telusur.co.id - Sidoarjo yang memiliki potensi ekonomi pada ikan air tawar, terutama bandeng dan olahannya sudah dikenal sejak lama. Mulai dari otak-otak ikan bandeng, bandeng asap, bandeng presto, sambel bandeng, kerupuk bandeng, dan lainnya. Bandeng begitu diminati masyarakat karena kandungan gizinya yang dianggap lebih baik dari ikan salmon. 

Kandungan gizi ikan bandeng yang menyehatkan antara lain asam amino, protein, lemak sehat, dan berbagai vitamin seperti vitamin B12, B3, dan B6. Karena kandungan gizi ini, ikan bandeng dipercaya bisa menyehatkan jantung, mencegah anemia, menjaga kesehatan otak, dan memperkuat tulang.

Potensi oleh-oleh ini jika dikembangkan akan mendatangkan keuntungan yang sangat besar bagi Sidoarjo. Potensi ini juga perlu dikembangkan di wilayah sidoarjo khususnya di wilayah KP. Baru, Tambak Oso, Kecamatan Waru, karena lokasi ini berbatasan dengan Surabaya, dan dekat dengan Bandara Juanda. Berkaitan dengan hal itu, tentu dibutuhkan pengembangan pada warga lokal KP. Baru, Tambak Oso, Kec. Waru, Kab. Sidoarjo dalam mengembangkan potensi ini.

Di sisi lain, banyak wirausaha yang belum menerapkan pemasaran digital dalam usahanya. Padahal saat ini, wirausaha yang survive adalah yang dapat beradaptasi dengan perubahan dan perkembangan zaman, termasuk adaptasi bisnis dari sistem konvensional ke sistem digital. 

Salah satu bentuk indikator adaptasi digital ini adalah dapat memanfaatkan perangkat digital atau bisnis berbasis digital. Penggunaan perangkat digital sangat membantu wirausaha dalam perluasan jangkauan pemasaran. 

Jika pada zaman dahulu wirausaha harus memiliki toko dahulu di wilayah tertentu untuk dapat memasarkan produk di wilayah tersebut, maka sekarang dengan perkembangan teknologi dan digitalisasi dapat menjangkau customer-customer lebih luas dengan efektif dan efisien.

Alasan lain banyak UMKM di Sidoaorjo yang belum memanfaatkan digital adalah karena ketersediaan waktu. Mengutip laman resmi Diskop-UKM Jatim, Senin (20/3/2023), Tenaga Ahli dari KUKM Space Diskop-UKM Jatim, Tika Sulistya menyampaikan, beragam strategi marketing bisa dilakukan untuk menarik perhatian konsumen. 

Salah satunya melalui strategi marketing secara digital lewat konten di media sosial. Pelaku UMKM biasanya sudah kewalahan menjalankan keperluan teknis dan produksi yang menyita waktu, maka hal seperti marketing seringkali terabaikan, apa lagi untuk membuat konten dan mengeditnya.

Kegiatan pemberdayaan yang dilakukan oleh Program Studi Ekonomi Islam Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Negeri Surabaya (Prodi Ekis FEB UNESA) yang dilaksanakan Selasa (11/7/2023), berkolaborasi dengan Fakulty of Ekonomic and Muamalah Universitas Sains Islam Malaya (USIM) adalah edukasi dan pendampingan UMKM dalam rangka mengembangkan pemasaran dengan branding produk serta pengembangan pemasaran menuju digitalisasi. 

UMKM akan dikenalkan dengan cara membranding produk olahan ikan yang sudah diproduksi dengan strategi pemasaran yang komprehensif. Kemudian mengenalkan produk dan mempromosikannya melalui cara pemasaran digital yang mudah dan dapat diaplikasikan oleh pelaku UMKM di Sidoarjo. 

Tujuannya mengedukasi dan mendampingi UMKM adalah agar UMKM dapat menjangkau pasar lebih luas, yang kemudian akan berimplikasi pada skala produksi yang semakin tinggi dan menyerap tenaga kerja semakin banyak. Sehingga dalam jangka Panjang UMKM bisa memberikan kontribusi yang semakin besar pada pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

Tim yang beranggotakan Khusnul Fikriyah, S.E., M.SEI., Dr. Ahmad Ajib Ridlwan, S.Pd., M.SEI., Fitriah Dwi Susilowati, S.Sos., M.SM., Ach. Yasin, S.Pd., M.SEI., dan Dr. Wan Nur Fazni Binti Wan Mohamad Nazarie ini memberikan materi tentang branding produk, digitalisasi produk, dan materi tentang pentingnya mengelola pemasaran yang langsung disampaikan oleh Dr. Wan Nur Fazni Binti Wan Mohamad Nazarie yang disampaikan streaming secara langsung dari Malaysia.

Masyarakat sangat antusias dengan kegiatan pengabdian dari Program Studi Ekonomi Islam Universitas Negeri Surabaya (UNESA) yang berkolaborasi dengan Fakulty of Ekonomic and Muamalah Universitas Sains Islam Malaya (USIM) ini, bahkan berharap kegiatan PKM tidak hanya berupa edukasi, namun terus berlanjut dengan pendampingan UMKM. (ari)