telusur.co.id - Dalam pandemi Covid-19 yang terjadi hampir di seluruh dunia, di negara Indonesia khususnya tidak menjadikan alasan untuk tidak belajar, penerapan belajar di rumah untuk memutus rantai persebaran Covid-19.
Sehingga diperlakukan stay at home atau tinggal di rumah, bekerja, belajar dan beribadah dirumah, melalui daring atau online pembelajaran tetap dilaksanakan.
Seperti halnya yang dilakukan mahasiswa jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya (KTP FIP Unesa), Mega Novita Sari, terpaksa melakukan Ujian Seminar Proposal (Sempro) Skripsi di sawah, kesehariannya ia berada di Surabaya karena pandemi Covid-19. Ia harus pulang ke daerah asalnya dan belajar di rumah.
Mega (23) kelahiran Trucuk, Bojonegoro, Jatim ini selalu mengerjakan tugas di sawah tidak menutup kemungkinan ia juga melaksanakan Ujian Proposal Skripsinya di sawah.
Seperti yang dilakukan pada hari Senin, (04/5) tepat pukul 12.00 WIB. Ia melaksanakan ujian di sawah, yang berjarak 1 Km dari rumahnya. Meski terpapar teriknya matahari, ia tetap melaksanakan tanggung jawabnya untuk belajar.
“Di rumah saya sinyalnya sulit mas jika saya buat buka Google atau Zoom Meet muter terus, saya tertinggal materi dan tugas – tugas yang di sampaikan bapak ibu dosen melalui Zoom Meet atau Edmodo,” ujarnya. Senin, (04/5/2020).
Ia menambahkan, “saya mau ke Bojonegoro kota, tapi lingkungan saya lockdown. Sedangkan perkuliahan saya kan setiap hari. Saya bingung kalo mau nugas bagaimana. Sehingga saya arahkan HP saya ke sawah jalan terus,” lanjutnya.
“Eh.... ternyata sinyalnya mau masuk ya sudah saya nugasnya di sawah. Kebetulan rumah saya dekat dengan sawah di ujung sana 15 menitanlah jalan kaki. Itu pun ujian saya sempat tertunda gara-gara sinyalnya terputus. Temanteman yang memberi semangat saya,” papar Mega.
Dalam perjalanannya, mahasiswa yang akrab dipanggil mbak Anye ini seringkali dilontarkan petanyaan-pertanyaan wes mari topo ne? (Sudah selesai bertapanya -red) oleh tetangga dan warga yang sedang aktititas panen di sawah.
“Bagaimana tidak, melihat lingkungan sawah yang biasanya penuh dengan tanaman padi, dan jagung, tempat menggembala sapi dan kambing, kini dijadikannya tempat untuk belajar,” herannya.
Kendati demikian, ia tetap merasa enjoy dan bersyukur bisa belajar, meski kadang sering di buat gurauan teman-temannya saat Video Call saat pembelajaran berlangsung.
Ia berharap, Covid-19 ini segera berakhir agar dapat kembali melakukan aktivitas seperti biasanya, tidak ada batasan untuk belajar, dimana dan kapan saja.
Belajar tetap bisa dilakukan, terlebih di tengah pandemi Covid-19 saat ini. Tetap semangat, dan semoga kita semua lancar untuk menyelesaikan masa kuliah,” tutup Mega. (fir/dns/ari)