telusur.co.id - Pilwali Surabaya 2020 semakin menarik perhatian banyak pihak. Diprediksi bakal muncul dinamika-dinamkia baru hingga mendekati pelaksanaan Pemilihan Walikota-Wakil Walikota Surabaya, tahun 2020.

Analisa itu, dilontarkan oleh Manajer Operasional Akurat Surve Terukur Indonesia (ASTI) Jawa Timur, Baihaki Siraj.

Menurut Baihaki, Pilwali Surabaya paling mendapat perhatian dari banyak pihak. Menurutnya, sangat wajar, karena Surabaya merupakan Ibu Kota Provinsi Jawa Timur yang selama sepuluh tahun terakhir banyak mengalami kemajuan dibawah kepemimpinan Tri Rismaharini.

Lanjut Baihaki, semua pihak, termasuk partai politik akan berusaha memberikan dukungan pada tokoh terbaik untuk memimpin Surabaya. 

Wajar, bila dinamikanya selalu memunculkan kejutan baru, seperti munculnya sosok Machfud Arifin (MA) sebagai Calon Walikota Surabaya.

Disebutkan, sosok Machfud Arifin, sejak menyatakan kesiapannya maju dalam Pilwali Surabaya dukungan dari partai politik terus mengalir, dan kini mantan Kapolda Jatim itu sudah mengantongi dukungan yang cukup untuk mendaftar sebagai Calon Walikota Surabaya. 

Dia menyebut dinamika itu menjadi perhatian khusus bagi PDI Perjuangan sebagai partai yang selalu menempatkan kadernya termasuk di Walikota Surabaya. Sebut saja Bambang DH, hingga Tri Rismaharini.

Menurut Baihaki, PDIP tentu tidak ingin kehilangan kadernya di Walikota Surabaya. Sehingga, bila sebelumnya santer kabar PDIP akan mengusung beberapa tokoh baik internal maupun eksternal, seperti Eri Cahyadi (Kepala Bappeko), Wisnu Sakti Buana (Wakil Walikota Surabaya), Armuji (Mantan Ketua DPRD Kota Surabaya) dan beberapa nama lainnya.

"Jika melihat dinamika yang ada, keliatannya PDIP akan mengusung Puti di Pilwali Surabaya, dan bisa saja berpasangan dengan Pak Eri. Jadi Puti-Ery," jelas Baihaki. Seperti yang dilansir infonews.id. Kamis, (27/2/2020).

Jika itu terjadi, PDIP akan solid di Pilwali Surabaya. Beberapa faksi yang kemarin bersaing dalam memperebutkan tiket maju di Pilwali akan bersatu demi memenangkan Puti.

"Jadi Puti lebih bisa diterima oleh semua kelompok di PDIP," tegas Baihaki.

Jika itu dilakukan, mesin partai akan bisa gerak cepat dan solid untuk memenangkannya. Figur Puti sebagai tokoh perempuan juga akan lebih muda menggaet suara perempuan di Surabaya. Diturunkannya Puti di Pilwali Surabaya tentu untuk menang, tidak mungkin Puti akan dibuat kalah dua kali seperti pada Pilgub Jatim kemarin.

"Ini juga pertaruhan trah Soekarno kalau benar Puti yang dicalonkan," tegasnya.

Maka, bila benar PDIP merekom Puti-Ery, tentu Mahfud Arifin harus berpikir lebih cermat lagi untuk menentukan sosok wakilnya. 

Jika sebelumnya sempat santer Mahfud akan menggandeng Azrul, itu perlu dipertimbangkan.

"Kalau saya justru mengusulkan Mahfud gandeng Ning Lia untuk menyaingi Puti-Ery," usul Baihaki.

Bila terwujud Mahfud- Ning Lia, maka pertarungan Pilwali Surabaya akan semakin sengit. Mahfud akan semakin mendapat sumbangan dukungan yang besar dari kekuatan sosok Ning Lia.

"Ning Lia pasti mampu mendongkrak suara Pak Mahfud. Di kalangan perempuan mudah dapat dukungan, selain itu perempuan NU seperti Muslimat dan Fatayat, tentun Ning Lia lebih muda diterima, dan yang tak kalah penting, Ning Lia sososknya juga masih muda, jadi pasti bisa menggaet suara milenial di Kota Surabaya," tukas Baihaki. (dji/ari)