telusur.co.id - PPNS menggelar pelatihan mengolah limbah menjadi produk dengan nilai ekonomis. Limbah atau sampah seringkali diabaikan pengolahannya sehingga justru menimbulkan masalah baru. Salah satu produksi limbah rumah tangga adalah minyak jelantah. 

Seringkali minyak goreng sampai menghitam dan bahkan menjadi berbahaya bagi si pengkonsumsi. Seringkali limbah dibuang sembarangan dan akhirnya dapat mencemari lingkungan. Lapisan minyak pada minyak jelantah dapat mengganggu ekosistem perairan, minyak jelantah juga dapat menyumbat saluran air.

Tim Pengabdian Masyarakat (Pengmas) PPNS mengambil aksi dalam pencegahan pencemaran lingkungan dan mengurangi limbah minyak jelantah dengan mengolahnya menjadi sesuatu yang bermanfaat bahkan memiliki nilai jual. 

Awalnya kegiatan ini dilakukan hanya pada Bank Sampah Srikandi Taruna yang diprakarsai oleh Wiwik Dwi Pratiwi yang merupakan manager Bank sampah disana sekaligus Dosen PPNS yang terlibat pada Pengabdian Masyarakat ini. 

Kemudian hal ini dikembangkan sampai ke Kelurahan sesuai permintaan Kasie Kesra dan Ketua Penggerak PKK di Kelurahan Kalijudan, agar hal ini juga dapat ditularkan pada ibu-ibu PKK yang lain.

PPNS menggelar pelatihan pembuatan “Vertipotkom”, lilin aroma terapi, dan sabun dari minyak jelantah serta pemasaran melalui e-commerce di Kelurahan Kalijudan, Surabaya. 

Tim Pengabdian Masyarakat PPNS diketuai oleh Dewi Kurniasih bersama beberapa rekan dosen dan mahasiswa PPNS. Ada 3 limbah yang dikelola yang yakni kompos sampah organik dan minyak jelantah. Bentuk yang dihasilkan dari limbah ini adalah vertikal pot dengan komposter, lilin aroma terapi, dan sabun cuci tangan.   

“Vertikal pot dengan komposter (Vertipotkom) ternspirasi oleh banyaknya perumahan warga yang sangat minimalis halamannya, sehingga dengan Vertipotkom dapat menghasilkan tanaman sendiri yang sehat karena bebas dari pestisida, juga dapat memanfaatkan limbah sampah organic berupa sisa-sisa sayuran untuk dijadikan komposnya,” ujarnya pada keterangan tertulisnya. Jumat, (03/12/2021). 

Menurutnya, Vertipotkom sendiri merupakan media alternatif berbahan dasar ember plastik berukuran besar dan pipa. Veripotkom merupakan solusi bagi masyarakat yang tidak memiliki lahan yang cukup untuk bercocok tanam.  

“Bentuknya yang vertikal dapat menghemat ruangan sehingga lahan sempit atau luas rumah yang tidak terlalu besar bukan halangan dalam menanam sayuran dan buah-buahan sendiri. Sayuran dan buah-buahan yang dihasilkan tentunya lebih sehat karena terbebas dari pestisida,” tambahnya.  

Kelompok kedua adalah memanfaatkan limbah minyak jelantah untuk diolah menjadi lilin aroma terapi yang dapat digunakan sebagai pengganti pengharum ruangan, penambah estetika, serta relaxingyang dapat mengurangi stress.  

“Saat ini, lilin aroma terapi sedang digemari sehingga sangat cocok untuk dijadikan ide bisnis seperti souvenir pernikahan atau dijual biasa melalui e-commerce. Bahan baku yang berasal dari minyak jelantah inilah yang dapat menekan harga pokok produksi sehingga bisa meningkatkan profit penjual,” sambung Dewi. 

Lalu kelompok ke tiga adalah membuat produk sabun sendiri dapat digunakan untuk mencuci tangan, membersihkan kotoran pada barang-barang dapur, dan lain sebagainya yang berasal dari minyak jelantah. Produk ini pun memiliki nilai jual dan peluang bisnis yang baik melalui fungsinya yang cukup krusial di era pandemic Covid-19.  

“Mengingat masyarakat harus konsisten mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan kegiatan yang berhubungan dengan banyak orang sebagai bentuk pencegahan penularan virus Covid-19,” tutur Dewi Kurniasih. 

Dari kegiatan pelatihan tersebut, Tim Pengabdian Masyarakat PPNS berharap dapat membantu masyarakat sekitar serta UMKM setempat dalam pengolahan limbah menjadi produk bernilai jual di era pandemi Covid-19, seperti yang diharapkan oleh Lurah Kalijudan, Yongki Kuspriyanto Wibowo. 

“Seperti pepatah ‘sambil menyelam minum air’, diharapkan kegiatan ini bisa membantu perekonomian warga setempat sekaligus mengurangi dan mencegah pencemaran lingkungan dari limbah minyak jelantah tersebut,” beber Yongki. (ari)