telusur.co.id - PT Hasnur Internasional Shipping Tbk (HIS), perseroan penyedia jasa logistik dan transportasi laut di Indonesia bagian dari Hasnur Group, senantiasa berkomitmen untuk mendukung praktik bisnis berkelanjutan melalui berbagai upaya kegiatan operasional pelayaran yang ramah lingkungan untuk mengurangi emisi.

Komitmen tersebut, salah satunya, diwujudkan melalui penyelenggaraan seminar nasional terkait industri maritim dengan tema "Marine Sustainable Energy: A Practical Approach, Regulator Insight, and Potency of Use, for Local Shipping Business to be Green Company" pada Kamis (22/8/2024) yang bekerja sama dengan Departemen Teknik Sistem Perkapalan, Fakultas Teknologi Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya. Acara ini akan berlangsung di Gedung BG Munaf, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya.

Seminar ini bertujuan untuk memberikan wawasan mendalam kepada para pelaku bisnis pelayaran lokal, khususnya yang bergerak di sektor tug and barge (kapal tunda dan tongkang), mengenai komitmen PT Hasnur Internasional Shipping Tbk dalam mendukung proses pencapaian net zero emission, khususnya di sektor maritim. 

Melalui seminar ini, perusahaan juga ingin menyampaikan kepada publik tentang inovasi penggunaan solar panel pada armada tugboat milik PT Hasnur Internasional Shipping Tbk sebagai inisiatif awal dan langkah nyata dalam mengurangi emisi gas karbon.

Berdasarkan data Kementerian Perhubungan tahun 2019, Indonesia memiliki 9.801 unit tugboat dan 9.818 unit barge yang tersebar di seluruh wilayah nusantara, menjadikan sektor ini sangat vital bagi kelancaran transportasi laut dan logistik nasional. Namun, kontribusi emisi karbon dari sektor ini cukup signifikan, mengingat tingginya konsumsi bahan bakar fosil dalam operasional kapal-kapal tersebut.

Direktur Operasi PT. Hasnur Internasional Shipping Tbk, Laorentina Devi mengungkapkan, “Transformasi menuju operasional bisnis yang lebih ramah lingkungan merupakan sebuah keharusan bagi industri pelayaran, terutama di sektor tug and barge yang memiliki peran strategis dalam mendukung kelancaran logistik nasional. Melalui penggunaan alternatif energi terbarukan seperti solar panel, kami berupaya menjadi pionir dalam penerapan green shipping pada sektor tug and barge di Indonesia,” ucapnya.

Seminar ini, lanjut Devi, diselenggarakan sebagai bagian dari rangkaian kegiatan HUT ke-58 Hasnur Group pada bulan Agustus ini. Tema terkait green shipping pada seminar ini selaras dengan tema HUT ke-58 Hasnur Group yang mengedepankan keberlanjutan, yaitu “Innovation for Sustainable Future”.

Selain itu, seminar ini diharapkan dapat membangkitkan kesadaran di kalangan pelaku usaha pelayaran akan pentingnya menjaga kelangsungan energi dan lingkungan di dunia maritim. 

“Seminar ini juga akan memperkaya pengetahuan peserta mengenai potensi penggunaan energi baru terbarukan, regulasi terkait, serta studi nasional dan internasional dalam menjaga keberlanjutan dunia maritim,” tambah Devi.

Wakil Rektor ITS Bidang Riset, Inovasi, Kerja Sama dan Kealumnian, Agus Muhamad Hatta, S.T., M.Si., Ph.D. menyampaikan, amanah pendiri ITS adalah pengembangan di bidang maritime. 

“Untuk itu ITS berharap dengan kegiatan sharing hasil penelitian dan pengalaman praktis di lapangan dan memberikan banyak insight dalam pengembangan di bidang maritime khususnya kesiapan dalam menyongsong era net zero emission,” ujar Hatta.

Sedangkan Dekan Fakultas Teknologi Kelautan, Dr. Eng. Trika Pitana, S.T., M.Sc. menyambut dengan baik adanya kolaborasi antara alumni dan industry dengan kampus dalam pengembangan teknologi maritime.

Seminar ini dihadiri oleh para pembicara yang berkompeten di bidangnya, baik dari sisi regulator, pelaku industri maritim dan industri terkait, serta kalangan akademisi. 

Adapun seminar ini akan dibagi ke dalam tiga sesi yaitu, sesi keynote dengan topik “Marine Sustainable Energy: A Practical Approach, Regulator Insight, and Potency of Use, for Local Shipping Business to be Green Company” yang akan diisi oleh pembicara dari anggota legislatif, regulator, dan akademisi; sesi talkshow kedua dengan topik “Implementasi Green Shipping di sektor tugboat dan barge”; dan sesi talkshow ketiga dengan topik “Bahan Bakar Alternatif untuk Industri Pelayaran Berkelanjutan”. 

Dari hasil berbagai diskusi didapatkan beberapa insight yang antara lain perlu adanya kolaborasi yang serius diantara stakeholder di sector maritime mulai dari regulator, akademisi, dan pelaku industry untuk menuju green shipping untuk mendukung pengurangan emisi.

Dari sisi supply chain energi baru dan terbarukan untuk industry maritime perlu dukungan dari supply bahan bakar alternative seperti hydrogen dari PLN atau Pertamina serta infrastrukturnya. Sedangkan dari sisi teknologi, perlu peningkatan akselerasi kesiapan teknologi untuk diiterapkan di sector maritime terutama tugboat yang membutuhkan energi density yang cukup tinggi. 

Power Systems Sales Manager PT. Trakindo Utama, Heru Hermawan mengatakan bahwa, penggunaan bahar bakar alternative di bidang maritime memerlukan pemikiran alternative. 

“Dengan melihat karakteristik mesin diesel dan permintaan unjuk kerja kapal Tug Boat di Indonesia, Methanol sangat berpotensi menjadi bahan bakar rendah karbon untuk kapal Tug Boat di Indonesia,” ungka Heru.

Pernyataan itu juga dikuatkan oleh pernyataan  Kepala Departemen Teknik Sistem Perkapalan, Beny Cahyono, S.T., M.T., Ph.D.  yang sudah melakukan beberapa pengujian bahan bakar alternative low carbon. 

“Dimana methanol sebagai bahan bakar potensial untuk mesin dengan putaran tinggi, dan secepatnya bisa diaplikasikan di mesin kapal,” tegas Beny. 

Lebih lanjut, Devi menyampaikan harapan bahwa, seminar ini dapat menumbuhkan semangat dekarbonisasi di kalangan generasi muda untuk terus mempelopori perwujudan net zero emission dalam menjaga keberlanjutan dunia maritim. 

“Acara ini merupakan wujud nyata dari komitmen HIS dalam mendukung terciptanya lingkungan yang lebih hijau dan berkelanjutan di sektor pelayaran,” tutup Devi. (ari)