telusur.co.id - Luar biasa, prestasi membanggakan diraih Serda Pom Muhammad Nur Wahono, Bintara Remaja yang baru menyelesaikan Pendidikan Pertama Bintara (Dikmaba) Angkatan ke-40 Gelombang-2 Kodikdukum Kodiklatal ini merupakan anak seorang petani atas nama Hadi Wahono yang beralamatkan Jl. Martapura Utara RT 02 RW 04, Dusun Barang, Desa Arjowinangun Kec. Pacitan, Kab. Pacitan, Jawa Timur.
Bintara Remaja anak ke-1 dari dua bersaudara tersebut mendapatkan anugerah medali yang disematkan langsung Komandan Kodikdukum Kodiklatal Laksma TNI Budi Raharjo bersamaan dengan prosesi penutupan pendidikan yang dilaksanakan di lapangan Laut Seram Kesatrian Kodiklatal Bumimoro Surabaya. Kamis, (30/9/2021).
Adapun yang menjadi kebanggan Wahono, panggilan akrab Bintara ini bahwa, dirinya meraih prestasi ini setelah menyisihkan nominasi dari perwakilan siswa lima Pusdik dibawah Kodikdukum.
Ke-lima Pusdik tersebut Pusat Pendidikan Teknik (Pusdiktek), Pusat Pendidikan Elektronika (Pusdiklek), Pusat Pendidikan Bantuan Administrasi (Pusdikbanmin), Pusat Pendidikan Polisi Militer (Pusdikpomal) dan Pusat Pendidikan Kesehatan (Pusdikkes). Adapun aspek penilaian untuk menjadi yang terbaik adalah gabungan dari nilai Akademis, nilai Kejuangan dan nilai Kesamaptaan.
Sementara itu, Dankodikdukum Laksma TNI Budi Raharjo dalam sambutannya menyampaikan, ucapan selamat atas keberhasilan para siswa dalam menyelesaikan program pendidikan Dikmaba di lima Pusdik di bawah Kodikdukum dengan lancar tanpa mengalami kendala yang berarti.
Menurutnya keberhasilan tersebut berkat kesungguhan, motivasi, dan tekad serta semangat para peserta untuk mengikuti program pendidikan dengan sebaik-baiknya sebagai modal pengabdian dalam penugasan.
Dirinya menyadari untuk menjadi cakap dan profesional tidak cukup dengan mengenyam pendidikan atau menimba ilmu baik secara teori maupun praktek di lembaga pendidikan saja.
Diharapkan setelah lulus dari Kodiklatal, agar disamping menuntut pemahaman dan penghayatan juga memerlukan penerapan, pengembangan dan penjabaran sesuai dengan tugas yang akan dihadapi.
Menurutnya, Bintara sebagai tulang punggung kesatuan selaku penghubung dan pelaksana dalam tugas pekerjaan sehari-hari. Maka dari itu upaya-upaya pembekalan diri tidak terpaku pada pendidikan formal semata akan tetapi harus terus merasa haus ilmu dan informasi yang berkembang diluar, khususnya yang menyangkut tugas dan pekerjaannya. (ari)