akan menyelenggarakan tatap muka terbatas maka wajib mengikuti sejumlah prokes dan aturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah sesuai yang tertulis dalam buku panduan,” tambahnya. 

Kegiatan webinar ini dilaksanakan dengan harapan seluruh permasalahan yang muncul dapat dibahas bersama dan menjadi kebijakan strategis yang bisa diterapkan oleh sekolah/madrasah.  

Direktur INOVASI, Mark Heyward mengungkapkan, kegiatan webinar ini dilaksanakan dalam rangka mendukung implementasi pelaksanaan kebijakan pemerintah khususnya dalam rangka persiapan pembelajaran tatap muka di tahun ajaran baru 2021-2022.  

“Tujuan webinar ini adalah membantu Kemendikbudristek dan Kemenag dalam rangka menyosialisasikan kebijakan Kemendikbudristek dan Kemenag ke provinsi, kab/kota hingga ke tingkat sekolah/madrasah,” urai Mark. 

Hingga berita ini diturunkan, kegiatan Webinar Kesiapan Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19 untuk satuan pendidikan Kemendikbudristek telah ditayangkan di tautan Youtube INOVASI Pendidikan https://www.youtube.com/watch?v=pI4I4S4CU6Y&t=6091s dan telah disaksikan oleh 7.500 penonton.  

Sementara untuk tema webinar yang sama namun khusus satuan pendidikan Kemenag telah ditayangkan di tautan Youtube Kemenag Jatim https://www.youtube.com/watch?v=ojW1TsgwPFM&t=814s dan telah disaksikan oleh 9.100 penonton. (ari)