telusur.co.id - Bagi ummat Islam, mempunyai negara adalah sunnatullah karena negara diperlukan untuk menjaga maqashid al syar'i (tujuan syari'ah). Maqashid al syar'i itu ada lima, yakni menjaga agama (dien) menjaga jiwa (nafs), menjaga akal (aql) menjaga keturunan (nasab), dan menjaga harta (mal). 

Hal itu disampaikan Menko Polhukam RI, Prof Mahfud MD dalam acara silaturahmi dengan tokoh agama dan Forkompimda se Jawa Timur, Selasa malam (31/8/2022) secara virtual. Mahfud melanjutkan bahwa, ketika menyampaikan risalah Islam dan memimpin ummat Islam Nabi Muhammad juga mendirikan negara Madinah. 

“Negara Madinah yang dibangun oleh Nabi bersifat inklusif dan kosmopolit, yakni mempersatukan warga yang berbeda suku, ras, dan agama secara berkeadaban (madani) dengan toleransi, perlindungan hak manusia sesuai maqashid al syar'i yakni melindungi HAM dan membangun kesejahteraan umum dengan penegakan hukum dan keadilan,” terang Mahfud.

Mahfud MD menegaskan bahwa, prinsip mendirikan negara itu adalah mewujudkan maqashid al syar'i sedangkan sistem dan bentuk negaranya boleh apa saja seperti demokrasi, monarki, presidensiil, parlementer, republik, imarah, Mamlakah dan sebagainya. Yang penting prinsip maqashid al syar'i dipelihara.  

Islam, kata Mahfud, tidak mementingkan bentuk atau sistem tertentu tetapi mementingkan substansi (al jawhar) sesuai dengan kaidah, al ibrah fil Islam bi al jawhar la bi al madzhar. 

"Negara Indonesia berdasar Pancasila merupakan produk perjuangan dan ijtihad ulama dan ummat Islam yang bersama warga lainnya merebut kemerdekaan dari kolonialisme,” papar Mahfud MD dalam acara yang dihadiri oleh Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa dan Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elistianto Dardak serta Forkompimda Jawa Timur itu.  

Dari Pusat, Mahfud MD didampingi oleh Wamenag Zainut Tauhid Sa'adi, Kepala BNPB Letjen (TNI) Ganip Warsito, Sesmenko  Polhukam Letjen (TNI) Tri Suwandono, dan para pejabat Eselon I Kemenko Polhukam.  

Acara silaturahmi yang dihadiri oleh ribuan orang melalui lebih dari 950 saluran virtual itu juga mendialogkan penanganan Covid-19. Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa melaporkan penanganan Covid-19 yang masih memerlukan keseriusan dan dukungan para tokoh masyarakat, tokoh agama, dan ormas-ormas keagamaan.  

Mahfud MD menyampaikan apresiasi karena penanganan Covid-19 di Jatim berjalan cukup baik dan terus melandai.  

“Meski angka absolut positivity rate dan angka mortality rate agak tinggi tapi angka relatifnya masih cukup baik jika diletakkan dalam bingkai national rate karena penduduk Jawa Timur sangat besar, lebih dari 37 juta jiwa,” ujar Mahfud MD memberi apreasiasi terhadap penanganan Covid-19 di Jawa Timur. (ari)