telusur.co.id - Mahasiswa KKN-T MBKM UPN “Veteran” Jawa Timur kelompok 72 melakukan survei dan menjelajahi objek wisata Tahura Lempung, untuk mengetahui tingkat kunjungan wisatawan di salah satu destinasi wisata yang baru ini. 

Tahura Lempung diresmikan pada tanggal 19 November 2020 oleh mantan Walikota Surabaya, Tri Rismaharini, atau biasa dipanggil Bu Risma. Tahura Lempung memiliki luas sekitar 1,9 hektar yang terletak di RT. 02 RW. 05 Kelurahan Lontar, Kecamatan Sambikerep, Surabaya.

Setelah dilakukan wawancara terhadap pegawai Tahura Lempung, ternyata jumlah pengunjung tidak begitu banyak dikarenakan kawasan wisata berada di dalam perkampungan sehingga hanya sering dikunjungi masyarakat setempat. Sangat disayangkan tempat wisata dengan pemandangan hijau itu tidak banyak diketahui oleh masyarakat luar. 

Untuk mengatasi permasalahan tersebut mahasiswa KKN-T MBKM UPNVJT kelompok 72 membuat program kerja berupa branding wisata dengan memanfaatkan media digital. Blog, forum diskusi, chat room, email, website, dan komunitas adalah contoh layanan media sosial yang bisa dimanfaatkan untuk branding secara digital. Hampir setiap situs web menautkan ke situs media sosial seperti Instagram, Twitter, dan Tiktok. Selasa, (05/4/2022).

Program kerja kelompok 72 terkait branding wisata Tahura Lempung melalui media digital meliputi pembuatan website tahura dan virtual tour (VT) tahura, pemasangan QR Code untuk tanaman, dan pembuatan banner tahura. 

Kegiatan dimulai dengan survei lokasi dan berkoordinasi dengan pihak pengelola tahura lempung pada Kamis, (07/4/2022). Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui informasi mengenai Tahura Lempung dan data tanaman yang ada di sana.

Program kerja unggulan kelompok 72 di Tahura Lempung yaitu pembuatan website Tahura Lempung. Di Dalam website tersebut terdapat berbagai menu yang dapat memudahkan pengunjung untuk mengetahui berbagai fasilitas dan jenis tanaman yang ada di Tahura. 

Dalam website tahura, terdapat beberapa menu seperti menu informasi mengenai tahura, VT tahura, ensiklopedia tanaman dan galeri foto tahura. Pada website tersebut juga terdapat menu reservasi tiket masuk tahura sehingga ketika pengunjung datang ke tahura tidak perlu repot antri untuk mendapatkan tiket masuk ke tahura.

Selain pembuatan website tahura, kelompok 72 juga membuat papan nama tanaman disertai QR Code yang terintegrasi dengan website tahura. Pemasangan papan nama tanaman yang disertai QR Code pada masing-masing tanaman meruan inovasi yang dilakukan kelompok 72 untuk memberikan informasi mengenai tanaman yang ada. Pengunjung dapat menscan QR Code tersebut menggunakan smartphone kemudian akan muncul nama dan manfaat dari tanaman tersebut.

“Ada banyak sekali jenis tanaman di Tahura Lempung, mulai dari tanaman toga hingga tanaman produktif. Kami memasang 50 label nama yang tersebar di seluruh penjuru tahura lempung. 

“Pengunjung dapat menjadikan pencarian label nama tersebut sebagai permainan berburu harta karun dan jika di-scan menggunakan smartphone, mereka dapat mengetahui mengenai informasi tanaman tersebut. Label nama tersebut dapat dijadikan sarana edukasi sekaligus ajang bermain bagi pengunjung,” tutur Dian ketika ditanya mengenai manfaat label QR Code di Tahura Lempung.

Pembuatan virtual tour (VT) Tahura Lempung bertujuan untuk mengenalkan Tahura Lempung kepada masyarakat luar yang belum pernah sama sekali datang ke wisata Tahura Lempung. 

Pengertian virtual tour merupakan sebuah simulasi dari sebuah lokasi yang terdiri dari rentetan gambar yang digabungkan (stitch) untuk menghasilkan foto panorama 3600. 

Dengan adanya virtual tour tersebut diharapkan pengunjung dapat melihat Tahura, berjalan-jalan di Tahura secara virtual dan akhirnya tertarik untuk mengunjungi Tahura secara langsung. 

“Virtual tour memungkinkan pengunjung untuk menjalani pengalaman secara langsung tanpa harus hadir secara fisik,” jelasnya.

Program kerja lain yang dilakukan kelompok 72 di Tahura Lempung adalah pembuatan banner yang berisi denah tahura dan fasilitas yang ada didalamnya. Selain itu, banner tersebut juga dilengkapi dengan barcode yang terhubung dengan website tahura. 

Banner tersebut dibuat dengan model banner stand in sehingga bisa dipindahkan dengan mudah dan tidak memakan tempat. Nantinya banner tersebut akan diletakkan di depan pintu masuk tahura sehingga pengunjung yang datang dapat langsung menscan barcode untuk reservasi tiket masuk dan membuka website tahura lempung. 

“Virtual tour saat ini merupakan sarana media promosi dan informasi yang semakin marak digunakan dan saya apresiasi inovasi yang dilakukan teman-teman untuk memajukan wisata Tahura Lempung dengan penggunaan Virtual Tour,” beber Dosen pendamping kelompok 72, Maria Indira Aryani.

Dalam pembuatan website, QR Code, dan VT Tahura Lempung, kelompok 72 mengalami beberapa kendala misalnya hal yang dialami Novendra, penanggung jawab proker VR yang kesulitan dalam hal koneksi internet untuk memetakan tahura sebagai keperluan VR. 

Novendra mengatakan, “Kesulitannya itu kalo dari segi VT, perlu koneksi internet yang mumpuni, dikarenakan hasil gambar 360° itu lumayan besar ukuran resolusi gambarnya sehingga koneksi yang cepat sangat dibutuhkan dalam proses pembuatan virtual reality,” lugasnya.

Kendala lain muncul dalam pembuatan QR Code tanaman dimana dibutuhkan data semua tanaman yang ada di Tahura lempung. Tahura lempung memiliki lebih dari 1000 populasi tanaman yang terdiri dari puluhan tanaman tahunan, tanaman toga, tanaman hias dan tanaman produktif. Hal tersebut disampaikan oleh Dian, mahasiswi yang bertugas untuk mendata tanaman yang akan diberi QR Code.

“Survei dan mendata tanaman di tahura itu butuh usaha yang ekstra karena jenis tanaman yang sangat banyak sehingga perlu dilakukan survei berkali-kali untuk memastikan tidak ada tanaman yang ketinggalan. Kadang ada juga tanaman yang tidak diketahui namanya dan harus cari dulu di internet atau tanya ke petugas tahuranya,” imbuh Dian.

Semua program kerja yang dilakukan kelompok 72 di Tahura Lempung sudah mendapatkan izin dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Surabaya. Dalam pelaksanaannya, kelompok 72 disambut dengan baik dan juga dibantu oleh petugas Tahura. 
Ainur sebagai salah satu pengelola Tahura lempung berpendapat bahwa, kegiatan yang dilakukan kelompok 72 sangat bermanfaat bagi perkembangan Tahura Lempung ke depannya. 

“Label nama tanaman yang disertai QR Code ini meruan inovasi baru yang dapat menambah pengetahuan pengunjung. Untuk website tahura yang telah dibuat adik-adik mahasiswa ini sudah sangat baik. Barangkali ada inovasi lagi dari adek-adek yang dapat digunakan di Tahura Lempung saya persilahkan untuk diterapkan,” jelas Ainur.

Kohar selaku koordinator pengelola taman hutan raya di Surabaya yang juga menaungi Tahura Lempung menjelaskan bahwa, program kerja kelompok 72 di Tahura ini dapat menjadi sarana edukasi bagi para pengunjung. Beliau juga berterima kasih kepada anggota kelompok 72 yang telah bersedia memberikan inovasi baru di Tahura Lempung. 

Ditambahkan Kohar,Label nama QR Code ini dapat menjadi sarana edukasi bagi para pengunjung tahura terutama anak-anak sekolah, mereka yang datang tinggal scan barcodenya. Saya mengucapkan banyak terima kasih karena sudah membantu tahura melalui inovasi yang lebih canggih dan memudahkan pengunjung,” urainya.

Novendra sebagai penanggung jawab program kerja ini berharap kegiatan ini dapat memberikan pengaruh positif pada Tahura untuk ke depannya. 

“Besar harapan kelompok kami, semoga dengan adanya branding wisata melalui teknologi digital ini mampu meningkatkan jumlah pengunjung di Tahura. sehingga dapat memberikan efek positif kepada masyarakat sekitar maupun pengelola tahura sendiri,” tutup Novendra. (ari)