telusur.co.id - Desa Cemandi, Kabupaten Sidoarjo merupakan salah satu desa yang mengalami perkembangan pesat karena berbagai potensi yang ada di wilayahnya seperti industri dan perdagangan, pariwisata, serta usaha kecil dan menengah telah dikemas dengan baik dan terarah. 

Salah satu bentuk pemanfaatan potensi di Desa Cemandi dengan terbentuknya unit usaha BUMDes. BUMDes merupakan sebuah lembaga usaha yang dibuat dan dijalankan oleh guna menumbuhkembangkan perekonomian desa.
 
Salah satu unit usaha pada BUMDes Desa Cemandi yaitu budidaya Aloe Vera. Tanaman ini dipilih untuk dibudidayakan karena perawatannya mudah dan cocok dengan iklim serta kondisi tanah di Desa Cemandi. Produk unggulannya berupa Aloe Vera Squash (Minuman Soda Lidah Buaya yang dikemas dalam botol dan gelas cup.
 
Dari hasil survey awal yang dilakukan tim PKM Dosen FEB Unesa yang diketuai oleh Widyastuti, mereka dalam memasarkan produknya masih dilakukan secara konvensional melalui direct selling, penyebaran brosur dan mengikuti pameran atau bazar yang dilakukan oleh desa/kecamatan. Akibatnya produk Aloe Vera Squash tidak dikenal secara luas dan penjualan kurang maksimal.

Berdasarkan informasi tersebut, para dosen Prodi Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Negeri Surabaya mencoba memberikan solusi dengan mengadakan pelatihan desain label kemasan dan pemasaran online. Pelatihan yang dilaksanakan Kamis (21/7) ini dibuka oleh Kepala Desa Cemandi, Rusilah.

Pelatihan dilakukan dalam dua sesi. Sesi pertama membahas tentang pentingnya membuat desain label, karena label dapat memberikan informasi kepada konsumen terkait produk dan komposisi yang ada dalam produk tersebut.

Pada sesi ke dua, mengajarkan bagaimana membuat foto produk yang baik sehingga dapat menarik perhatian konsumen. 

“Untuk mendapatkan pencahayaan alami yang baik, sebaiknya proses pengambilan gambar dilakukan pada pagi hari,” terang Yusdia selaku narasumber pada keterangannya. Senin, (24/10/2022).

Pada pelatihan juga dijelaskan bahwa, Instagram merupakan media sosial yang paling banyak diakses oleh masyarakat, sehingga media tersebut disarankan dapat menjadi salah satu alternatif dalam memasarkan produk secara online.

Bertempat di Balai Desa Cemandi tidak kurang dari 20 pengrajin aloevera dan beberapa pengrajin lainnya mengikuti pelatihan dengan antusias terutama pada sesi foto produk. Apalagi pada sesi tersebut peserta langsung praktik foto produk mereka sendiri dengan arahan dari narasumber.

Seiring dengan antusiasme peserta, Kepala Desa Cemandi, Rusilah juga mengapresiasi karena pelatihannya berkesan dan mencerdaskan warganya.

“Implementasi ke depan program pengabdian kepada masyarakat ini harus berkesinambungan memberikan edukasi kepada warga Desa Cemandi, perlu diberikan pelatihan pengawetan produk aloevera agar dapat disimpan lebih lama,” jelas Rusilah. (ari)