telusur.co.id - Dalam upaya membangun kesadaran masyarakat untuk memahami kebencanaan, Prodi S2 Pendidikan Geografi Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya (Unesa) menyelenggarakan pelatihan pengembangan materi risiko multi bencana. 

Pelatihan diberikan kepada guru geografi yang tergabung dalam musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) geografi Kabupaten Nganjuk pada awal Oktober 2021. Pelatihan dilakukan tatap muka langsung di SMA Negeri 3 Nganjuk. Kegiatan dilaksanakan dengan mematuhi protokol Kesehatan.

Menurut penanggung jawab kegiatan yaitu, Kaprodi S2 Pendidikan Geografi Unesa, selama ini persoalan kebencanaan telah diajarkan dalam mata pelajaran geografi di SMA. 

Sesuai kurikulum SMA, materi meliputi jenis dan sebaran bencana alam, pengurangan risiko, serta kelembagaan penanggulangan bencana alam. Untuk materi usaha pengurangan risiko bencana, pada umumnya dikenalkan analisis tunggal kebencanaan. 

Dengan adanya peristiwa multi bencana yang meliputi longsor serta banjir di Kabupaten Nganjuk beberapa waktu lalu, menyadarkan kita untuk mengenalkan analisis risiko multi bencana.  

Berdasarkan fenomena tersebut, maka pelatihan ini bermaksud untuk membekali guru geografi dalam mengembangkan bahan ajar maupun model untuk pembelajaran di sekolah. Dalam konteks lokal masyarakat Nganjuk, kesadaran jangka panjang kerawanan multi bencana akan menjadi potensi yang terus ada.  

Oleh sebab itu, dalam rangka membangun kesadaran jangka panjang terhadap ancaman potensi tersebut, perlu sekali untuk merawat ingatan akan peristiwa tersebut dengan mempelajari pengurangan risiko multi bencana. 

Pelatihan dipandu oleh dosen-dosen S2 Pendidikan Geografi Unesa yaitu, Nugroho Hari Purnomo dan Ketut Prasetyo yang memfasilitasi materi dan perencanaan pembelajaran topik analisis risiko dan mitigasi multi bencana.  

Selain itu, Wiwik Sri Utami yang juga merupakan ketua penjaminan mutu Unesa, memfasilitasi topik assesmen materi analisis multi bencana.  

Dalam pelatihan ini, penekanannya adalah peningkatan kapasistas guru geografi dalam mengembangan materi serta model pembelajaran multi bencana termasuk assesmen pembelajaraannya. Multi bencana merupakan peristiwa yang terjadi pada suatu wilayah. Pemicu peristiwa pada umumnya juga terjadi pada wilayah lokal tersebut.  

Pemahaman mendalam terkait wilayah dan potensi pemicunya merupakan awal dari pengenalan analisis risiko multi bencana. Hal tersebut untuk menjembatani waktu, besaran, dan skala kejadian multi bencana yang tidak pasti.  

Analisis tersebut merupakan langkah awal yang dapat ditempuh oleh masyarakat untuk memiliki pengetahuan, kesadaran, dan kewaspadaan untuk melakukan mitigasi secara terus menerus. 

Anggota MGMP geografi Kabupaten Nganjuk menyambut baik acara pelatihan ini. Mereka juga berharap kegiatan dapat memotivasi guru-guru geografi untuk lebih memperluas wawasan keilmuan serta keterampilan mengembangkan model pembelajaran materi bencana.  

Guru geografi memiliki peran sentral dalam pendidikan formal untuk menyebarluaskan ilmu kebencanaan bagi generasi muda. Peserta mengharapkan adanya tindak lanjut dari pelatihan ini.  

Hal ini karena dalam membangun pengetahuan, keterampilan, dan kesadaran, memerlukan input keilmuan yang berlanjut guna membuka cakrawala pemikiran. (ari)