telusur.co.id - Tim peraih pendanaan Proyek Sosial PFMuda dari Universitas Negeri Surabaya meluncurkan aplikasi layanan persoalan disabilitas pertama di Indonesia (Inclupedia).
Peluncuran aplikasi Inclupedia ini dilakukan di Excelso Westown Wiyung, Jl. Raya Menganti Dukuh Karangan V N. 73, Babatan, Kecamatan Wiyung, Kota Surabaya, Jawa Timur, mulai pukul 13.00 hingga 16.00 WIB. Kamis, (19/5/2022).
Tujuan dari peluncuran ini adalah untuk mempublikasikan aplikasi Inclupedia agar manfaatnya dapat dirasakan oleh masyarakat luas, khususnya yang memiliki permasalahan seputar disabilitas. Aplikasi Inclupedia saat ini sudah bisa diunduh dan diinstall melalui Play Store.
Chief Marketing Officer (CMO) Inclupedia, Dwi Ardiansyah mengatakan harapannya bahwa, semoga aplikasi ini akan terus berkembang ke depannya, terutama dari segi layanan, agar pengguna memperoleh pengalaman yang memuaskan.
“Saya melihat potensi keberlanjutan aplikasi ini, masih banyak komponen yang dapat dikembangkan dan dimodifikasi. Jadi, kami terus berupaya membangun skema terbaik. Tentu saja kami tidak akan sembarangan dalam melakukan pengembangan, seluruh saran serta masukan dari berbagai pihak, termasuk pengguna, tentu akan menjadi bahan pertimbangan utama,” urai Dwi ketika diwawancarai usai acara peluncuran.
Aplikasi ini tidak hanya berfokus pada asesmen, melainkan juga menyediakan informasi seputar penanganan disabilitas, konsultasi, hingga lowongan pekerjaan yang berguna untuk menyalurkan bakat anak disabilitas agar dapat bekerja sesuai kompetensinya.
Skema inilah yang membuat mereka optimis akan besarnya kebermanfaatan yang dapat dirasakan oleh pengguna yang mengalami permasalahan seputar disabilitas.
Tim Inclupedia tidak memungkiri bahwa terdapat permasalahan umum yang dihadapi oleh aplikasi baru, yakni bug atau error yang terjadi pada sistem. Hal ini dirasa berpotensi mengganggu kenyamanan pengguna ketika mengoperasionalkan Inclupedia.
Dwi menegaskan, dalam menghadapi persaingan zaman, pemberdayaan disabilitas menjadi hal penting yang seringkali disepelekan. Oleh karena itu, Inclupedia berusaha memberikan layanan prima dari sektor teknologi agar persoalan tersebut tak berkepanjangan. Perlu monitoring secara berkala agar diperoleh hasil yang optimal.
“Kalau kualitas teknologinya tidak clear ya permasalahan ini juga tidak akan clear. Kami akan terus mengawal perjalanan dari aplikasi Inclupedia, karena SDM yang dimiliki negara kita dapat dikatakan sudah sangat mumpuni dalam soal-soal semacam ini. Maka, keberlanjutan dari Inclupedia tinggal bagaimana maintenance itu dilaksanakan secara terjadal dan berkala,” jelasnya.
Dwi melanjutkan, data mengenai kebutuhan dan keinginan pengguna menjadi salah satu hal terpenting yang perlu untuk diperbarui secara terus menerus. Target utamanya adalah bagaimana Inclupedia dapat terus bertahan di tengah gempuran persaingan start up yang sedemikian ramai. (ari)