telusur.co.id - Invasi Rusia ke Ukraina telah menyebabkan krisis kemanusiaan dan dampak ekonomi, serta melanggar prinsip penyelesaian sengketa internasional secara damai yang tertuang dalam Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa. 

Mengingat hal tersebut, sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa ke-78 akan diadakan di markas besar New York pada tanggal 5 September, dengan tema "Membangun Kembali Kepercayaan dan Menghidupkan Kembali Solidaritas Global". 

Menjelang pertemuan, Direktur Jendral TETO Surabaya, Isaac Chiu menghimbau seluruh lapisan masyarakat di Indonesia untuk mendukung Taiwan masuk ke dalam sistem PBB. Taiwan bersedia dan mampu bekerja berdampingan dengan Indonesia untuk menjaga perdamaian dunia.
 
Taiwan, sebuah model demokrasi di Asia, terus menghadapi ancaman besar dari Tiongkok. Ketika kekuatan ekonomi dan militer Tiongkok tumbuh, Beijing semakin agresif menunjukkan kekuatan militernya untuk mengintimidasi Taiwan dan mengancam cara hidup demokratis Taiwan. 

“Termasuk mengirimkan pesawat dan kapal militer melintasi garis tengah Selat Taiwan, memasuki Zona Identifikasi Pertahanan Udara Taiwan, dan menggunakan taktik seperti disinformasi dan pemaksaan ekonomi dalam upaya mengubah status quo di Taiwan,” tambah Isaac pada keterangannya. Rabu, (30/8/2023).
 
Upaya ekspansi Tiongkok tidak berhenti di Taiwan. Tiongkok menggunakan aktivitas zona abu-abu di Laut Cina Selatan yang berbatasan dengan Indonesia, termasuk milisi maritim atau kapal penangkap ikan bersenjata yang berada langsung di bawah komando PLA, untuk memperluas kekuasaannya dan menegaskan klaim teritorialnya. 

“Tindakan-tindakan ini telah menimbulkan kekhawatiran bahwa perdamaian menjadi semakin sulit dipertahankan. Adalah kepentingan terbaik negara-negara Asia Tenggara dan Indonesia untuk bersama-sama menjaga perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan dan Laut Cina Selatan. Setiap hari, sekitar setengah dari lalu lintas peti kemas dunia melewati Selat Taiwan,” ucap Isaac.

Selain memainkan peran penting dalam rantai pasokan global, Taiwan juga memproduksi sebagian besar semikonduktor canggih yang dibutuhkan dunia. Konflik apa pun di kawasan ini akan menimbulkan konsekuensi yang sangat buruk bagi perekonomian global. Meskipun semua orang sepakat bahwa perang harus dihindari, untuk melakukan hal tersebut diperlukan toleransi, dialog, dan yang terpenting adalah solidaritas.
 
Perserikatan Bangsa-Bangsa masih menjadi platform terbaik untuk dialog global, namun Taiwan masih dikecualikan dari PBB karena kesalahan penafsiran Tiongkok terhadap Resolusi Majelis Umum PBB 2758. Resolusi tersebut tidak menyatakan Taiwan sebagai bagian dari Republik Rakyat Tiongkok, juga tidak memberikan hak kepada Republik Rakyat Tiongkok untuk mewakili rakyat Taiwan di PBB dan badan-badan khususnya. 

“Taiwan menyerukan kepada PBB untuk berpegang pada prinsip yang diiklankan yaitu "tidak meninggalkan siapa pun", mengizinkan Taiwan untuk berpartisipasi dalam sistem PBB, dan tidak mengecualikan Taiwan dari diskusi mengenai isu-isu yang memerlukan kerja sama global,” sambungnya.
 
Selama 60 tahun terakhir, Taiwan terus menjalin kerja sama internasional dengan negara-negara sahabat di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Direktur Jendral TETO Surabaya, Isaac Chiu menyerukan kepada seluruh lapisan masyarakat di Indonesia untuk mendukung partisipasi Taiwan di PBB. Agar Taiwan dapat berarti dalam sistem PBB yang akan dapat membantu negara-negara di dunia bekerja sama untuk memecahkan masalah-masalah global. 

“Fakta membuktikan bahwa,” Taiwan adalah mitra yang dapat diandalkan dan sangat diperlukan. Indonesia dan Taiwan mempunyai persahabatan yang telah lama terjalin. Demi menjaga kepentingan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia dan Taiwan, bekerjasama untuk menjaga perdamaian global,” tegas Isaac. (ari)