telusur.co.id - Pandemi Covid-19 di Indonesia membawa dampak yang signifikan, tidak hanya pada sisi ekonomi, namun juga gaya hidup. Kegiatan bercocok tanam merupakan ruang pelarian banyak orang untuk menyembuhkan diri dari kejenuhan dan sekarang menjadi hobi baru yang masif.
Permintaan atas tanaman pun melonjak drastis dari sebelumnya. Tidak berhenti di tanaman, keramik atau pot juga ikut terkena ramainya. Melihat momentum ini, tepat dirasa untuk memperkenalkan ke masyarakat luas mengenai seni botani dan keramik melalui Pameran Inhabitat : Panji Wisesa, yang digelar 25-29 November 2020 di Milieu Space, Surabaya.
Danis Sie, Specimenwerk menyatakan bahwa, di Indonesia pada umumnya seni botani hanya dipandang sebagai kajian visual sederhana saja, tanpa masyarakat menyadari bahwa sebenarnya ada nilai estetika dan keindahan tersendiri pada tumbuhan tersebut.
“Jika digabungkan dengan seni keramik berupa pot atau wadah dan seni botani, keduanya bisa menjadi satu karya seni yang utuh, indah, dan meningkatkan nilai atau value karya tersebut,” papar Danis pada Prescon Pameran Inhabitat di The Cactus (Lv.3) Mileu Space, Jl. Imam Bonjol No. 27, Surabaya. Rabu, (25/11/2020).
Ketika ditanya mengenai tajuk pameran Inhabitat, ia menyebutkan melalui nama tersebut ingin memperlihatkan bagaimana seniman yang memaknai habitat diri dalam merespon dan merasakan pengalaman bersinergi dengan alam serta tumbuhan.
“Pameran ini muncul karena ide dasarnya adalah ingin menggabungkan seni botani dan seni keramik. Kami, Sciencewerk Design, di bawah brand Specimenwerk sebagai konseptor dan koordinator pameran berkolaborasi bersama Panji Wisesa, seorang seniman keramik.
Pameran Inhabitat juga ada karena keikutsertaan dalam program Fasilitas Bidang Kebudayaan (FBK) Interaksi Budaya 2020 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud),” lugas Danis.
Program Fasilitasi Bidang Kebudayaan (FBK) Interaksi Budaya 2020 yang diprakarsai oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memberikan ruang bagi seniman untuk mewujudkan hasil karya seni mereka untuk lebih bisa dinikmati dan dijangkau oleh masyarakat, khususnya pemerhati seni keramik.
Hal ini sesuai dengan prinsip tujuan FBK Interaksi Budaya dimana program ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan apresiasi publik baik nasional maupun internasional terhadap kebudayaan lokal Indonesia, dalam hal ini direpresentasikan melalui karya seni keramik dan botani.
Seniman Keramik, Panji Wisesa mengaku sangat bersemangat untuk Pameran Inhabitat ini.
“Memang benar bahwa seni keramik sekarang memiliki daya tarik sendiri, mengingat banyak orang yang mulai berbondong-bondong mengoleksi tanaman. Ini adalah tantangan sekaligus peluang baik untuk semua seniman keramik,” terang Panji Wisesa.
Pria lulusan Kriya Keramik, Institut Teknologi Bandung (ITB) ini menyebutkan bahwa, sekarang adalah momentum yang tepat untuk seniman keramik mendapatkan social awareness sekaligus juga turut berperan dalam memperbaiki roda perekonomian di Indonesia.
“Pada Pameran Inhabitat kali ini, saya tidak hanya menampilkan karya saya sendiri, namun ada juga juga karya yang berkolaborasi dengan berbagai seniman muda lainnya. Menggaet seniman muda merupakan sebuah langkah yang penting, untuk selalu mendukung langkah kreativitas mereka,” ungkap Panji.
Ketua dari Komunitas Cactus and Succulent Society Indonesia (CSSI), Sugita Wijaya membenarkan adanya peningkatan dari masyarakat untuk berburu tanaman hias, khususnya sukulen dan kaktus.
“Sekarang orang-orang banyak yang koleksi kaktus dan sukulen, karena memang bentuknya yang unik serta cocok juga dijadikan ornamen desain interior di rumah,” imbuh Sugita.
Selain itu perawatan dari tanaman hias tersebut juga terbilang cukup mudah.
“Sekarang juga banyak yang menjadikan sukulen atau kaktus sebagai alternatif hadiah atau kado untuk orang-orang terdekatnya. Tanaman ini benar-benar memiliki segmentasi yang sangat luas. Ditambah lagi juga potnya unik, itu sangat mempengaruhi value dari kaktus atau sukulen tersebut,” sambung Sugita.
Manager Representative Milieu, Christie Erin sangat tersanjung tempatnya dijadikan lokasi pameran Inhabitat.
“Ini adalah acara yang harus selalu didukung, apalagi mengingat tahun 2020 merupakan tahun yang sangat menantang untuk kita semuanya.
Sebenarnya Milieu sudah pernah bekerjasama dengan Specimenwerk di event tahun lalu yang bertajuk Evolve. Disini kita mengulang kembali untuk memperkenalkan seni keramik dan botani ke seluruh masyarakat,” ujar Erin.
Ia juga mengingatkan bahwa, dalam pelaksanaan pameran Inhabitat, protokol kesehatan tetap dilaksanakan oleh Milieu.
“Acaranya gratis dan terbuka buat siapa saja yang mau datang, tapi tetap wajib melaksanakan protokol kesehatan ya,” tutur Erin.
Pameran Inhabitat by Panji Wisesa diselenggarakan pada tanggal 25-29 November 2020 di Milieu Space Lv.3 , Jl. Imam Bonjol No. 27, Surabaya.
Selama 5 hari ini akan menampilkan karya-karya seni keramik/pottery dan seni botani ini agar dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat pemerhati seni botani dan keramik.
Selain dapat menikmati karya seni yang ada, masyarakat berkesempatan untuk berinteraksi dengan seniman yang menampilkan karya mereka di event ini. (ari)