telusur.co.id - Berwirausaha atau yang sering kita dengar dengan istilah enterpreunersaat ini semakin masif disosialisasikan oleh pemerintah, mulai dari memasukkan dalam kurikulum sekolah sampai pada pelatihan-pelatihan oleh melalui UMKM.
Albertadinata (23), seorang mahasiswa di Ponorogo. Sudah 4 tahun lebih memulai bisnis secara mandiri dengan berjualan minuman. Ia memiliki satu lapak sederhana di tepi jalan Jl. Suromenggolo, Ponorogo.
Bisnis minuman ini memiliki nama Ahola. Ia menjelaskan bahwa, konsep yang dihadirkan adalah minuman segar ala pantai dan cafe yang dikemas sederhana.
"Untuk konsepnya mas, minuman pantai dan beberapa minuman yang biasanya dijual di cafe. Minuman ini dimodifikasi, sehingga lebih murah,” jelas Owner Ahola, Alberta. Kamis, (23/7/2020).
Untuk rata-rata harga, ia mengatakan kisaran 7 ribu hingga 10 ribu.
“Bervariasi mas. Mulai dari 7 ribu sampai 10 ribu. Yang 10 ribu itu karena susunya kita pakai yang murni dan asli mas,” imbuhnya.
Semenjak adanya Covid-19, pemerintah dengan ketat membatasi kegiatan masyarakat. Hal ini begitu dirasakan oleh penjual yang ada di pinggir jalan. Jumlah pembeli mengalami penurunan hingga 70%.
"Sebelum Covid-19, sehari bisa 150 cup. Tapii ketika Covid-19 tinggal 30 cup, 40 cup,” lugasnya.
Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, sampai saat ini, pemerintah sudah mulai melonggarkan kembali kegiatan masyarakat. Tentu dengan protokol kesehatan ketat, New Normal istilahnya. Memang sedikit merepotkan, akan tetapi setidaknya bagi masyarakat yang memiliki usaha, ini menjadi hal yang baik.
Alberta juga mengakui, semenjak diterapkannya New Normal, usahanya perlahan-lahan mulai pulih kembali.
"Alhamdulillah mas, sejak New Normal ini, udah mulai naik lagi mas. 70 cup lah bisa terjual sehari,” ucapnya. (hnf)