telusur.co.id - Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS) menggandeng 4 UMKM Perkapalan dengan membuat cetakan kapal FRP bersama. Cetakan kapal bersama ini merupakan sumbangsih nyata peran strategis sebagai perguruan tinggi vokasi bidang perkapalan semakin memberikan.
Cetakan kapal FRP (Fiberglass Reinforced Plastic) dibuat karena merupakan komponen utama dalam setiap pembuatan kapal fiber dan dapat digunakan untuk produksi masal.
Cetakan kapal yang dibuat bersama 4 UMKM bidang perkapalan merupakan jenis multipurpose boat20 penumpang yang dapat digunakan berulang kali dan disesuaikan untuk berbagai tujuan.
Pembuatan cetakan kapal bersama jarang dilaksanakan karena biasanya galangan dan tempat produksi cenderung membuat sendiri cetakan kapal.
Melihat perkembangan dan tren produksi kapal multipurpose boat dengan ukuran 12 m sedang naik, PPNS dan UMKM berinisiatif membuat cetakan bersama untuk menjadi sharing resourse.
Cetakan yang baik dan multipurpose akan dapat digunakan berulang kali dan dapat digunakan bersama-sama. Program kerjasama ini akan sangat membantu Teaching Factory PPNS dan diharapkan membantu para UMKM bidang Perkapalan agar mampu terus berproduksi di tengah pandemi.
"Harga sebuah cetakan kapal tidak murah dan jika cetakan dibuat dan dapat digunakan berulang kali oleh PPNS dan UMKM, tentu akan bisa menekan biaya produksi kapal antara 10-20% tergantung bentuk kapal akhirnya," ujar Projek Priyonggo, Ketua Program Hibah Kemitraan PPNS, Projek Priyonggo di Bengkel Kayu - PPNS, Jl. Teknik Kimia, Kampus ITS. Jumat, (27/11/2020).
Program pembuatan cetakan kapal FRP kerjasama PPNS bersama UMKM ini didukung sepenuhnya oleh Dirjen Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri (Mitras DUDI).
Direktur PPNS, Eko Julianto menyampaikan bahwa, kapal saat ini akan sangat membantu konektivitas antar pulau di Indonesia.
“Melihat tren poros maritim, tol laut dan untuk konektivitas di laut, inovasi dan produksi kapal akan sangat berkembang. Namun, pendidikan bidang perkapalan di Indonesia memang harus didukung baik pemerintah dan bekerjasama dengan industri,” papar Eko.
4 UMKM yang terlibat proses pembuatan cetakan kapal adalah PT. Samudera Sinar Abadi, PT. Fiberboat Indonesia, PT. Javanese Boat, PT. Maju Bangkit Indonesia Group yang semuanya berlokasi di Jawa Timur.
Salah satu tujuan program kemitraan dengan UMKM adalah peningkatan kapasitas produksi dan kualitas SDM khususnya bidang perkapalan. Mengingat Jawa Timur saat ini menjadi salah satu pusat galangan terbesar di Indonesia.
“PPNS sebagai institusi pendidikan yang fokus pada bidang perkapalan dan teknologi penunjangnya, memiliki peran untuk terus meningkatkan inovasi dalam meningkatkan industri maritim di Indonesia,” tutur Eko Julianto. (ari)