telusur.co.id - Kurangnya akses dan pengetahuan terhadap gizi disinyalir menjadi salah satu penyebab masih cukup tingginya angka stunting. BKKBN Jatim berupaya melakukan upaya intervensi salah satunya melalui Fasilitasi Pengembangan Dapur Sehat Atasi Stunting atau DASHAT yang Jumat ini (08/9) dilaksanakan di Pendopo Kabupaten Gresik. Pertemuan ini diikuti TP-PKK, Penyuluh KB Kader Kampung KB serta warga setempat yang merupakan keluarga beresiko stunting.
Hadir dalam pertemuan tersebut; Ketua Pokja IV TP PKK Kabupaten Gresik, Idatul Ifa, Ketua Tim Kerja Pengendalian Penduduk BKKBN Jatim, Uni Hidayati, Kepala Dinas KBPPPA Kabupaten Gresik, dr. Titik Ernawati, dan perwakilan dari Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI), Dwi Juliaty.
Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat) adalah program BKKBN dalam upaya percepatan penurunan stunting berbasis pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan di Kampung KB melalui pemenuhan gizi seimbang keluarga risiko stunting. Mengoptimalkan sumberdaya bahan pangan lokal, Program DASHAT telah dimulai sejak 2021 lalu dan banyak didukung berbagai Kementerian Lembaga, Dunia Usaha dan Perguruan Tinggi.
“Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022 prevalensi stunting di Kabupaten Gresik sudah turun ke angka 10,7%. Namun demikian, dalam berbagai kesempatan, Bupati Gresik menyatakan, pihaknya bersama jajaran Pemkab Gresik serta seluruh unsur masyarakat bertekad untuk menghilangkan stunting / Zero Stunting di Gresik,” tutur dr. Titik Ernawati.
Di tempat yang sama Ketua Tim Kerja Pengendalian Penduduk (Daldik) BKKBN Jatim, Uni Hidayati menjelaskan, sasaran program DASHAT adalah keluarga berisiko stunting yakni ibu hamil, ibu menyusui, dan balita. Ia menambahkan, di wilayah Gresik hingga saat ini telah terbentuk 166 Kampung KB, sehingga program Dashat diharapkan segera terlaksana di setiap desa/ kelurahan tersebut.
“Dalam program DASHAT ada pembekalan tentang kebutuhan dan kandungan gizi, pengelolaan bahan makanan, penyediaan makanan, edukasi serta pendampingan hingga pemantauan perkembangan hasil intervensi yang sudah dilakukan. Harapannya dengan program ini membantu memenuhi kebutuhan gizi anak stunting serta keluarga risiko stunting disamping itu membantu mengedukasi keluarga untuk menyiapkan pangan sehat dan bergizi berbasis sumber daya lokal,” papar Uni.
Menurut Ketua Tim Kerja Dalduk, di beberapa daerah penyelenggaraan DASHAT didukung melalui bantuan gotong royong oleh warga desa, optimalisasi Dana Desa, Program BAAS (Bapak Asuh Anak Stunting) maupun bantuan CSR yang memberikan makanan jadi untuk didistribusikan oleh Kader sekaligus memberikan edukasi pada keluarga risiko stunting. (ari)