telusur.co.id - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) melakukan pertemuan dengan UNDP Administrator Mr. Acim Steiner. Hal yang dibicarakan dalam pertemuan tersebut antara lain dukungan SDGs Financial Hub.

UNDP memiliki kontribusi yang signifikan terhadap berbagai program dan kebijakan pembangunan di Indonesia. Ada sekitar 40 proyek senilai lebih dari USD 250 juta yang berfokus pada pembangunan manusia yang inklusif, transformasi ekonomi, ketahanan iklim, pemberdayaan perempuan, kesetaraan gender, dan yang terpenting adalah inovasi untuk mempercepat SDGs.

Sebagaimana diketahui, Indonesia merupakan salah satu negara pelopor Integrated National Financial Framework (INFF). Dalam kesempatan itu, Menteri mengatakan percaya bahwa, INFF harus membawa pendekatan yang lebih sistematis dan holistik dalam pembiayaan, sementara pada saat yang sama mengeksplorasi mekanisme pembiayaan yang lebih inovatif.

 “Ini penting, karena Presiden kita mengamanatkan untuk terus mencapai SDGs tanpa mengurangi target,” terang Suharso Monoarfa. Selasa, (13/7/2021).

Untuk mengoperasionalkan INFF, Indonesia berencana mendirikan SDGs Financing Hub, sebagai upaya untuk mengatur pembiayaan untuk mendukung pencapaian SDGs. Pemerintah Indonesia telah menghasilkan studi komprehensif tentang ini, bekerjasama dengan Price Waterhouse Cooper (PWC), dan dukungan dari UNDP.

Dalam hal ini, pemerintah pada awalnya akan berbagi sebagian besar kebutuhan investasi untuk SDGs. Namun porsi tersebut akan dikurangi secara bertahap untuk diisi oleh sumber pembiayaan lainnya.  

Indonesia telah menetapkan skenario pada tahun 2025-2030, bahwa kontribusi pemerintah terhadap investasi SDGs akan sekitar 57,7% dan non-pemerintah akan menjadi sekitar 42,3% atau USD1.383 juta dalam skenario tinggi. Oleh karena itu, sangat penting untuk memobilisasi dan mensinergikan semua jenis keuangan (publik, swasta, domestik, dan internasional). 

SDGs Financing Hub diharapkan dapat berfungsi sebagai platform koordinasi pembiayaan, pembuatan kecocokan proyek, dan penyatuan semua sumber termasuk pembiayaan inovatif. 

Indonesia telah bekerja sama dengan UNDP untuk mengembangkan SDGs Investor Map dan SDGs costing dengan ADB, sebagai referensi khususnya bagi impact investor untuk mendukung implementasi SDGs di Indonesia. 

Dalam hal ini, pemerintah akan terus memainkan peran kunci dalam pembiayaan SDGs dan berupaya menciptakan iklim usaha yang lebih baik untuk membantu menutup kesenjangan pembiayaan. 

“Kami mengharapkan dukungan berkelanjutan dari para ahli dan praktik terbaik internasional UNDP untuk mempercepat implementasi INFF dan operasionalisasi SDGs Financing Hub,” tambah Suharso. 

Menteri juga berharap dengan mendapatkan lebih banyak keahlian dan dukungan dari UNDP, dalam waktu tidak lebih dari dua tahun, Pusat Pembiayaan SDGs dapat dioperasionalkan sepenuhnya. (ari)