telusur.co.id - Taipei Economic and Trade Office (TETO) Surabaya menggelar perayaan Hari Nasional ke-114 Republik Tiongkok (Taiwan) di JW Marriott Surabaya. Acara ini dihadiri oleh berbagai tamu undangan dari kalangan pemerintahan, dunia usaha, akademisi, serta perwakilan komunitas Taiwan dan Indonesia.
Dalam sambutannya, perwakilan pemerintah Taiwan menyampaikan belasungkawa atas musibah yang menimpa Pesantren Al Khoziny di Jawa Timur.
“Atas nama pemerintah dan rakyat Taiwan, kami menyampaikan belasungkawa yang sedalam-dalamnya dan berdoa semoga Allah SWT melindungi serta menghibur keluarga yang berduka,” ucap Director General TETO Surabaya, Isaac C. Chiu. Selasa, (03/10/2025) malam.
Selain itu, ia juga mengucapkan terima kasih atas simpati masyarakat Indonesia terhadap kejadian meluapnya danau bendungan di Sungai Matai’an, Hualien, Taiwan.
Malam perayaan ini juga menjadi momentum untuk menegaskan posisi Taiwan di kancah global. Di bawah kepemimpinan Presiden Lai, Taiwan terus mengembangkan paradigma baru dalam kebebasan, demokrasi, perdamaian, kemakmuran, dan keberagaman yang inklusif.
“Taiwan kini menjadi negara poros yang berpengaruh dalam situasi global dan terus berkontribusi bagi dunia,” tambahnya.
Ia menegaskan bahwa, Resolusi Majelis Umum PBB Nomor 2758 tidak ada kaitannya dengan status internasional Taiwan.
“Fakta bahwa Taiwan dan China tidak berada di bawah yurisdiksi satu sama lain tidak dapat disangkal. Taiwan sebagai negara berdaulat berhak berpartisipasi dalam sistem Perserikatan Bangsa-Bangsa dan organisasi internasional lainnya,” sambung Isaac.
Taiwan juga berperan penting dalam menjaga stabilitas di kawasan Indo-Pasifik.
“Taiwan adalah perisai demokrasi yang menahan ancaman ekspansi otoriter dan menjadi bagian penting dari rantai nilai demokrasi global,” jelasnya.
Dari sisi ekonomi, Taiwan kini menjadi ekonomi terbesar ke-21 dunia, dengan peringkat tinggi dalam inovasi, kebebasan ekonomi, dan perawatan kesehatan. Taiwan juga memproduksi lebih dari 95% chip unggulan dunia dan lebih dari 90% server AI global.
Dalam konteks hubungan bilateral, Indonesia menjadi mitra dagang ke-15 Taiwan, dengan nilai perdagangan mencapai USD 10,786 juta.
“Jawa Timur menjadi basis penting bagi industri sepatu, furnitur, dan teknologi asal Taiwan. Saat ini lebih dari 138 perusahaan Taiwan beroperasi di wilayah ini,” bebernya.
TETO Surabaya juga aktif menghubungkan pihak industri, pemerintah, dan akademisi dari Taiwan, Amerika, serta Indonesia. Salah satunya melalui penyelenggaraan Seminar Internasional Semikonduktor untuk mendukung pengembangan industri semikonduktor di Indonesia.
Lebih lanjut, ia menekankan bahwa, Taiwan terus memperkuat hubungan dengan Indonesia bagian timur melalui diplomasi komprehensif.
“Saat ini lebih dari 350.000 warga Indonesia tinggal di Taiwan, termasuk lebih dari 20.000 pelajar. Komunitas alumni Taiwan di Jawa Timur menjadi kekuatan penting dalam mempererat persahabatan kedua pihak,” sebutnya.
TETO juga berkomitmen mendorong pemulihan penerbangan langsung antara Taiwan dan Surabaya agar mobilitas perdagangan, pariwisata, akademik, dan kunjungan keluarga menjadi lebih mudah.
“Taiwan dengan hangat menyambut teman-teman Indonesia untuk berkunjung dan memperkuat kerja sama demi kemajuan bersama. Kami akan terus berupaya memperdalam hubungan bilateral Taiwan dan Indonesia bagian timur,” tutup Isaac. (ari)



