telusur.co.id - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sidoarjo Jawa Timur tengah menggodok langkah baru, melombakan program kampung tangguh Covid-19 sebagai bentuk rangsangan kepada masyarakat mengantisipasi penyebaran virus corona atau Covid-19.

Anggota DPR RI sebut, Kampung Tangguh merupakan langkah yang tepat Pemda di tengah-tengah keputusasaan dalam rangka menanggulangi dan memutus penyebaran Covid-19.

Beberapa pengamat kebijakan publik menilai. Langkah ini di anggap keliru dalam menjalankan program prioritas di tengah pandemi Covid-19. 

Wacana perlombaan kampung tangguh dalam inovasi tatanan normal baru bagi pemerintah daerah merupakan bukti kegiatan ini menghamburkan uang negara.

Sebelumnya, Wakil Bupati Sidoarjo Nur Achmad Syaifudin mengatakan, "semua desa kelurahan yang ada di Kabupaten Sidoarjo diharapkan mendirikan kampung tangguh dan sudah disiapkan dana stimulus dari Pemkab Sidoarjo yakni setiap kampung tangguh akan dibantu Rp 7 juta,” ujarnya.

Menanggapi hal tersebut, Anggota DPR RI Fraksi Partai Gerindra, Rahmat Muhajirin mengatakan, pembentukan kampung tangguh menjadi salah satu upaya yang tepat untuk saat ini. Setelah banyaknya anggaran yang sudah dikeluarkan dalam rangka pencegahan penanggulangan merebaknya wabah Covid-19.

Yang dilanjutkan PSBB Pertama dan Kedua. Dan meloncat pemberlakuan ke New Normal, walaupun grafik PDP dan ODP naik kwantitasnya. alias tidak menunjukan hasil yang signifikan untuk menghentikan penyebaran penularan Covid-19 di Sidoarjo.

"Melombakan serta Memperluas kampung tangguh menjadi suatu langkah yang tepat kooperatif untuk saat ini. Karena tidak ada cara lain untuk mengajak masyarakat faham apa itu Covid- 19 dan bahanya.

Serta mengajak dan menggerakkan masyarakat untuk lebih disiplin lagi, dalam menatap kehidupan pan New Normal kedepan,“ terang Rahmat Muhajjirin saat dihubungi via telepon. Jumat, (26/6/2020).

Menurutnya, ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum melombakan wilayah tersebut sebagai kampung tangguh percontohan. 

Mengenai dana stimulus Rp 7 juta per kampung yang akan disiapkan, harus benar-benar diperhitungkan dan dikaji dengan matang manfaat dan mudhoratnya. Jangan sampai ada double anggaran. Protokol kesehatan, ketahanan pangan, humas, dan lainnya juga harus diperhatikan.

Menjelang tatanan hidup baru ini, Rahmat Muhajirin menambahan, tidak hanya menetapkan kampung tangguh. Namun tokoh masyarakat serta para kyai dan ulama yang dipercaya masyarakat, harus digandeng.

“Dan dilibatkan ikut serta sosialisasi dan memberi spirit kepada masyarakat untuk memperkuat keyakinan dalam mempercepat dan menanggulangi serta memutus penyebaran virus covid-19 di Sidoarjo,” tegas Rahmat. (ari)