telusur.co.id - Sosialisasi adaptasi kebiasaan baru semakin gencar dilaksanakan oleh Bupati Ponorogo, Ipong Muchlissoni. Diawali dengan memperbolehkan berkegiatan pada sektor peribadatan, kemudian dilanjutkan pada sektor pariwisata, dan saat ini pada sektor kegiatan masyarakat.

Perguruan pencak silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Ranting Siman, menggelar kegiatan tes kenaikan tingkat. Bertempat di Gedung Olahraga IAIN Ponorogo, yang diikuti 257 siswa sabuk putih, yang berasal dari 16 Rayon.

Kegiatan ini dapat berlangsung setelah melengkapi persyaratan izin mengadakan kegiatan dengan protokol adaptasi kebiasaan baru, seperti fasilitas cuci tangan, dan jaga jarak. 

“Kami dari panitia kegiatan dan tim testing telah melengkapi semua protokol adaptasi kebiasaan baru, utamanya jaga jarak bagi para peserta, dan menggunakan masker bagi para panitia maupun tim testing,” lugas salah satu panitia, Rudiansyah. Minggu, (09/8/2020).

Sebagai salah satu kabupaten yang memiliki perguruan pencak silat terbanyak di Indonesia, PSHT Ranting Siman mengharapkan ini dapat dicontoh oleh perguruan lain terkait dengan penerapan protokol adaptasi kebiasaan baru untuk kegiatan pencak silat.

"Saat ini ponorogo memang masih dalam kondisi Covid-19. Pencak silat adalah salah satu bentuk budaya yang juga harus dilestarikan. 

Maka dari itu, daripada pelestarian ini terhenti, lebih baik tetap kita jalankan dengan tetap mematuhi imbauan dari pemerintah, yakni adaptasi kebiasaan baru. Menggunakan masker, jaga jarak, dan sering cuci tangan sebelum dan sesudah latihan (pencak silat - red),” tukas Rudiansyah. (hnf)