telusur.co.id - Sudah berjalan lebih dari 23 tahun, Yatim Mandiri memiliki program sanggar belajar Al Qur'an dan Matematika bagi anak-anak yatim dhuafa. Kemudian, sebanyak 9.368 anak di 794 titik lokasi atau 12 provinsi di Indonesia telah menjalankan program ini.

Untuk itu, Yatim Mandiri memberikan wadah kreasi bagi anak-anak Yatim Dhuafa guna meningkatkan motivasi dan rasa percaya diri melalui Olimpiade Matematika dan Al Qur'an (OMATIQ) ke-6. Menghadirkan narasumber Manager Program, M. Dzulfikri dan Sekretaris Yayasan Yatim Mandiri, Rudi Mulyono.

Sejalan dengan visi Yatim Mandiri yang berkhidmat mengangkat harkat sosial kemanusiaan serta berorientasi memandirikan anak-anak yatim dhuafa Indonesia, Yatim Mandiri bermaksud mengadakan Olimpiade Matematika dan Al Qur'an (OMATIQ) ke-6. 

“Olimpiade yang digadang-gadang sebagai Olimpiade Matematika dan Al Ouran pertama dan terbesar di Indonesia yang fokus diselenggarakan untuk anak-anak yatim,” tutur M. Dzulfikri. Senin, (08/11/2021).

Dimana tahun ini pada tahap penyisihan telah diikuti 3.200 anak yatim dhuafa dengan 1.941 peserta Matematika dan 1.370 peserta Al Qur'an. Sedangkan tahap Semifinal berlangsung secara serempak pada tanggal 20 November 2021 di kota Yogyakarta, Blitar, dan Bandung. 

Dzulfikri menambahkan, ke depan, Final Olimpiade Matematika dan Al Qur'an (OMATIQ) ke-6 akan diselenggarakan pada tanggal 27 November 2021 bertempat di Auditorium ICMBS (Insan Cendekia Mandiri Boarding School). 

"Dimana delegasi dari 46 kota atau 12 Provinsi di Indonesia sebanyak 4 s.d 6 anak yatim dhuafa, atau 200 peserta yang hadir secara langsung di Jl. Sarirogo No.1, Sarirogo, Kec. Sidoarjo, Kab. Sidoarjo,” ungkapnya. 

Menurut Dzulfikri, program intervensi pendidikan mulai dari perencanaan pelaksanaan kegiatan belajarnya dan pasca evaluasinya.  

"Ada kurikulumnya dan kami evaluasi hasilnya. Secara internal di dalam dan di luar binaan, berkompetisi dengan perlombaan," tegasnya. 

Lanjut Dzulfikri, untuk klasifikasi yang masuk di sanggarnya, ada 2 klasifikasi yaitu sanggar kecil kelas 1-3 dan sanggar besar 4-6. Untuk Yatim Dhuafa kelas 1 SD sudah bisa masuk. Batasannya terendah mulai jenjang SD.  

"Harapannya, kegiatan ini bisa rutin dari tahun ke tahun. Dan bisa menjadi manfaat bagi adik-adik yang membutuhkan jenjang pendidikan," beber Manajer Program itu. 

Rencananya, selain dihadiri oleh Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, Presiden Joko Widodo juga diharapkan turut serta memberikan sambutan secara virtual guna menyapa dan memberi motivasi kepada anak-anak Yatim Dhuafa berprestasi sejumlah 200 finalis Olimpiade Matematika dan Al Qur'an (OMATIQ) ke-6 yang datang secara langsung dari berbagai kota di pelosok negeri.  

Pada kesempatan yang sama, Sekretaris Yayasan Yatim Mandiri, Rudi Mulyono menjelaskan, Yatim Mandiri memberikan program pendidikan Matematika dan Al Qur'an untuk Yatim Piatu dan Dhuafa.

Untuk menjalani proses belajar menjadi mahir, pihaknya melakukan pendampingan.  

"Program pendampingan gratis tiap Minggu pertemuan 12x dalam sebulan. Didampingi kakak-kakak mahasiswa sesuai bidangnya dan modul sesuai level kelasnya," lugasnya. 

Rudi menambahkan, semoga kegiatan yang digelar Yatim Mandiri dapat memberi kebermanfaatan untuk umat khususnya anak yatim dari keluarga dhuafa.  

"Harapan kita semua program-program Yatim Mandiri yang berorientasi membangun kemandirian yatim dhuafa semakin tersebar dan tersiar ke seluruh lapisan masyarakat Indonesia," tutur Rudi. (ari)