telusur.co.id - "Care and aware everywhere", begitulah tajuk kegiatan kali ini. Dalam keadaan pandemi seperti ini, memang diperlukan kontribusi dari banyak pihak. Khususnya, dari anak-anak muda terpelajar terlebih mahasiswa. Dimana imun sedang dalam masa kuat, dan tidak mudah terserang penyakit. 

Mahasiswa identik sebagai pemimpin moral pergerakan sehingga dalam langkahnya seringkali menjadi awal dari perubahan. Demonstrasi, kegiatan sosial kemasyarakatan dan kenegaraan menjadi contoh kaum intelektual adalah pemimpin dari perubahan. Identik dengan aksi juga prestasi. Menuai kontroversi, namun juga menjadi saksi.

Mahasiswa mengabdi untuk bangsa. Melalui kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) ini, Aktivis Unesa peduli dengan permasalahan sekitar di saat pandemi. 

Rendahnya kesadaran terhadap protokol kesehatan menjadi dasar pemikiran mereka untuk membagikan APD di daerah-daerah yang rawan. Kawasan padat penduduk sebagai sasarnnya. Kedurus, kebraon, dan warkop di daerah ketintang menjadi tagetnya. 

"Kita lahir dari warung kopi, berdiskusi di warung kopi, melahirkan gagasan di warung kopi, kita melihat kepatuhan protokol kesehatan menjadi hal yang tidak diperhatikan disana. 

Oleh karenanya, kita berinisiatif bergerak selain di kluster terkecil gang, jalan protokol hingga warung-warung kecil di daerah kami tinggal,” ujar Febrian Satria Hidayat selaku relawan kegiatan ini. Kamis, (26/11/2020).

Harapannya, kesadaran moril tetap dijaga dan bisa diwariskan di generasi selanjutnya, agar bangsa ini bisa tetap terjaga hingga akhir hayat nanti. (ari)