telusur.co.id - Maraknya pinjaman online (pinjol) ilegal sekarang ini, adanya kehadiran pinjol ini semakin meresahkan dan menyusahkan masyarakat. Maka itulah, Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Jurusan Akuntansi (JA) Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) Universitas Negeri Surabaya (Unesa) berikan edukasi dan pendampingan menyusun laporan keuangan sederhaga bagi pelaku usaha home industri di Desa Hulaan, Kec. Menganti, Kab. Gresik.

Pelaksanaan kegiatan ini dilaksanakan pada hari Kamis (23/9). Tim PKM Jurusan Akuntansi FEB Unesa terdiri lima anggota. Di antaranya adalah Mariana sebagai Ketua Tim, beranggotakan Susi Handayani, Prof Hariyati, Eni Wuryani, dan Insyirah Putikadea.

Ketua Tim PKM JA FEB Unesa, Mariana mengatakan bahwa, kondisi masa pandemi ini hampir aktivitas sekolah maupun bekerja dikerjakan dari rumah untuk mengurangi pencegahan penyebaran Covid-19 ini.

“Kebiasaan masyarakat selama masa pandemi ini mengalami penurunan, tidak hanya itu, tetapi berdampak bagi pelaku usaha home industri yang biasanya membuat nasi bungkus, aneka makanan, lauk, dan kue,” jelasnya pada keterangan tertulisnya. Senin, (18/10/2021).

Namun, kebutuhan hidup sehari-hari harus terpenuhi. Meskipun, kondisi ekonomi di masa pandemi ini mengalami kurang bagus terkadang harus melakukan pinjaman. 

“Pinjaman yang tidak sesuai kemampuan akan menganggu kondisi ekonomi keluarga. Nah, perlu adanya mengedukasi masyarakat agar tidak terjebak dengan pinjaman online yang ilegal,” ucap Mariana. 

Oleh sebab itu, sudah banyak masyarakat tertipu dengan adanya pinjaman online (pinjol) ilegal.  

“Sehingga, masyarakat perlu berikan edukasi dan mengenali ciri-ciri khas pinjol yang ilegal. Di samping itu, ada beberapa pekerjaan informal seperti pedagang kue di berbagai ruas jalan pun tutup, karena berkurangnya atau sepi pembeli,” ungkapnya. 

Selama ini, bagi pemilik usaha rumahan memproduksi dan mensuplai nasi bungkus, kue, sayur dan lauk harus berinovasi dalam menjual produknya agar tetap bisa survive.  

Penurunan penjualan sehingga perlu inovasi dalam mengelola bisnis di era digital. Maraknya pinjaman online ilegal yang merugikan masyarakat, sehingga edukasi untuk meningkatkan literasi keuangan fintech perlu diberikan. 

“Pentingnya literasi keuangan pada pinjaman online yang legal serta disiplin mengelola keuangan dengan menyusun laporan keuangan sederhana diharapkan memberikan bekal untuk mengelola usaha lebih baik lagi. Motivasi ini untuk mencari kesempatan bisnis di masa pandemi diharapkan juga bisa membantu ekonomi keluarga,” imbuhnya. 

Mariana memaparkan hasil pelaksanaan PKM ini, berharap bisa menambah pengetahuan dan wawasan mengenai literasi keuangan serta membantu kesejahteraan masyarakat terdampak Covid-19.  

Adanya mitra yang terlibat dalam kegiatan ini adalah pemilik home industri di Desa Hulaan Menganti, Kab. Gresik, Jawa Timur secara hybrid maupun online lewat via Zoom Meeting.  

“Mitra ini berharap memperoleh ilmu mengenai literasi keuangan, mengelola keuangan usaha, dan pemahaman tentang pinjaman online (fintech) yang sedang marak di era digital ini serta menyusun laporan keuangan sederhana,” sambungnya. 

Selepas penyampaian materi oleh narasumber, langsung praktik menyusun laporan keuangan sederhana dengan mengikuti worksheet yang telah disediakan.  

Salah satunya, membuat pencatatan berbasis kas sederhana bisa membantu masyarakat bagi pelaku usaha home industri ini dengan mengikuti arahan dari tim PKM tersebut.  

“Bagi pelaku usaha home industry pencatatan atas kegiatan usaha itu penting dilakukan agar ada pemisahan yang jelas antara keuangan usaha dan keuangan pribadi. Masyarakat dilatih untuk disiplin dalam mencatat pengeluaran atau penerimaan dari kegiatan usahanya,” tandas Mariana.  

Ia berharap, ilmu tentang literasi keuangan akan membangun optimisme dan pola pikir yang benar dalam mengelola keuangan dan usaha.  

“Belajar menyusun laporan keuangan sederhana agar bisa disiplin dalam mengelola keuangan usaha. Tetap bisa menghadapi kondisi apapun dan tidak terjebak pada pinjaman online ilegal. Pemilik home industry bisa berinovasi untuk tetap survive di masa pandemi,” tutup Mariana. (yat/ari)