telusur.co.id - Meskipun bukan dilahirkan di kota Surabaya, tapi sudah lebih tiga dasawarsa tinggal di Surabaya menjadikan sebagai Wong Suroboyo (Orang Surabaya -red).
“Saya bisa seperti sekarang, hidup berkecukupan mempunyai tempat tinggal yang cukup nyaman untuk di tempati dan beberapa kendaraan roda empat sebagai alat transportasi digunakan untuk keluarganya adalah patut disyukuri.
Hidup saya ini bagaikan air mengalir saja. Apapun kondisinya tetap saya syukuri,” beber Warsito, mengawali perbincangan santai di Mall kawasan Mayjen Sungkono, Surabaya. Jumat, (24/7/2020).
Cak War, sapaan akrabnya, dirinya optimis bakal mendapatkan rekomendasi dari DPP PDI Perjuangan sebagai Bakal Cawawali Kota Surabaya mendampingi Bakal Cawali Kota Surabaya, yakni; Whisnu Sakti Buana (WS) dan Insya Allah dapat memenangi kontestasi Pilkada tahun 2020.
Karakter ciri orang Surabaya, menurut dia, sebenarnya adalah orangnya terbuka (egaliter), pantang menyerah, ulet, dinamis, bisa bekerjasama dengan siapa saja, gampang memaafkan dan relijius tentunya.
“Sebenarnya, gampang memimpin orang Surabaya ini untuk bisa maju dan berkembang sesuai yang diharapkan. Berikan contoh kepemimpinan yang baik, pasti akan diikuti oleh masyarakat,” terang bapak dua orang putra kelahiran Sukoharjo, 51 tahun lalu.
“Saya pernah menjadi Sekretaris Partai Hanura Kota Surabaya. Perolehan suaranya sebelum saya menjabat hanya sekitar 12.000 suara. Ketika saya menjabat, terjadi kenaikan yang sangat signifikan, perolehan suaranya, yakni, 68.000 suara. Itu adalah hasil kerja keras semuanya bisa dicapai,” papar suami Nunung Nurwidya.
“Sebelumnya, saya tidak pernah berpikir akan terjun dalam politik praktis dan masuk dalam dunia perpolitikan adalah tidak sengaja. Kebetulan om saya, yang pernah menjadi pimpinan BIN adalah temannya pak Wiranto, pendiri Partai Hanura. Saya diminta untuk membantu pak Wiranto di Partai Hanura.
Namun, akhirnya saya berseberangan dengan dengan Ketua Umum Partai Hanura, Oesman Sapta Odang (OSO) dan akhirnya harus keluar dari partai itu,” imbuh Cak War.
“Saya ini orang lapangan, dan banyak mengetahui kehidupan masyarakat ekonomi kelas bawah, sehingga tahu betul kondisi yang terjadi di masyarakat. Di Partai Hanura Jatim, saya pernah didapuk menjadi Sekretaris Partai,” ungkapnya.
“Saya juga pernah mencalonkan diri sebagai Walikota Mojokerto, dan mengeluarkan dana yang cukup besar, tapi tidak berhasil. Ya tidak apa-apa dan tidak meninggalkan persoalan apa pun, termasuk masalah keuangan. Semua terselesaikan dengan baik dan tidak meninggalkan masalah,” kata dia.
“Saya mencalonkan diri di PDI Perjuangan Kota menjadi Wakil Walikota Surabaya, karena saya merasa terpanggil untuk membantu masyarakat Kota Surabaya Cerdas, sesuai dengan visi dan misi saya ajukan di PDI Perjuangan,” sambungnya
“Untuk masalah ekonomi, saya sudah tuntas untuk mencukupi kebutuhan keluarga dan sudah saatnya untuk membantu masyarakat yang lebih luas,” lugas dia.
Lebih lanjut, problematika kota Surabaya hampir sama yang dialami dengan kota-kota besar lainnya, yakni; kemacetan lalu lintas, banjir dan polusi udara (lingkungan hidup).
“Visi yang saya tawarkan adalah mewujudkan pelayanan dan pembangunan yang berkualitas menuju Kota Surabaya Cerdas. Sedangkan misinya adalah meningkatkan kualitas SDM, mengurangi tingkat kemiskinan, meningkatkan kualitas dan kuantitas infrastruktur dan pelayanan dasar masyarakat, mengembangkan usaha kecil dan menengah untuk mewujudkan ekonomi kerakyatan.
Kemudian tak kalah penting yakn, menerapkan prinsip yang baik dan bersih serta bebas KKN, meningkatkan keamanan dan kenyamanan lingkungan masyarakat,” tambahnya.
Jika dia terpilih mendampingi Calon Wali kota Surabaya yang telah mendapatkan rekomendasi dari DPP PDI Perjuangan, Cak War siap bekerjasama dan ingin menuntaskan tugas yang akan diembankannya.
“Saya optimis dan siap bersaing dengan kandidat dari partai lain yang diusung oleh multi partai itu. Saya telah menyiapkan diri dan tidak akan berbenturan Calon Wali kota dalam menggalang massa untuk mendulang suara yang dibutuhkan,” ucapnya.
“Kebetulan saya mempunyai latar belakang di berbagai organisasi kemasyarakatan di antaranya; Front Komunitas Indonesia I sebagai Sekretaris, Yayasan Jati Diri Bangsa sebagai Ketua Harian, Ormas Perindo sebagai OKK dan sebagai Sekretaris HKTI Jawa Timur sampai sekarang,” ungkapnya.
Ia menambahkan, meskipun dirinya sudah tidak menjabat di partai, tetapi silaturahmi dengan teman-teman di partai tetap terjaga dengan baik. Malahan, komunikasi dengan berbagai elemen kemasyarakatan lainnya berjalan semakin intens sambil ngurusi usaha yang saya miliki sendiri.
Ia mengaku memiliki sejumlah kiat untuk dapat memenangi kontestasi Pilkada Surabaya tahun 2020, di tengah-tengah pandemi Covid-19 yang membuat masyarakat terpuruk.
“Semua elemen masyarakat adalah mitranya, dan tidak ada kamus musuh dalam kehidupannya. Semua adalah kawan dan tidak lawan, sehingga bisa bebas bergaul dengan semua lapisan masyarakat,” tutup Cak War. (b/ari)