telusur.co.id - Menuju muktamar partai berlambang Ka’bah ke IX, Laskar Milenial Ka’bah menyelenggarakan dialog publik guna mendengar pendapat para simpatisan Partai Persatuan Pembangunan (PPP). 

Selain itu, acara ini juga digelar untuk memberi dukungan moral kepada Suharso Monoarfa untuk mencalonkan diri sebagai Ketua Umum (Ketum) pada Muktamar ke IX di Makassar pada 18-21 Desember 2020. 

Ketua Panitia acara, Tegar menyatakan bahwa, “Bapak Suharso sangat layak didukung dalam Muktamar kali ini, karena beliau merupakan pribadi yang berkualitas dan berintegritas,” tegasnya. Rabu, (25/11/2020). 

Senada dengan Ketua Panitia, Bendahara DPW PPP DI Yogyakarta, Qomari Zaman mengatakan, “Bapak Suharso Monoarfa merupakan kader yang representatif untuk menahkodai partai ini. Saat ini, figur seperti Bapak Suharso Monoarfa dibutuhkan demi mensolidkan kembali seluruh kader, jadi tidak ada lagi kubu-kubuan,” pungkasnya.

Masih dengan Qomari, ia menyampaikan perihal ilmu kepemimpinan. Menurutnya, di negara ini banyak orang yang berintelektual tinggi, tapi secara kepemimpinan, mereka nihil, yakni tak bisa mengayomi.

Pada periode selanjutnya, dalam kepemimpinan PPP, semua kader partai harus dirangkul dan jangan ditinggal, meski dalam persepsinya, kader tersebut tidak sesuai dengan nilai-nilai partai. 

“Ketua partai harus cerdas, karena menyangkut dengan keputusan-keputusan yang harus diambil mengenai langkah strategis berjalannya roda kepartaian,” ujarnya. 

Sementara itu, Ketua Divisi Litbang dan Kaderisasi DPW PPP DIY, Widodo menegaskan, PPP merupakan partai yang dikelola secara modern dan transparan. Dan ini menjadi partai yang menarik untuk anak muda. 

Lanjutanya, Widodo berharap, banyak anak muda yang masuk dalam gerbong partai politik. Karena, partai merupakan salah satu lokomotif membuat dan mengawal kebijakan-kebijakan pemerintah, dan penentu arah masa depan negara Indonesia. 

“Pemuda ke depan harus memberi warna untuk keberlanjutan bangsa ini, dan jangan sampai larut dalam dinamika politik yang terjadi saat ini,” tandasnya. 

Dalam sesi tanya jawab, salah satu peserta dialog publik, Ikbal menanyakan, bagaimana PPP menyikapi perkembangan zaman yang begitu cepat. Dan di dalam perkembangan zaman ini, generasi milenial menjadi unsur yang sangat menentukan, bukan saja untuk membangun bangsa dan negara, namun juga membangun PPP ke depan?

Qomari mengatakan bahwa, perkembangan zaman ini memacu PPP untuk bergerak mengikuti arus perkembangan zaman. Oleh karena itu, dalam menjawab problematika bangsa agar dapat keluar dari masalah. 

“Mulai dari masalah korupsi, kemiskinan dan krisis kepemimpinan orang yang jujur, tegas dan berkualitas, maka yang dibutuhkan adalah generasi milenial yang hari ini masih memiliki idelaisme.  

Dan adek-adek merupakan generasi yang diharapkan untuk di masa yang akan datang, agar dapat menjadi pemimpin dimasa mendatang,” jawab Qomari. 

Selain itu, Riska juga menanyakan apakah PPP menyediakan ruang untuk perempuan, khususnya perempuan yang notebene generasi milenial? 

Widodo menjelaskan, “PPP sudah memiliki 4 wadah bagi perempuan. Artinya, adek-adek perempuan milenial dapat ikut dan turut berproses di sana, agar dapat mengeksplorasi kemampuan-kemampuan yang adek-adek miliki. Sehingga, kemampuan adek-adek itu memiliki nilai, apabila dapat mewujudkan perubahan di masyarakat,” ungkapnya. 

Pada dialog publik ini, dihadiri oleh 3 pembicara. 1. Totok Yuwono (Ketua PW GPK DIY). 2. Qomary Zaman (Bendahara DPW PPP DIY), dan 3. Widodo, (Ketua Bidang Litbang dan Kaderisasi PW GPK DIY). 

Selanjutnya, setelah dialog publik tersebut berlangsung, dilaksanakan deklarasi mendukung Suharso Monoarfa menjadi Ketua Umum PPP periode 2020-2025, ada beberapa poin penting yang disampaikan dalam deklarasi tersebut, di antaranya: 

1. Kami mendukung sepenuhnya bapak Suharso Monoarfa menjadi Ketua Umum PPP periode 2020-2025. 

2. Kami siap memenangkan bapak Suharso Monoarfa dengan kemenangan yang bermartabat dan membanggakan. 

3. Kami siap mengawal dan menjaga Muktamar PPP ke IX yang damai, jujur, adil, dan bebas dari praktik-praktik kotor, cacimaki, fitnah, dan hoax. 

4. Siap sedia menjadi garda terdepan dalam menjaga keutuhan NKRI. (ari)