telusur.co.id - UMKM Semanggi di Sememi, Surabaya, merupakan salah satu contoh pelaku usaha tradisional yang masih bertahan di tengah tantangan modernisasi. Penjual semanggi ini umumnya mengandalkan pemasaran langsung ke konsumen di sekitar lingkungan mereka. 

Semanggi, makanan tradisional khas Surabaya, terdiri dari daun semanggi yang direbus dan disajikan dengan bumbu kacang yang khas. Meskipun makanan ini semakin jarang ditemukan, para pedagang semanggi di Sememi terus berupaya menjaga kelestarian kuliner tersebut sebagai bagian dari identitas budaya lokal.

Kondisi UMKM Semanggi saat ini tidak terlepas dari berbagai tantangan, terutama dalam hal persaingan dengan makanan cepat saji modern dan kendala pemasaran. 

Mereka cenderung masih mengandalkan cara-cara tradisional dalam memasarkan produk, seperti berjualan di pasar-pasar atau berkeliling di kawasan perumahan. Kesulitan dalam mengakses teknologi digital dan kurangnya pengetahuan mengenai platform e-commerce membuat mereka kurang kompetitif dibandingkan dengan pelaku usaha kuliner modern yang memanfaatkan media sosial dan aplikasi pengiriman online.

Universitas Negeri Surabaya (UNESA) hadir kepada UMKM Semanggi di Kelurahan Sememi, Surabaya untuk memberikan pelatihan dan pendampingan pengelolaan keuangan. Bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) pengelolaan keuangan dinilai sangat krusial dalam menjaga keberlangsungan dan pertumbuhan bisnis. 

Keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran, pengelolaan hutang, serta pencatatan transaksi yang rapi adalah elemen penting dalam mengelola keuangan UMKM secara efektif. 

Tim yang diketuai oleh Prof. Dr. Susanti, M.Si. ini memberikan gambaran perencanaan yang matang, pengeluaran-pengeluaran ini dapat menggerus keuntungan bisnis. Oleh karena itu, UMKM harus menata sistem pencatatan internal mereka untuk memantau arus kas dan menjaga kestabilan finansial.

Tim yang beranggotakan Han Tantri Handini, Achmad Kautsar, dan Fresha Kharisma ini juga memberikan dorongan pentingnya mengembangkan pemasaran digital. 

Dengan semakin maraknya digitalisasi dan kemudahan akses ke teknologi, platform e-commerce seperti Shopee menjadi sarana yang potensial bagi UMKM Semanggi untuk memperluas pasar sekaligus meningkatkan efisiensi pengelolaan keuangan. Dengan Shopee, UMKM dapat memperluas jangkauan pelanggan tanpa harus membuka toko fisik, yang tentu saja menekan biaya operasional. 

“Selain itu, fitur-fitur seperti promosi, diskon, dan pengelolaan produk yang ditawarkan oleh Shopee membantu UMKM untuk lebih mudah memasarkan produk mereka kepada konsumen dengan biaya yang lebih terkendali,” ucap Prof Susanti lewat keterangannya. Jumat, (13/9/2024).

Pelatihan yang dibuka oleh Lurah Sememi, Ir. Okto Nurwanto, M.M. mengatakan, “Pelatihan semacam ini sangat diperlukan oleh UMKM Semanggi di Kelurahan kami. Kelurahan Sememi ini tidak pernah habis menghasilkan semanggi bagi masyarakat Surabaya dan sekitarnya,” ucapnya.

“Kami punya pertanian semanggi yang luas dan sumber daya manusia yang memadai untuk menjadikan olahan tanaman semanggi menjadi unggulan Kelurahan Sememi, Surabaya,” beber Okto. 

Pelatihan yang diikuti lebih dari 25 pemilik UMKM semanggi di Kelurahan Sememi ini dilaksanakan pada Senin, 8 Juli 2024 ini berjalan dengan baik. (ari)