telusur.co.id - Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra), Ali Mazi mengajak segenap anggota Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) memperkuat eksistensi Universitas Insan Cita Indonesia (UICI).

Hal tersebut disampaikan oleh Ali Mazi dalam sambutan di acara roadshow penerimaan mahasiswa baru (PMB) UICI dengan tema Penguatan Peran KAHMI dalam Mendorong Eksistensi UICI. Senin, (14/2/2022).

Ali Mazi mengatakan, dengan memperkuat eksistensi UICI, maka diharapkan KAHMI dapat mengambil peran yang lebih besar dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang unggul dan berkualitas.

“Oleh karena itu, penting bagi segenap anggota KAHMI memantapkan komitmen mendorong eksistensi UICI sehingga dapat mengambil peran yang lebih besar dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia, yang unggul dan berkualitas. Yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, serta mampu bersaing dalam derasnya arus kompetisi global,” terang Ali Mazi.

Ali Mazi menyampaikan pemerintah provinsi (Pemprov) Sultra mendukung UICI untuk menghadirkan generasi bangsa yang kreatif, inovatif, dan berakhlaq mulia.

“Serta menjadi warga negara yang bertanggungjawab dengan prinsip keteladanan yang selalu menjunjung tinggi nilai-nilai ideologi pancasila, dan persatuan bangsa untuk mewujudkan kemajuan dan kemakmuran masyarakat secara adil, merata, dan berkelanjutan,” tuturnya.

Lebih lanjut, ia mengharapkan peran serta para alumni HMI atau KAHMI dalam membangun kemajuan daerah. Menurutnya, keberadaan alumni HMI atau KAHMI banyak tersebar di berbagai bidang dengan ragam profesi dan latar belakang keilmuan, sehingga dapat menjadi modal berharga dalam rangka mewujudkan cita-cita bersama.

Sementara itu, Koordinator Presidium Majelis Wilayah (Korpres MW) KAHMI Sultra, Abdul Kadir mengatakan, UICI memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk mengakses pendidikan tinggi.

Kemudahan itu terutama dirasakan bagi lulusan SMA dan SMK sederajat yang punya orientasi langsung mencari lapangan pekerjaan. UICI memberikan kesempatan tamatan SMA dan SMK sederajat untuk kuliah sambil bekerja.

“UICI terasa sekali manfaatnya bagi tamatan SMA, SMK, Madrasah Aliyah (MA), yang lahir di lingkungan keluarga yang secara ekonomi tidak beruntung, yang selalu berorientasi langsung mencari lapangan kerja. Maka kehadiran UICI memberikan kesempatan bagi tamatan SMA, SMK, Madrasah Aliyah, sambil bekerja mereka diberi ruang untuk mengenyam pendidikan. Sambil bekerja bisa sambil kuliah,” jelas Abdul Kadir.

Yang kedua, lanjut Abdul Kadir, adalah bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) yang karena tuntutan disiplin dan peningkatan kinerja tidak bisa meninggalkan ruang kerja. Kehadiran UICI memberikan kesempatan bagi mereka untuk kuliah sambil bekerja. Dengan kemudahan tersebut, Abdul Kadir berharap UICI menjadi perguruan tinggi yang menarik bagi masyarakat Sultra.

Sementara itu, anggota Majelis Pendidikan Tinggi KAHMI (MPTK), Prof Asep Saefuddin dalam sambutannya mengatakan bahwa, UICI merupakan pionir pendidikan berbasis digital.

“Untuk itu kalaulah nanti dari Sultra ada ratusan, bahkan ribuan mahasiswa masuk UICI, maka pikiran kami di majelis pendidikan tinggi, maka provinsi itu akan menjadi pionir di dalam kemajuan,” papar Prof Asep.

Prof. Asep menyampaikan di UICI, mahasiswa diajakarkan tentang pendidikan masa depan. “Apa itu pendidikan masa depan? Yaitu pendidikan yang bisa menjadi leader dengan digital teknologi di masyarakat society 5.0,” tegas Prof Asep.

Selain mengajarkan pendidikan masa depan, UICI juga mengajarkan tentang karakter. Yaitu karakter akhlaqul karimah, karakter kolaboratif, karakter inovatif, dan karakter kreatif.

Kegiatan Roadshow PMB UICI ini diisi dengan sosialisasi UICI sebagai perguruan tinggi digital pertama di Indonesia yang disampaikan oleh Rektor UICI, Prof Laode Masihu Kamaluddin.

Hadir dalam kesempatan itu Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sultra, Asrun Lio, Bupati Buton, La Bakry, Bupati Muna Barat, Ahmad Lamani, Plt. Walikota Baubau, La Ode Ahmad Monianse, dan Ketua DPRD Buton Tengah, Boby Ertanto. (ari)