telusur.co.id - Setelah sukses melakukan edukasi bahaya stunting atau gangguan pertumbuhan pada anak dan pelatihan kewirausahaan Volume 1 Bantu dalam program Bantu Negeri dengan 8 titik di kabupaten Sidoarjo dan kota Surabaya.

Penerus Negeri, (salah satu elemen relawan Prabowo-Gibran Jawa Timur) kembali menggelar kegiatan Bantu Negeri Volume 2, di kabupaten Sidoarjo, Malang, dan Madiun.

Kali ini, kegiatan yang bertajuk "Bantu Negeri" dilaksanakan di pada 6 Titik yang tersebar di tiga kabupaten. Titik yang telah terselenggara antara lain di Sidoarjo berlokasi di Kecamatan Candi dan Kecamatan Tulangan.

Kegiatan yang di Kecamatan Candi dan Tulangan diikuti oleh lebih darir 200 peserta per titik. Hal tersebut menunjukan antusiasime partisipan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat akan bahayanya sunting bagi generasi penerus bangsa. Selain itu juga meningkatkan taraf hidup mereka melalui penguatan ekonomi keluarga.

Wakil Bendahara Penerus Negeri Jatim, Ita Lydia Grace Violita yang menjadi salah satu narasumber dalam kegiatan tersebut menjelaskan bahwa, tingkat stunting sebagai dampak kurang gizi pada balita di Indonesia masih melampaui batas yang ditetapkan WHO.

Berdasarkan data Survei Status Gizi Nasional (SSGI) tahun 2022, prevalensi stunting di Indonesia di angka 21,6%. Jumlah ini menurun dibanding tahun sebelumnya yaitu 24,4%. Walaupun menurun, angka tersebut masih tinggi, mengingat target prevalensi stunting di tahun 2024 sebesar 14% dan standard WHO di bawah 20%.

"Kasus stunting banyak ditemukan di daerah dengan kemiskinan tinggi dan tingkat pendidikan yang rendah," ucap Yusuf Assegaf yang akrab dipanggil Yusuf saat memberikan edukasi di daerah Candi.

Ia menegaskan, stunting berpotensi memperlambat perkembangan otak, dengan dampak jangka panjang berupa keterbelakangan mental, rendahnya kemampuan belajar, dan risiko serangan penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi, hingga obesitas.

"Inilah yang mendasari komitmen kami untuk konsen pada dua persoalan tersebut. Kami ingin membantu secara menyeluruh, kalau kita beri pemahaman tentang bahaya stunting saja tetapi dari sisi hulunya, yaitu ekonomi masyarakat tidak kita tata, maka hasilnya tidak akan maksimal. Pemahaman tentang stunting kita tingkatkan, kesejahteraan ekonominya juga kita tingkatkan melalui pelatihan wirausaha," ucap Ketua Penerus Negeri Jawa Timur, Arditto Grahadi.

Lebih lanjut ia menegaskan, Penerus Negeri adalah relawan Prabowo-Gibran untuk anak muda milenial dan Gen Z. Oleh karena itu, tim ini fokus pada persoalan yang melatarbelakangi generasi muda serta memberikan ruang untuk anak muda untuk berkreasi sehingga menjadikan mereka generasi yang unggul dan berkualitas.
 
Pada kesempatan tersebut, Penerus Negeri Jawa Timur juga memberikan edukasi tentang kebersihan dan pentingnya pengelolaan sampah, menukarkan sampah yang sudah dipilah dengan sembako. 

“Dari sisi pemberdayaan ekonomi, selain memberikan pelatihan kewirausahaan Penerus Negeri juga memberikan bantuan usaha kepada 10 orang di tiap kecamatan dengan nominal masing-masing Rp 500 ribu kepada pelaku umkm di setiap titik,” ungkap Ditto, sapaan akrabnya.

Pada kesempatan yang sama, Dewan Pembina Penerus Negeri, H. M. Ali Affandi La Nyalla Mahmud Mattalitti menegaskan bahwa, edukasi tentang stunting dan pelatihan kewirausahaan menjadi paket lengkap untuk mencetak generasi muda yang unggul dan berkualitas.

"Generasi muda adalah penerus bangsa. Mereka harus disiapkan, harus dibina dan diarahkan, baik secara keilmuan, mental dan spiritual, serta ekonomi agar tujuan pemerintah Indonesia Emas di 2045 bisa terwujud," urai Mas Andi, sapaan akrabnya.

Untuk itulah kegiatan "Bantu Negeri" yang diinisiasi oleh Penerus Negeri tersebut menjadi sangat penting dalam upaya membantu masyarakat secara langsung sesuai dengan program Prabowo-Gibran yaitu pencegahan stunting dan pelatihan wirausaha. 

Mas Andi yang saat ini menjabat sebagai Ketua Kadin Surabaya menegaskan, jiwa kewirausahaan memang harus ditanamkan sejak dini untuk memacu generasi muda berani menembangkan usaha sendiri atau berwirausaha.

"Karena salah satu syarat untuk menjadi negara maju ialah jumlah pelaku entrepreneur atau wirausahawan harus lebih dari 14% dari rasio penduduknya," jelasnya.

Oleh karena itu ia berharap, program Penerus Negeri bisa mencetak wirausaha dari daerah masing-masing dan mampu membentuk anak-anak muda yang berkualitas unggul untuk menjadi wirausaha, pemimpin masa depan, dan lain sebagainya.

Koordinator Bantu Negeri, Lukman I. Marpaung menegaskan, kegiatan edukasi bahaya stunting dan pelatihan kewirausahaan akan terus dilakukan oleh Penerus Negeri.

"Karena stunting dan kesejahteraan masyarakat menjadi salah satu isu penting yang diangkat dan menjadi program prioritas Prabowo-Gibran. Melalui kegiatan ini kami berharap masyarakat akan hidup lebih maju dan siap menyongsong Indonesia Emas di tahun 2045,” tutup Lukman. (ari)