telusur.co.id - Universitas Airlangga (UNAIR) kembali menggelar Sidang Pengukuhan Guru Besar (Gubes) pada Rabu (20/12/2023). Dalam gelaran yang berlangsung di Aula Graha Mukti, Kampus MERR-C itu, UNAIR telah resmi mengukuhkan lima gubes baru.
Para gubes tersebut adalah Prof Dr Afif Nurul Hidayati dr SpDVE SubspVen FINSDV FAADV dan Prof Dr Roedi Irawan dr MKes SpA(K). Kemudian, ada juga Prof Dr Erwin Astha Triyono dr SpPDKPTI FINASIM, Prof Dr Ni Wayan Sartini Dra MHum, dan Prof (HCUA) Dr Carina Citra Dewi Joe BSc MSc PhD.
Rektor UNAIR, Prof Dr Mohammad Nasih SE MT Ak secara langsung memimpin jalannya sidang pengukuhan itu. Selain memberi ucapan selamat karena menjadi bagian keluarga gubes UNAIR, Prof Nasih juga mengingatkan tugas dan sepak terjang seorang profesor.
Bukan Tugas Ringan
Menurut Prof Nasih, menjadi seorang profesor bukanlah tugas yang mudah. Kesulitan itu mengingat semboyan excellent with morality UNAIR yang menuntut seluruh civitas UNAIR, terutama para gubes tersebut untuk terus menegakkannya. Terlebih, kewajiban dan balasan yang akan mereka dapatkan tidak sebanding jika mengukurnya dengan materi.
“Profesor itu tunjangannya sedikit, tetapi tugas dan tanggung jawabnya sungguh luar biasa. Jadi kalau dihitung-hitung ga jujug (tidak sampai, Red) antara tunjangan dengan tugas dan beban yang harus tertanggung,” tuturnya.
Kendati demikian, Prof Nasih menyebut jika materi tidak dapat menjadi satu-satunya ukuran untuk mengganjar tugas seorang profesor. Kemaslahatan bagi umat manusia sebagai hasil dari peran mereka akan memberikan balasan pahala yang akan terus mengalir bagi dirinya.
Tidak Sekadar Publikasi
Bagi Prof Nasih, tugas utama dan ukuran keberhasilan seorang profesor bukan terukur dari jumlah penelitian yang mereka publikasikan. Ia menyebut jika para profesor, baik yang baru atau lama, perlu menebarkan kebermanfaatan dari ilmu yang mereka publikasikan itu.
“Paling tidak memberikan banyak alternatif dan menjadi bahan pertimbangan bagi siapapun untuk mengambil keputusan agar kehidupannya bisa lebih mulia, sehat, damai dan sejahtera,” bebernya.
Pasalnya, Prof Nasih menyampaikan jika pembangunan Indonesia di segala bidang tidak terlepas dari persoalan-persoalan yang mengganjal. Dengan demikian, para profesor inilah yang nantinya akan berperan sebagai penyusun strategi guna menjawab permasalahan-permasalahan tersebut.
“Oleh karena itu, proses pengembangan, riset, dan inovasi inilah yang menjadi bagian dari pemecahan persoalan kita semua. Khususnya hal ini bagi guru besar baru yang hari ini telah kita kukuhkan,” jelasnya.
Prof Nasih mendukung penuh para profesor untuk terus mengembangkan keilmuan, riset, dan segala inovasinya. Dengan karya mereka, ia yakin bahwa para profesor akan menyongkong penuh kejayaan bangsa dan juga UNAIR sebagai almamaternya.
“Terus berkarya untuk kejayaan bangsa dan negara yang kita cintai, dan juga untuk almamater tercinta kita, Universitas Airlangga,” tegas Prof Nasih. (ari)