telusur.co.id - Orangtua atau wali santri Kalimantan Barat bersyukur dan berterima kasih karena aspirasinya telah dikawal oleh Anggota DPR RI Dapil Kalbar 1, Alifudin dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Menjelang kembalinya para santri ke pondok pesantren di Kalimantan Barat yang akan dimulai pada (04/21) mendatang.
Sebelumnya, sempat diwarnai keberatan dari para wali santri, dikarenakan adanya kebijakan Gubernur Kalimantan Barat untuk melalukan swab test PCR jika ingin masuk ke wilayah Kalbar, yang sangat merogoh kocek para wali santri di tengah kesulitan ekonomi di masa pandemi.
Kabar tersebut langsung sampai di telinga Anggota Komisi IX, Alifudin, pada saat sedang mengadakan reses di Kalimantan Barat pada (11/03/2021) lalu.
Mendengar kabar tersebut, tentu Alifudin tidaklah diam, pada kesempatan Rapat Dengar Pendapat (RDP) pada (16/03/2021) dengan Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, Alifudin langsung menyampaikan asprirasi wali santri mengenai keberatannya akan biaya yang harus dikeluarkan untuk swab test PCR menjelang kembalinya ke Kalimantan Barat.
“Kami sangat berterima kasih, dan mengucapkan syukur atas apa yang diperjuangkan oleh wakil rakyat kita yaitu Pak Alifudin, atas disampaikannya asprirasi kami dari para santri,” terang, salah satu orangtua santri, Iwan Rimawan saat dihubungi. Sabtu, (27/3/2021).
Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji akan membuat kebijakan untuk memberikan bantuan pemeriksaan swab PCR para santri yang datang pada libur Ramadhan, untuk meringankan biaya saat kepulangan para santri asal Kalbar.
“Para santri hanya menggunakan surat keterangan swab rapid antigen dengan hasil negatif, namun Pemprov Kalbar akan membantu melakukan swab PCR di bandara kedatangan, beber Sutarmidji saat memberikan sambutan pada kegiatan Kunker Spesifik Komisi IX DPR RI ke Kalbar.
Kebijakan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat menjadi jawaban atas doa dan ikhtiar para santri yang ingin pulang ke Kalimantan Barat saat libur bulan Ramadhan, namun secara teknis belum disosialisasikan kepada para santri atau wali santri Kalimantan Barat yang mondok di luar Pulau Kalimantan.
“Kami juga berterima kasih kepada Pak Gubernur (Sutarmidji) atas kebijakannya, namun harapannya secara teknis bisa disampaikan bagaimana kami bisa naik pesawat dari bandara keberangkatan dan diidentifikasi, maka kami ingin ada sosialisasi untuk penjelasan teknisnya, dan semua pihak bisa bersama-sama mengawal kebijakan yang baik ini,” papar Iwan. (ari)