telusur.co.id - Pengurus Cabang Lembaga Bahtsul Masail Nahdlatul Ulama (LBM NU), Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) bersama Panitia Kegiatan Ramadhan PCNU Kota Surakarta, Jawa Tengah, Senin (10/5) malam, mengadakan acara Penutupan Musyawarah Kitab rutin LBM PCNU Surakarta dan Penutupan Kegiatan Ramadhan dengan Khataman 4 kitab yang telah dibaca selama bulan Ramadhan, di Aula Kantor NU Surakarta.

Acara ini dimulai dengan Maulid Akbar oleh HIPNUSA Surakarta dan ditutup doa oleh Pengasuh Pondok Pesantren Asyiqul Jannah Maulana Habib Reza bin Muhdhor Assegaf. Acara dilanjutkan dengan Dzikir Tahlil untuk seluruh arwah warga nahdliyin dan muslimin muslimat yang dipimpin oleh Ust. Heri Purwandi.

Dalam sambutannya, Ketua Panitia Semarak Ramadhan, Ikhwan Kholidin mengatakan bahwa, PCNU Kota Surakarta di bulan Ramadhan ini mengadakan pengajian Kitab terbagi menjadi beberapa waktu dan tempat. 

Dimulai dari kajian Kitab Tafsir Al Ibriz setelah shalat Subuh, kemudian Kitab Adabul Alim Wal Muta'alim setelah shalat Ashar, Kitab Musthalah Tajwid dan Al Mashobihun Nuroniyah setelah tarawih, serta Kitab At Tibyan Fi Adabi Hamalatil Qur’an dan Kitab Ahkamul Fuqoha dimulai pukul 22.00 WIB sampai tengah malam. 

“Salah satu kegiatan baru yang juga dilaksanakan adalah pengajian bersama METTA FM. LBM PCNU Kota Surakarta juga memiliki agenda Menjawab Problematika Umat setiap hari 15 menit menjelang buka puasa,” ungkap Ikhwan. Senin, (10/5/2021).

Ketua LBM PCNU Surakarta, KH. AM. Mustain Nasoha Al Hafidz dalam sambutannya mengatakan bahwa, LBM PCNU Surakarta dalam setahun ini telah 7 kali mengadakan Bahstul Masail dan 7 kali mengadakan Musyawarah Kitab yang menghadirkan Pembicara Musohhih baik di tingkat kota/provinsi maupun internasional melalui bantuan PCI NU.  

Hasil LBM pun sudah dikirim ke beberapa Jurnal baik nasional maupun internasional.  Selain telah juga disosialisakan kepada masyarakat, LBM senantiasa siap dan sedia melayani masyarakat dalam rangka menjawab problematika umat yang senantiasa mengalami perkembangan secara signifikan 

“Saya menyadari masih banyak kekurangan dalam pelaksanaan kegiatan karena terkendala situasi dan kondisi. Semoga ke depan semakin baik dan istiqomah,” ujar Gus Nasoha yang juga Pengasuh Majelis Raudlatul Muhibbin Solo ini. 

Ditambahkan Gus Nasoha, “Memilih guru adalah hal penting yang harus diperhatikan dalam beragama, jika belajar tanpa disertai guru yang jelas asal usul ilmunya, maka dikhawatirkan dia akan berbicara sesuai nafsunya sendiri,” tegasnya. 

Sementara itu, Ketua PCNU Kota Surakarta, HM Mashuri yang turut hadir dalam acara penutupan Musyawarah Kitab LBM dan Kegiatan Semarak Ramadhan 1442 H, dalam sambutannya, mengapresiasi atas terselenggaranya kegiatan Musyawarah Kitab LBM dan Semarak Ramadhan tahun 1442 H/2021 M. 

Menurutnya, kegiatan semacam ini agar tidak hanya dilaksanakan di bulan Ramadhan saja, tetapi harapannya bisa terus berlanjut di bulan berikutnya.  

“NU Kota Surakarta, dalam bidang dakwah sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Kewajiban kita sebagai pengurus dan warga NU harus bisa mengedukasi dan memberi manfaat kepada umat,“ tandasnya. 

Adapun puncak acaranya adalah Pengajian Akbar yang dalam hal ini Mauidzoh Hasanah diisi oleh Gus Ahmad Amhar Shidqy dari Pondok Pesantren Al Muayyad Surakarta. 

Dengan penuh ketawadluan, dalam Mauidzohnya, ia mengingatkan kepada kita, tentang pentingnya memperbaiki niat agar mendapatkan ilmu dan hasil yang barokah, mentaati orang tua dan birrul waidain adalah kunci keberhasilan dalam meraih setiap cita-cita. 

“Berdoa adalah kunci utama kita akan dicintai Allah SWT, akan tetapi bersabar atas belum terkabulnya doa adalah bentuk ketaatan yang hakiki sebagai seorang hamba Allah,” terang Ulama Muda yang menimba ilmu di Pondok Pesantren Lirboyo Kediri ini. 

“Jika anda ingin menjadi orang soleh, maka dekatlah dengan orang soleh, jangan menolak jika diminta memberi nasehat, karena terkadang dari permintaan orang itulah Allah ingin menjaga ilmu kita dan memuliakan kita di dunia dan akhirat,” tambahnya. 

Acara ditutup dengan doa oleh Syuriyah PCNU Surakata, Kyai Abdul Aziz Ahmad dan Kyai Royali Raudli. Sebelum berdoa, Kyai Abdul Aziz Ahmad mengungkapkan, kegembiraannya yang luar biasa, karena di Solo banyak kader muda yang hebat seperti Gus Mustain Nasoha dan Gus Ahmar Shidqy. (ari)