telusur.co.id - Meninggalnya dua tenaga medis RSUD Sidoarjo baik itu dokter maupun perawat akibat terinfeksi Covid-19, menjadi perhatian Anggota DPRD Jawa Timur Fraksi PKB, Achmad Amir Aslichin.

Pria yang juga Anggota Komisi B DPRD Jatim itu meminta kepada pemerintah pusat, provinsi dan daerah untuk peduli terhadap kondisi kesehatan tenaga medis. 

Penanganan pasien yang berhubungan dengan Covid-19 harus lebih ekstra hati-hati. Termasuk kebutuhan Alat Pelindung Diri (APD) harus terpenuhi. Minggu, (21/06/2020).

Menurut Mas Iin, sapaan akrabnya, tenaga medis yang berjuang menangani pasien Orang Tanpa Gejala (OTG), Orang Dalam Pemantauan (ODP), dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) serta pasien positif Covid-19 sebagai ujung tombak meredam penularan virus menular itu. 

Mantan Anggota DPRD Sidoarjo dua periode tersebut berharap, APD dipenuhi secara rutin. Rumah sakit rujukan penanganan Covid-19 harus disuplai dengan baik sarana dan prasarananya. 

Selain APD, pemerintah harus memberikan jaminan khusus untuk perawatan kesehatan bagi tenaga medis. Agar imun dan stamina mereka bisa selalu terjaga dengan baik.

"Termasuk kualitas asuransi kesehatan maupun asuransi jiwanya juga harus ditingkatkan,” beber alumnus Universitas Airlangga (UNAIR) ini. 

Hingga kini, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jawa Timur mencatat ada 64 dokter positif Covid-19. Delapan di antaranya meninggal dunia. Selain yang tercatat IDI Jawa Timur, sebanyak 22 dokter residen Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK UA) juga positif Covid-19. 

Selain itu, Mas Iin juga turut prihatin dan berbelasungkawa yang amat mendalam terhadap dr Gatot Pramono. Dokter IGD RSUD Sidoarjo itu meninggal pada 19 Juni karena tertular Covid-19 saat menjalankan tugasnya. Ada juga perawat Sri Agustin yang juga meninggal pada 20 Juni dengan penyebab serupa.

"Tentu kasus meninggalnya tenaga medis akibat tertular Covid-19 menjadi kabar duka bagi kita semua," ungkap Mas Iin.

Melihat kejadian itu, Mas Iin meminta kepada masyarakat untuk tetap menjaga kedisiplinan. Salah satunya untuk tetap menerapkan physical distancing. Dengan memakai masker dan rajin cuci tangan. Penularan Covid-19 harus dicegah secara masif.

"Kita harus yakin dan bisa memutus mata rantai penyebaran virus menular itu," tandasnya. 

Sementara Ketua DPRD Sidoarjo, Usman juga turut prihatin dengan meninggalnya tenaga medis di RSUD Sidoarjo akibat tertular Covid-19. Dia berharap, penanganan pasien Covid-19 dilakukan dengan SOP yang tepat. Termasuk penyediaan APD memadai yang harus disuplai dan dibantu oleh pemerintah.

"Tenaga medis yang menangani pasien Covid-19 sangat berjasa untuk kesembuhan pasien tersebut. Karena itu jangan sepelekan kebutuhan APD bagi mereka," pungkasnya.

Di sisi lain, Ketua Panitia Kerja (Panja) Penanganan Covid-19 DPRD Sidoarjo, Choirul Hidayat meminta kebutuhan ruang isolasi segera dipenuhi. Hal itu sangat mendesak untuk menampung pasien virus corona yang terus meningkat di Jawa Timur.

"Masyarakat jangan sampai kendor dengan upaya pencegahan Covid-19," tutupnya. (ari)