telusur.co.id - Mantan perwira intelijen militer dari Badan Intelijen Pusat Amerika Serikat atau CIA, Philip Giraldi mengeluarkan pernyataan mengejutkan tentang virus corona COVID-19.

Dalam artikel yang diterbitkan Strategic Culture Foundation

Giraldi menyebutkan, bahwa virus corona tidak terjadi karena proses alami melalui mutasi genetika.

Melainkan sengaja diproduksi di sebuah laboratorium. Dan disebutkan pula bahwa untuk menciptakan virus AS berkonspirasi dengan Israel. Seperti yang dilansir kronologi.id. Minggu, (22/3/2020).

Berikut bunyi pernyataannya:

Laporan media arus utama yang paling umum dilaporkan tentang penciptaan Coronavirus menunjukkan bahwa itu berasal dari mikroorganisme yang ditularkan oleh hewan yang ditemukan dalam kelelawar liar yang dikonsumsi oleh seorang warga etnis China di Wuhan.

Tetapi tampaknya ada beberapa bukti untuk membantah bahwa di provinsi-provinsi yang berdekatan di Cina, di mana kelelawar liar lebih banyak, belum mengalami wabah besar penyakit ini.

Karena itu dan faktor-faktor lain, ada juga spekulasi yang signifikan bahwa Coronavirus tidak terjadi secara alami melalui mutasi melainkan diproduksi di laboratorium, mungkin sebagai agen perang biologis.

Beberapa laporan menunjukkan bahwa, ada komponen virus yang terkait dengan HIV yang tidak mungkin terjadi secara alami. Jika benar bahwa virus telah dikembangkan atau bahkan diproduksi untuk dipersenjatai, lebih lanjut akan menyarankan bahwa pelariannya dari Institut Virologi Wuhan dan masuk ke populasi hewan dan manusia bisa saja tidak disengaja. 

Teknisi yang bekerja di lingkungan seperti itu sadar bahwa “kebocoran” dari laboratorium sering terjadi.

Tentu saja dan tidak dapat dihindari, ada teori lain. Ada beberapa spekulasi bahwa karena Pemerintahan Trump telah terus-menerus mengangkat masalah meningkatnya daya saing global Tiongkok sebagai ancaman langsung terhadap keamanan nasional Amerika dan dominasi ekonomi.

Maka mungkin saja Washington telah menciptakan dan melepaskan virus dalam upaya untuk membawa pertumbuhan ekonomi Beijing dan militer mungkin turun beberapa tingkat.

Memang, sulit untuk percaya bahwa bahkan Gedung Putih Trump akan melakukan sesuatu yang begitu sembrono, tetapi ada preseden untuk jenis perilaku itu. 

Pada tahun 2005-2009, pemerintah Amerika dan Israel secara diam-diam mengembangkan virus komputer yang disebut Stuxnet, yang dimaksudkan untuk merusak sistem kontrol dan pengoperasian komputer Iran yang digunakan dalam program penelitian nuklir negara itu.

Diakui Stuxnet dimaksudkan untuk merusak komputer, bukan untuk menginfeksi atau membunuh manusia, tetapi kekhawatiran bahwa itu akan menyebar dan pindah ke menginfeksi komputer di luar Iran terbukti akurat karena menyebar ke ribuan PC di luar Iran, di negara-negara sejauh Cina, Jerman, Kazakhstan, dan Indonesia. (rin/ari)