telusur.co.id - Dewan Pengurus Daerah Masyarakat Profesi Penilai Indonesia Jawa Timur (DPD MAPPI Jatim) menggelar Penebaran Benih Ikan dalam rangka HUT ke-42 MAPPI. Giat tersebut dilaksanakan di pelataran pinggir Monumen Kapal Selam (Monkasel) dekat Sungai Kalimas Surabaya. Selasa, (17/10/2023) pagi.
Hadir Ketua 1 DPN MAPPI, Guntur Pramudiyanto dalam acara tersebut, ia mengatakan, MAPPI sendiri membedakan satu laporan penilaian antara Juru Taksir dan Profesi Penilai. Juru Taksir lebih kepada karena pengalaman, kebiasaan, dan tidak terikat Kode Etik / Standarisasi profesi penilai. Sedangkan untuk Profesi Penilai karena berdasarkan pendidikan dan keilmuan, hal itu juga mendapat sertifikat dari MAPPI.
“Dalam giat ini, kami juga menargetkan Rancangan Undang-Undang (RUU Penilai) berharap cepat dibahas dan dirampungkan. Kami dibantu oleh Kemenkeu masuk ke Prolegnas prioritas tahun ini. Harapannya ada partai / wakil kita di DPR RI mendengar masalah Profesi Penilai ini. Surat pun udah kita kirimkan. Saat ini berharap ada Surat Presiden (Surpes) yang akan dibahas. Tetapi kalau pakai Asosiasi yang harus vote, kita gak ada dana,” ungkap Guntur.
Rangkaian acara MAPPI ini, lanjut Guntur, beberapa di kota lain sudah melaksanakan penanaman pohon. Kini di kota Surabaya melakukan bersih lingkungan, mencoba berbagi dengan alam lewat menebarkan benih ikan di Sungai Kalimas Surabaya.
“Kegiatan MAPPI selanjutnya juga besok hari Rabu hingga Jumat, ada seminar dan webinar. Nanti puncak kegiatan HUT ke-42 MAPPI di lapangan parkir Delta Plaza hari Sabtu (21/10), ada senam bersama dengan masyarakat dan hiburan. Harapannya dengan rangkaian panjang kegiatan HUT ini, semua kalangan jadi satu merasakan manfaat bersama dengan kehadiran Profesi Penilai,” tuturnya.
Makna menebar benih ikan ini, kata Guntur, bagi Profesi Penilai mencoba berbagi dengan alam. Pihaknya berbuat untuk kesejahteraan lingkungan, tidak untuk kepentingan seorang, melainkan melakukan kegiatan positif para Penilai bermanfaat untuk alam dan sekitarnya.
Ditanya soal Prodi keilmuan Penilai di Perguruan Tinggi, “Kita hanya punya di UGM itu pun di Pascasarjana S2 dan Diploma, kemudian USU (Universitas Sumatera Utara di Medan, hanya di S2 dan Diploma. Sementara untuk di kota Surabaya, kita coba menawarkan kepada Unair, masih dalam tahap kajian untuk membuka prodi tersebut. Harapannya Prodi ini ada di 5 kota besar pada Perguruan Tinggi (PT) tersebut di seluruh Indonesia,” ungkapnya.
Menurutnya, kendala dalam pembentukan Program Studi (Prodi) Penilai ini lebih karena pengakuan profesi penilai. Karena multidisiplin ilmu PT harus fakultas, jurusan, hingga akhirnya kajian tersebut pernah dikeluarkan Kemenristekdikti RI.
“Kata Dikti, prodi kepenilaian ini pohon ilmunya ada di Fakultas Ekonomi (FE). Makanya, pengakuan Dikti menempatkan prodi Penilai kita berada di FE UGM dan FE USU. Sebelumnya, kami juga terus melakukan kajian dengan pihak Unair, diarahkan ke fakultas Ekonomi. Insyallah ini udah clear dari Kemenristekdikti untuk ditempatkan di FE,” tambah dia.
Ditambahkan Guntur, “Kalau dari pemerintah sendiri, sampai saat ini profesi penilai belum diakui. Namun pada masyarakat, pengguna jasa seperti Perbankan, Pegadaian, Pengadaan Tanah, semua memakai Penilai. Diharapkan pemerintah mengakui MAPPI sebagai suatu identitas profesi, sama halnya dengan profesi Advokat, Akuntan, dan lain-lain,” tegasnya.
Program yang tengah dipersiapkan MAPPI dalam jangka panjang yakni SDM (Sumber Daya Manusia). Mencetak penilai dari asosiasi ini (MAPPI -red) harus diupayakan dengan melibatkan beberapa Perguruan Tinggi.
“Sehingga membangun kembangkan Profesi Penilai dalam 5 tahun ke depan, asosiasi MAPPI tidak harus memikirkannya. Kita serahkan pada ahlinya di Perguruan Tinggi. Jadi suatu saat masyarakat kita yang butuh jasa itu, bisa mengambil dari lulusan-lulusan Prodi Penilai tersebut,” tutupnya.
Pada kesempatan yang sama, Ketua DPD MAPPI Jatim, Mushofah menjelaskan mengenai acara penebaran benih ikan sebanyak 42.000 ekor benih ikan, jadi kegiatan lingkungan ini, sebelumnya telah dilaksanakan program sosial ke yatim piatu dan panti asuhan, dan penanaman bibit mangrove oleh MAPPI.
“Nanti puncak kegiatan MAPPI pada Sabtu (21/10) mengundang Ibu Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa untuk membuka acara tersebut, namun sekarang dalam tahap konfirmasi. Acara dimulai pukul 06.00-11.00 WIB di lapangan parkir Delta Plaza Surabaya. Dan penebaran benih ikan bakal diadakan tiap tahun, ini pertama kalinya kita lakukan. Jenis ikannya antara lain Wader, Gurami, Nila Hitam, dan lainnya. Jenis-jenis ikan tersebut sesuai arahan dari Dinas Lingkungan Hidup,” jelasnya.
Mushofah mengungkapkan, DPD MAPPI Jatim memiliki jumlah anggota sebanyak 769 orang dan punya 77 kantor. Harapan pada HUT ke-42 MAPPI ini, fokus menyusun RUU Penilai bersama dengan DJKN Kemenkeu RI. Untuk pemerintah diharapkan bisa segera dibahasi di DPR RI, agar segera terwujud UU Penilai yang mampu memberi jaminan atas keadilan dan kesejahteraan Profesi Penilai.
“Untuk Kerjasama DPD MAPPI Jatim di tingkat akademisi, kita melakukan kajian pendidikan dengan beberapa perguruan Tinggi dari Surabaya, seperti Unair, Stiesia, dan Universitas Kristen Petra. Kita didik jadi seorang Penilai yang handal,” tegasnya
Bagi calon anggota yang ingin bergabung di asosiasi MAPPI ini, bisa lewat website MAPPI, mengisi formulir, dan nanti ditanda-tangani oleh Penilai Eksis untuk meminta rekomendasi. Pendidikan dari calon anggota Mappi harus sesuai keilmuan yang lebih condong di Jurusan Manajemen.
“Tetapi untuk masyarakat umum bisa bergabung hanya sifatnya afiliasi dengan MAPPI, boleh dari semua Jurusan, baik itu Hukum, Ekonomi, Manajemen, Psikologi, dan sebagainya. Visi Misi DPD MAPPI Jatim menjadikan salah satu DPD dari 15 DPD yang lebih maju, dan menjalin kerjasama lintas profesi, agar pengenalan MAPPI lebih meluas kepada masyarakat,” tutur Mushofah. (ari)