telusur.co.id - Pada hari ini, Kamis, (04/6), Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson akan membuka Global Vaccine Summit (“KTT Gavi”), dalam upaya mendorong negara-negara dalam menggalang dana untuk menyediakan vaksin kepada jutaan penduduk di negara-negara miskin dan melindungi dunia dari kemungkinan pandemi lainnya.

Acara ini akan dihadiri oleh perwakilan lebih dari 50 negara, termasuk 35 kepala negara atau pemerintahan serta para pimpinan organisasi sektor privat dan kelompok masyarakat sipil. 

Acara ini diharapkan dapat menggalang dana sebesar $7.4 miliar (Rp 105 triliun) untuk Gavi agar dapat mengimunisasi 300 juta anak sebelum tahun 2025.

Penggalangan dana ini sangat diperlukan untuk melindungi anak-anak dari penyakit mematikan seperti polio, difteri, dan campak, serta memastikan pemulihan global dari virus corona. 

Pemberian imunisasi di negara-negara miskin juga akan memberikan dukungan kepada negara tersebut dalam menangani kasus virus corona.

Saat vaksin sudah ditemukan, maka Gavi akan memiliki peran penting untuk menyalurkannya ke seluruh dunia, memastikan pemulihan skala global, dan juga mengurangi risiko infeksi di masa depan.

Ahli kesehatan telah memberi peringatan jika virus ini dibiarkan menyebar di negara berkembang, maka dapat berujung pada gelombang infeksi baru di dunia. 

Penduduk yang sudah divaksinasi secara langsung melindungi diri mereka dan juga populasi di sekitarnya dengan menurunkan tingkat penyebaran dan infeksi.

Di pembukaan KTT hari ini, Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson akan mengatakan, “saya harap KTT ini dapat menjadi titik dimana seluruh dunia bersatu dalam pertarungan melawan penyakit ini.

Inggris adalah donor tunggal terbesar dalam upaya internasional menemukan vaksin virus corona, kami juga tetap akan menjadi donor terbesar di dunia kepada Gavi dengan kontribusi sebesar £1.65 miliar (Rp 29,3 triliun) selama lima tahun kedepan,” terangnya. Kamis, (04/6/2020).

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson akan menjadi tuan rumah “Global Vaccine Summit” (“KTT Gavi”) secara virtual hari ini. Lebih dari 50 negara dan organisasi akan berkumpul dan menggalang dana untuk organisasi vaksin internasional (Gavi, the Vaccine Alliance).

KTT ini bertujuan untuk menggalang dana sebesar $7.4 miliar (Rp 105 triliun) dalam rangka memberikan imunisasi kepada 300 juta anak-anak di negara-negara paling miskin dunia sebelum 2025.

“Saya mengajak semua untuk bergabung dengan kami dalam memperkuat kerja sama ini dan membuka sebuah era baru untuk kerja sama dalam bidang kesehatan, yang saya percaya merupakan ujian terpenting bagi kita semua saat ini,” ajaknya.

Perdana Menteri Boris Johnson juga akan didampingi oleh Bill Gates (Ketua Bill & Melinda Gates Foundation) dan Dr. Ngozi Okonjo-Iweala (Ketua dari Dewan Gavi).

Perhatian dunia saat ini terfokus kepada virus corona. Namun demikian, WHO, UNICEF, dan Gavi telah memperingatkan bahwa pandemi ini telah mengganggu proses vaksin rutin yang berdampak terhadap sekitar 80 juta anak-anak dibawah umur 1 tahun di 68 negara.

Inggris adalah pendukung Gavi terbesar saat ini, dimana Menteri Pembangunan Internasional Inggris Anne-Marie Trevelyan telah mengumumkan pendanaan dari Inggris untuk Gavi sebesar £1.65 miliar (Rp 29,3 triliun) yang dapat memberikan vaksinasi kepada 75 juta anak-anak.

Menteri Pembangunan Internasional Inggris, Anne-Marie Trevelyan, yang juga akan ikut serta dalam KTT hari ini, mengatakan, “perhatian dunia saat ini terfokus kepada penanganan virus corona. Tapi kita tidak bisa membiarkan pandemi ini mengganggu imunisasi rutin di negara-negara miskin yang nantinya dapat menyebabkan penyebaran penyakit mematikan lainnya,” tambahnya.

“Kami memahami manfaat vaksin, oleh sebab itu kami perlu dukungan dana lebih untuk Gavi, agar kita bisa meneruskan tugas ini untuk menyelamatkan jutaan anak-anak dan melindungi semua dari penyakit menular,” imbuh Anne.

Di KTT nanti, Presiden Burkina Faso, Ethiopia, dan Bangladesh akan menjelaskan bagaimana Gavi telah menyelamatkan penduduk di negara mereka dan juga memperkuat ketahanan sitem kesehatan negara mereka terhadap penyakit menular.

Petugas kesehatan juga akan berbagi mengenai pengalaman mereka di garda depan, seperti memberikan imunisasi di Republik Demokratik Kongo dalam kasus Ebola.

CEO Gavi, the Vaccine Alliance, Dr Seth Berkley mengatakan, “selama dua dekade terakhir, kita telah melihat perkembangan menakjubkan dalam memperluas cakupan pemberian imunisasi di negara-negara paling miskin di dunia: jumlah anak-anak yang terlindungi dari penyakit saat ini adalah yang terbanyak sepanjang sejarah.

“Namun, pencapaian historis ini terancam karena Covid-19 telah mengganggu program imunisasi di seluruh dunia. Sangat mungkin kita menghadapi kemunculan kembali penyakit menular seperti campak, polio, dan demam kuning,” ucap Berkley.

“Inilah mengapa KTT Gavi ini sangatlah penting untuk mempertemukan pemimpin-pemimpin dunia yang dipimpin oleh Inggris membangun sistem keamanan kesehatan global, dan melindungi kita dari pandemi lainnya.

Gavi, dengan dukungan Inggris, berupaya mengatasi kebutuhan mendesak yang timbul akibat virus corona ini, termasuk menyediakan kebutuhan medis serta meningkatkan pengujian dan pengawasan terhadap penyakit ini.

Sebagai bagian dari upaya global untuk menemukan vaksin, Inggris juga merupakan donor tunggal terbesar untuk Koalisi Inovasi Kesiapsiagaan Epidemi (CEPI).

Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste, Owen Jenkins mengatakan, “kami sangat senang Indonesia dapat bergabung di KTT hari ini untuk mendukung penyediaan vaksin yang terjangkau bagi semua. Pesan tersebut akan terlihat dari video Menteri Kesehatan RI, Terawan Agus Putranto yang dapat disaksikan di seluruh penjuru dunia.

“Virus tidak peduli perbatasan. Oleh karena itu, empati, ambisi, dan imajinasi kita pun harus lintas perbatasan. Hari ini merupakan salah satu pencapaian kita bersama dalam penyusunan sebuah respon global,” paparnya.

Pengalaman GAVI dalam menyalurkan vaksin ke pelosok dunia akan sangat penting saat kita melangkah ke depan. Kita belum memiliki vaksin Covid-19, tapi prosesnya sedang berjalan. 

Donasi yang terkumpul hari ini sangat berarti, karena saat vaksin tersebut sudah ada, maka Gavi akan memiliki sumber daya yang cukup untuk menyalurkannya secara cepat dan efisien.

“Saya senang bahwa besok, saya akan berdiskusi dengan pejabat dan ilmuwan Indonesia, yang juga bergabung dalam Newton Fund.

Serta membahas tujuan konferensi ini untuk Indonesia. Inggris dan Indonesia telah bekerja sama dalam lebih dari seratus proyek riset ilmiah melalui Newton Fund,” sambungnya.

Posisi Inggris dalam tatanan ilmu pengetahuan global, dan melalui 21 proyek yang dijalankannya untuk mengatasi Covid-19, menjadikan Inggris mitra yang tepat untuk kerja sama ini.

“Saya harap rekan-rekan media dapat bergabung bersama kami dalam Konferensi Pers dan Tanya Jawab pada besok, Jumat, 5 Juli 2020 pukul 11.00 WIB,” tutupnya. (ari)