telusur.co.id - Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Muhammadiyah (UM)Surabaya berlangsung sejak 28 Juli hingga 28 Agustus 2021 dengan mengusung tema “Bangkit dan Berdaya Menuju Kemandirian Desa Melalui Adaptasi Teknologi di Masa New Normal”.
KKN tahun ini masih sama dengan tahun lalu, karena dilaksanakan dalam suasana pandemi Covid-19, sehingga harus dilaksanakan secara individu di masing-masing kampung halaman mahasiswa.
Namun hal itu tidak menyurutkan tekad mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surabaya untuk terus berkarya dan menghasilkan kebermanfaatan bagi lingkungan sekitar sehingga salah satu fungsi mahasiswa selain menjadi agen perubahan juga sebagai agen pemberdayaan masyarakat bisa diImplementasikan dengan baik.
Salah satu Kelompok KKN yang ikut ambil bagian adalah Back To Village (BTV) Rungkut 2 Surabaya yang saat ini sedang melakukan program pemberdayaan petani di Kel. Gunung Anyar Kec. Rungkut, Kota Surabaya.
Sebagaimana kita ketahui bahwa, dampak Covid-19 terhadap sektor pertanian khususnya petani tradisional sangat besar, di samping kesulitan memasarkan hasil pertanian karena kalah bersaing dengan produk impor, ongkos produksi yang dikeluarkan pun cukup besar karena harga pupuk dan obat-obatan pertanian cenderung mahal. Pada masa pandemi Covid-19 ini harga pupuk non organik cukup mahal dan langka.
“Saya mencari pupuk khusus untuk tanaman saya kemana-mana habis, kalaupun ada harganya sangat tidak wajar,” terang Mustaqim, salah satu Petani yang memiliki lahan di Kelurahan Gunung Anyar.
Kesulitan petani memperoleh pupuk yang harganya mahal ini membuat Mahasiswa KKN Back To Village (BTV) Rungkut 2 Surabaya tergerak untuk membuat alternatif solusi yaitu dengan pembuatan pupuk organik cair dimana pupuk ini memiliki fungsi yang sama dengan pupuk anorganik bahkan lebih ramah lingkungan dan non pestisida sehingga aman untuk kesehatan.
Saat pandemi Covid-19 ini, kesehatan merupakan hal utama yang wajib dijaga oleh semua orang hal ini sejalan dengan program pemerintah yaitu menjaga pola hidup sehat supaya terhindar dari berbagai macam virus di samping membuat beberapa kebijakan di antaranya pembatasan sosial dan penerapan Prokes.
Pembuatan pupuk organik cair ini memanfaatkan sisa hasil budidaya pertanian diantaranya adalah daun-daun tanaman yang sudah tidak produktif, rumput-rumput dan tanaman liar yang menggangu tanaman produksi serta gulma yang merupakan penyebab utama tanaman menjadi tidak produktif, bahan-bahan sisa dan tanaman yang tidak bermanfaat tersebut kemudian dikumpulkan lalu dibuat kompos, dari kompos ini dicairkan melalui proses kimiawi alami selama 15 hari.
Diharapkan dengan pupuk organik ini disamping membantu petani dalam hal keekonomian juga bisa menghasilkan produk pertanian yang ramah lingkungan dan baik untuk kesehatan dengan cara mengonsumsi makanan yang bebas pestisida dan bernutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh.
Penggunaan pupuk organik alam yang dapat dipergunakan untuk membantu mengatasi kendala produksi pertanian yaitu pupuk organik cair. Pupuk organik cair merupakan salah satu jenis pupuk yang banyak beredar di pasaran. Pupuk organik cair kebanyakan diaplikasikan melalui daun atau disebut sebagai pupuk cair daun yang mengandung hara makro dan mikro esensial.
Pupuk organik cair mempunyai beberapa manfaat di antaranya dapat mendorong dan meningkatkan pembentukan klorofil daun dan pembentukan bintil akar pada tanaman leguminosae, sehingga meningkatkan kemampuan fotosintesis tanaman dan penyerapan nitrogen dari udara, dapat meningkatkan vigor tanaman.
Sehingga tanaman menjadi kokoh dan kuat, meningkatkan daya tahan tanaman terhadap kekeringan, cekaman cuaca, dan serangan patogen penyebab penyakit, merangsang pertumbuhan cabang produksi, serta meningkatkan pembentukan bunga dan bakal buah, serta mengurangi gugurnya daun, bunga, dan bakal buah (Anonim 2004).
Pemberian pupuk organik cair harus memperhatikan konsentrasi atau dosis yang diaplikasikan terhadap tanaman. Dari beberapa penelitian menunjukkan bahwa, pemberian pupuk organik cair melalui daun memberikan pertumbuhan dan hasil tanaman yang lebih baik daripada pemberian melalui tanah (Hanolo 1997).
Pada program ini, mahasiswa KKN Back To Village (BTV) Rungkut 2 Surabaya juga membagikan masker kain 3 lapis, hand sanitizer dan melakukan penyemprotan desinfektan pada fasilitas publik dan rumah warga.
“Saya sangat mendukung prorgam KKN ini karena dapat membantu kami khusunya warga RT kami dalam mensosialisasikan Prokes dan menyadarkan masyarakat akan habaya Covid-19,” ujar Ketua RT, Agustinus saat diminta izin pelaksaan KKN. (ari)