telusur.co.id - Mengawali karir fashion di Surabaya sejak tahun 2010, Embran Nawawi bersiap menanggalkan statusnya sebagai Designer di tahun 2024. Pada tahun 2023 ini, Embran Nawawi member kejutan besar dalam keterlibatannya di Lao Fashion Week 2023 di Vientiane, Laos pada 9 September lalu.

Diawali seorang Fashion Agent asal Vietnam yang mengunjungi akun Facebook Embran Nawawi pada akhir tahun 2014. Kemudian pihak Lao Fashion Week menghubunginya via Emial, dan mengundang untuk menjadi Guest Designer International bersama beberapa designer dari Thailand, Kamboja, Vietnam, Filipina, dan Jepang.

Sejak saat itu, Embran Nawawi selalu hadir dalam perhelatan Lao Fashion Week (LFW) dan dinobatkan sebagai Lao International Senior Designer pada tahun 2017. 

“Pada masa pandemi Covid-19 (2020-2021) LFW tidak dilaksanakan, dan pada tahun 2022 kembali dilaksanakan walau tidak mengundang designer International. Seluruh designer senior mengirimkan video fashion yang ditayangkan di LED saat acara berlangsung,” ujar Embran pada Ngopi Sore dan Ngobrol Fashion di Seventeen Skyview Lounge & Resto, Lt. 17 Harris Hotel Gubeng, Surabaya. Minggu, (17/9/2023) sore.

NJOMBANGAN

Setiap tahunnya, Embran Nawawi selalu mengenalkan batik Jawa Timur mulai dari Pamekasan, Banyuwangi, Surabaya dengan gaya fashion ready to wear ethnic trendy. 

Tahun 2023, kali pertamanya Embran Nawawi menampilkan karya tanpa batik tetapi tenun. Tenun asal Jombang berbahan katun dengan pewarna alam, karya dari UMKM Tenun Nusa.

“Mendapat apresiasi sebagai karya terimspiratif dan impresif. Saya menampilkan karya fashion yang terinspirasi dari sejarah Jombang yang merupakan kota yang memiliki sejarah dalam power (kekuatan), protection (perlindungan), faith (keimanan), dan craft (kerajinan),” ungkapnya.

Jombang masa lalu adalah kota yang memiliki kekuatan sepanjang jalur utara Jawa Timur yang melindungi kerajaan Mataram dalam pertempuranya dengan kerajaan Sriwijaya. 

“Dengan strategi perlindungan, maka patih kerajaan melindungi pangeran Airlangga, anak dari Raja Darmawangsa. Jombang sebagai pintu gerbang Kerajaan Majapahit banyak menyimpan sejarah meliputi Jawa Timur, Jawa Tengah dan Bali,” tukasnya.

Dari inspirasi sejarah tersebut, bagi Embran, tertuangkanlah ide busana ala pasukan perang dan pasukan santri Jombang (JOM yang berarti hijau simbol santri, dan BANG yang berarti abang atau merah untuk simbol nonsantri).

“Bentuk busana berupa bustier yang dibuat tengan teknik molding dari kain tenun dengan menggunakan lem berbentuk baju pelindung perang. Kemudian jubah atau outer yang mengesankan gaya santri masa itu. Menampilkan 16 koleksi di LFW bertemakan “Ethnic Modern Ready To Wear” dalam aliran fashion Avant Garde dan Couture menjadi satu,” sebutnya.

COLLABORATION

Embran Nawawi yang dikenal selalu berkolaborasi, pada Lao Fashion Week kali ini berkolaborasi dengan dua produk sebagai penunjang penting keseluruhan tampilan fashion nya. 

“Yang pertama Tenun Nusa, karya dari Bapak Nusa Amin dari Jombang, seorang perajin tenun berbahan katun100% dan pewarna alam. Tenun bergaris biru putih sederhana dipercayakan kepada saya untuk dijadikan sebuah karya fashion yang berbeda. Kepercayaan tersebut kami sambut dengan memasukkan konsep sejarah Jombang sebagai masterpiece-nya,” urai dia.

Selain berkolaborasi dengan UMKM Jawa Timur, Embran Nawawi juga berkolaborasi dengan designer aksesoris dari Filipina, Ann Lorio. Untuk keduakalinya, Ann Lorio mempercayakan koleksi aksesoriesnya pada koleksi fashion Embran berupa karya kerajinan dari Sea Glass (limbah kaca dari laut) yang dibuat aksesories cantik.

“Tanpa saya sadari, kolaborasi ini memperkuat konsep Sustainable fashion yang kita usung sejak masa pandemi Covid-19. Konsep Zerowaste pada beberapa outfit yang dibuat, material alami, dan pewarnaan alam, serta limbah kaca dari laut Filipina membuat Njombangan patut mendapat apresiasi sebagai Creative Fashion & Fashion Impresive di ajang LFW 2023 di Vientiane, Laos,” tutupnya. (ari)