telusur.co.id - Memasuki hari ketiga, Java Coffee Culture 2023 Festival Peneleh sukses digelar pada hari Jumat-Minggu (07-09/7/2023) di kawasan Jl. Tunjungan dan Peneleh. Hari terakhir, puncaknya festival ini, juga ada Spesial Performance oleh Klantink dan Pongki Barata. Minggu, (09/7/2023).
JCC 2023 yang merupakan kolaborasi kegiatan antara Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur (Kpw BI Jatim) dan Pemerintah Kota Surabaya berjalan sukses.
“Giat yang dipusatkan di sepanjang Jalan Tunjungan, Surabaya ini mencapai target transaksi yang diharapkan salah satunya produk kopi masuk dalam bisnis matching terpenuhi,” ujar Kepala Kpw BI Jatim, Doddy Zulverdi bersama Deputi Gubernur Bank Indonesia, Filianingsih Hendarta saat diwawancarai awak media di Taman Ekspresi. Minggu, (09/7/2023).
Doddy menjelaskan, bahwa target yang dicapai transaksi JCC 2023 ini adalah ditopang dari adanya produk kopi yang sudah masuk dalam Business Matching.
“Produk kopi yang dihasilkan sebelumnya sudah terseleksi oleh pakar kopi. Ini karena kopi yang ditampakkan memiliki rasa yang enak dan sudah terpilih dan dikurasi oleh ahli-ahli kopi,” tegasnya.
Masih dengan Doddy, produk kopi yang dipamerkan di JCC Festival Penelh 2023 ini juga memiliki aspek-aspek mulai dari bahan baku, pengelolaan, hingga pada taraf pengujian produk kopi.
”Inipun sesuai selera pembeli, karena mereka sudah tahu kualitas kopi dan beberapa produk kopi yang ditampilkan ini sudah mempunyai nama. Bahkan agregatornya juga sampai tujuan ekspor ke Jepang, Mesir, dan Eropa,” tambahnya.
Terakhir Doddy menjelaskan, salah satu peminat kopi terbesar pada Festival JCC ini adalah produk kopi ekspor. Selanjutnya, untuk nilai transaksi JCC Festival Peneleh 2023 ini sementara mencapai 75%.
Pada kesempatan yang sama, Anggota Komisi XI DPR RI Fraksi PDIP, Indah Kurnia menambahkan, Java Coffee Culture (JCC) ini dapat membanggakan dari hasil produk kopi daerah.
“Bukan dari negara manapun, tetapi di Festival JCC 2023 ini dapat melihat hasil produk kopi dari Wonosalam, Papua, Aceh, dan Sulawesi Selatan,” tukasnya.
Menurutnya, Jawa Timur ini kaya akan segalanya, namun yang terpenting adalah bagaimana untuk membudidayakan hingga mengemas produk kopi tersebut agar layak, bukan hanya dikonsumsi dalam negeri, kalau bisa kita ekspor.
“Tak hanya industri kopi, semua peluang ekonomi masyarakat, kita libatkan disini, mulai edukasi, bisa juga warga setempat jadi pemandu wisata sepanjang sungai Kalimas, jadi otomatis pertumbuhan ekonomi itu bangkit,” tutup Indah. (ari)