telusur.co.id - Angka stunting di Jawa Timur masih tergolong tinggi, yakni mencapai 26,8%. Angka ini menunjukkan bahwa, ada masalah kesehatan yang cukup serius dan harus menjadi perhatian semua pihak. Pasalnya, pemerintah di tahun 2024 menargetkan angka stunting turun mencapai 14%.

Berangkat dari data tersebut, Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur menggelar Sosialisasi Penguatan Pendataan Keluarga dan Kelompok Sasaran Bangga Kecana.

Acara yang digelar di Wisata Edukasi Lembah Mbencirang, Desa Kebontunggul, Kecamatan Gondang ini dihadiri oleh sekitar 180 peserta yang mayoritas diikuti oleh ibu rumah tangga.

Mengawali sambutan, Kepala Desa Kebontunggul, Siandi mengucapkan, terimakasih atas kunjungan kerja Anggota Komisi IX DPR RI, Yahya berserta BKKBN Provinsi Jawa Timur di Wisata Edukasi Lembah Mbencirang.

"Kami merasa terhormat, karena desa kami dikunjungi oleh Anggota DPR RI beserta rombongan,” terang Pak Kades. Minggu, (05/9/2021).

Menimpali apa yang disampaikan oleh Kepala Desa, Yahya Zaini dalam sambutannya memuji ide dan karya Pemerintah Desa Kebontunggul atas inovasi Desa Wisatanya.

Yahya Zaini menambahkan, dalam permasalahan stunting perlu adanya gotong royong dari semua pihak tak terkecuali para ibu rumah tangga.

"Ibu rumah tangga harus paham betul tentang persoalan stunting, karena beliau-beliau ini adalah garda terdepan dalam menekan angka stunting,” tegas Yahya.

Perwakilan BKKBN Pusat, Eka Sulistya Edi Ningsuh menambahkan, stunting bisa dicegah dengan menekan pernikahan usia dini. 

"Edukasi agar tidak menikah pada usia dini harus ditingkatkan, karena itu langkah pencegahan awal yang bisa dilakukan oleh kita,” tambah Eka. 

Ia juga mengapresiasi pendataan keluarga di Kabupaten Mojokerto sudah mencapai 99,95%. 

Acara ditutup dengan pembagian doorprize dan sembako bagi para peserta yang hadir. (ari)