Oleh : Dian Nur Cholidah

Sesuai judul di atas bahwa, manusia dalam pembangunan berkelanjutan sangat dan sangatlah penting. Jika tak ada manusia sendiri di bumi, maka taka da tujuan pembangunan berkelanjutan, sehingga bumi akan senyap.

Tentunya seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya manusia adalah subyek yang melakukan dengan begitu akan adanya perubahan atau kendala dari si factor manusia sendirilah yang akan merasakan dampak dari segala aktivitas salah satunya adanya tujuan pembangunan berkelanjutan.

Di Indonesia walaupun dari manusianya sendiri sering melakukan kesalahan, bahkan bisa dikatakan SDM Indonesia masih kurang mampu untuk melakukan pembangunan berkelanjutan yang sudah dicanangkan misalnya untuk pada tahun 2030.

Lalu ada data manurut republika bahwa modal sumber daya manusia (SDM) dinilai menjadi faktor penting dalam pembangunan. Proses pembangunan yang tidak mengutamakan modal SDM cenderung akan mengalami kegagalan,

Sebagai contoh kegagalan dari MDGs yang akhirnya melahirkan konsep baru, yakni Sustainable Development Goals (SDGs). SDGs merupakan dokumen yang menjadi acuan dalam rangka  transformasi dunia menuju 2030. Untuk mencapai Pembangunan Berkelanjutan (Transforming Our World) yang disepakati di New York 2 Agustus 2015 oleh 193 negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Masih ada 795 juta manusia yang hidup kelaparan dari 7 miliar penduduk dunia, sedangkan jumlah kemiskinan di Indonesia sekitar 28 juta dan di Jawa Timur sekitar 4,7 Juta. Sementara itu kerusakan lingkungan semakin parah yang disebabkan oleh banyaknya pembangunan infrastruktur seperti hotel, apartemen dan mal yang tidak seimbang sehingga menyebabkan banyak terjadinya banjir dan hujan es. Kesenjangan hidup di Indonesia juga masih tinggi.

Menurut data dari Wikipedia pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan yang memenuhi kebutuhan hidup masa sekarang dengan mempertimbangkan pemenuhan kebutuhan hidup generasi mendatang. Prinsip utama dalam pembangunan berkelanjutan ialah pertahanan kualitas hidup bagi seluruh manusia pada masa sekarang dan pada masa depan secara berkelanjutan. 

Sesuai penjelasan apa itu pembangunan berkelanjutan, tentunya manusia menjadi sangat penting untuk melakukan dan meminimalisir segala kesalahan maupun hambatan agar tujuan dari pembangunan berkelanjutan terstruktur baik hingga pada masa depan secara berkelanjutan.

Lalu apa saja yang bisa dilakukan manusia itu sendiri terutama di Indonesia meskipun pandemi, antara lain:

1)      Ada keselarasan, keserasian, keseimbangan, dan kebulatan yang utuh dalam seluruh kegiatan pembangunan. Pembangunan adalah untuk manusia dan bukan sebaliknya manusia untuk pembangunan. Dalam pembangunan dewasa ini dan jangka panjang, unsur manusia, unsur sosial budaya, dan unsur lainnya harus mendapat perhatian yang seimbang.

2)      Pembangunan adalah  merata untuk seluruh masyarakat dan di seluruh wilayah tanah air.

3)      Subyek dan obyek Pembangunan adalah manusia dan masyarakat Indonesia, sehingga pembangunan harus berkepribadian Indonesia dan menghasilkan manusia dan masyarakat maju yang tetap berkepriadian Indonesia pula.

4)      Pembangunan dilaksanakan bersama oleh masyarakat dan pemerintah. Masyarakat adalah pelaku utama pembangunan dan pemerintah berkewajiban untuk mengarahkan, membimbing, serta menciptakan suasana yang menunjang. Kegiatan masyarakat dan kegiatan Pemerintah saling mendukung, saling mengisi, dan saling melengkapi dalam satu kesatuan langkah menuju tercapainya tujuan pembangunan nasional.

Pemerintah sendiri menurut data dari kemenkeu untuk membantu kalangan pelaku usaha khususnya UMKM, pemerintah telah memberikan relaksasi pembayaran pinjaman, subsidi bunga melalui Kredit Usaha rakyat (KUR), bantuan modal kerja maupun mendorong pembelian barang dan jasa produksi dalam negeri serta produk UMKM.

Pemerintah telah menetapkan 201 proyek infrastruktur dan 10 program pembangunan sektor sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN) dengan total nilai investasi sekitar Rp 4.817 triliun. Diharapkan proyek dan program tersebut dapat membantu mendorong pertumbuhan dan distribusi ekonomi secara nasional dan Indonesia dapat keluar dari middle income trap. 

Lalu ada pemerintah telah menetapkan ekonomi hijau sebagai salah satu strategi utama transformasi ekonomi dalam jangka menengah panjang. Strategi ini juga akan membantu Indonesia dalam mewujudkan target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau SDGs. Pemerintah juga telah menetapkan arah kebijakan melalui Pembangunan Rendah Karbon. 

Hal ini dilakukan melalui penurunan dan intensitas emisi pada bidang prioritas meliputi energi, lahan, limbah, industri, dan kelautan. Melalui Nationally Determined Contributions (NDC), Indonesia berkomitmen menurunkan emisi GRK sebesar 29% dengan kemampuan sendiri atau 41% dengan bantuan internasional pada 2030 dari kondisi business as usual. Penurunan emisi GRK tersebut terutama akan didorong pada sektor Agriculture, Forest, and Land Use (AFOLU) serta energi.

*Penulis adalah Mahasiswi Program Studi Administrasi Publik, Fakultas Bisnis, Hukum, dan Ilmu Sosial Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida).