telusur.co.id - Kapau “Effect” membuat destinasi Trotoar Kawasan Senen Salemba Raya, Jakarta Pusat menjadi patokan para pedagang wilayah itu untuk sama setara naik ke trotoar. 

Selama ini, Pimpinan Majelis Gema Gong Pancasila, Wardi Jien, dan Wakil Walikota Jakarta Pusat (Wawali Jakpus), Irwandi beradu argumen terkait keberadaan Warung Nasi Kapau untuk tidak melanggar aturan. Kini Nasi Kapau telah membangun kontruksi tiang pancang tendanisasi untuk memakai di atas trotoar.

Sisi lain Wakil Walikota Irwandi terus bersikukuh Warung Nasi Kapau boleh naik trotoar. Sebab katanya tempat itu adalah ikon di kawasan Senen Raya. Selain itu beberapa kali Irwandi melihat langsung pembangunan tersebut.

“Banyak warga menyayangkan kebijakan ini, sebelumnya warga telah berupaya menjaga fungsi trotoar dengan berbagai cara baik melalui pemasangan banner serta mengisi kegiatan interaksi warga menjadi satu cara pedagang untuk tertib melewati batas trotoar,” tutur Wardi. Senin, (17/2/2020).

“Boleh saja tapi kan tidak di trotoar karena itu menjadi “Kapau Effect” bagi pedagang lain menjadi parameter pedagang menuntut untuk naik di trotoar nantinya sangat sulit dihimbau selain menjadi alasan perbandingan,” tambahnya.

Dampaknya, menjadi problem baik petugas gabungan trantib, Bina Marga, Lurah serta masyarakat untuk memberikan edukasi tertibnya trotoar sesuai fungsinya bagi publik berinteraksi.

Sementara, Politisi PDIP Gembong Warsono meminta pemerintah untuk konsisten terhadap biaya milyaran rupiah terhadap revitalisasi trotoar yang sudah dilaksanakan bagi kepentingan publik. 

“Tapi kalau ini trotoar yang sebesar ini dijadikan fungsi lain, terlebih mendahulukan kepentingan umum justru sebaliknya untuk kita pertanyakan,” ungkapnya.

“Kami sangat apresiasi atas masyarakat kawasan Senen untuk terus memberikan satu langkah edukasi bahwa pedagang untuk mentaati rambu Perda Nomor 8 Tahun 2007  tentang Ketertiban Umum.

Dengan terus mendorong tertib trotoar yang digadang Pemprov DKI Jakarta mendahulukan pejalan kaki mengentaskan macet lebih utama, dengan melakukan perubahan sisi dasar manusianya untuk lebih tertib,” ucap Gembong. (ari)