telusur.co.id - Indonesia secara resmi telah ditunjuk sebagai tuan rumah Piala Dunia U 20 oleh Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA). Kegiatan ini direncanakan dilaksanakan oleh PSSI dan Kementerian Olah Raga pada tanggal 20 Mei sampai 11 Juni 2023. Perhelatan ini akan diwakili oleh perwakilan dari masing-masing konferedasi antar benua. Ada perwakilan dari AFC (Asia) yang terdiri; Irak Jepang, Korsel, Uzbekistan, dan Indonesia.
Perwakilan dari CAF (Afrika), antara lain; Gambia, Senegal, Nigeria dan Tunisia. Perwakilan dari CONCACAF (AmerikaTengah& Utara) yakni; Dominika. Guatemala, Honduras, dan Amerika Serikat. Perwakilan CONMEBOL (Amerika Selatan) antara lain; Brazil, Kolombia, Ekuador, Uruguay. Perwakilan dari OFC ( Oseania) terdiri dari; Fiji dan Selandia Baru, serta Perwakilan dari UEFA (Eropa) antara lain; Inggris, Perancis, Israel, Italia, dan Slowakia.
Keikusertaan Israel sebagai peserta Piala Dunia U 20 memicu kontroversi di dalam negeri kita. Terbaru, Gubernur Bali, I Wayan Koster berkirim surat kepada Kementerian Pemuda dan Olahraga dengan menyatakan menolak wilayah Bali dijadikan sebagai salah satu tuan rumah event besar ini. Penolakan ini di latar belakangi sikap adanya delegasi Israel dalam gelaran Piala Dunia U 20.
“Seperti kita ketahui bersama, Kementerian Pemuda dan Olah Raga telah mengajukan enam provinsi sebagai tuan rumah Piala Dunia U 20, antara lain; Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali dan Sumatera Selatan. Atas rencana ini, saya selaku Plt Ketua DPD PDI Perjuangan Jatim, saya menyatakan;
1. PDI Perjuangan Jatim menolak kedatangan delegasi Israel untuk bertandang dan bertanding di wilayah Jawa Timur pada gelaran Piala Dunia U 20 di Indonesia.
2. Menginstruksikan kepada Fraksi PDI Perjuangan di DPRD Jatim untuk menolak kehadiran delegasi dari Israel pada Piala Dunia U 20 di Jawa Timur. Penolakan itu perlu disampaikan secara terbuka dan tertulis kepada Gubernur Provinsi Jawa Timur.
3. Sikap penolakan PDI Perjuangan Jawa Timur ini didasarkan pada komitmen solidaritas terhadap perjuangan Bangsa Palestina atas perlawanan menghadapi aneksasi, penjajahan dan pembunuhan yang terus dilakukan oleh Israel terhadap Bangsa Palestina. Sikap PDI Perjuangan Jawa Timur ini sejalan dengan kebijakan politik yang pernah ditempuh oleh Presiden Soekarno dalam menempatkan delegasi olah raga dari Israel,” ungkap Said Abdullah. Rabu, (22/3/2023).
Pada tahun 1957 Indonesia lolos dari babak kualifikasi Piala Dunia tahun 1958 setelah Taiwan menyatakan pengunduran diri. Pada babak play off setelah Australia juga mengundurkan diri, Indonesia harus menghadapi Timnas Israel.
Saat akan menghadapi Timnas Israel, PSSI meminta pertandingan dilakukan ditempat yang netral, namun permintaan ini ditolak oleh FIFA. Atas kebijakan ini, Timnas Indonesia menyatakan mengundurkan diri dalam menghadapi Timnas Israel.
“Kebijakan serupa dilakukan oleh Presiden Soekarno kala Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games 1962. Saat itu Pemerintah Indonesia tidak memberikan visa kedatangan delegasi Israel, yang berakibat Indonesia lebih memilih membayar denda kepada Komite Olimpiade Dunia daripada menerima delegasi atlit Israel,” tambahnya.
Sikap Presiden Soekarno di atas sebagai cermin konsistensi Indonesia dalam melawan dan menghapuskan segala bentuk penjajahan, dan kolonialisme dibuka bumi.
“Sikap itu kami jadikan teladan dalam perjuangan politik melawan kolonialisme Pemerintah Israel terhadap Bangsa Palestina hingga saat ini. Apalagi Pembukaan UUD 1945 juga menegaskan agar Bangsa Indonesia ikut aktif dalam penjuangan melawan penjajahan,” tegas Said. (ari)