telusur.co.id - Usai masa kampanye, meninggalkan sampah APK (Alat Peraga Kampanye) yang kebnabanyakan berupa pamfelt, banner, spanduk dan baliho berbahan vinyl. Bahkan KLHK (Kementerian Ligkungan Hidup dan Kehutanan) sampai mengeluarkan surat edaran agar sampah APK  tersebut tidak langsung dibuang di TPA (Tempat Pembuangan Akhir). 

Sehubungan dengan hal tersebut serta mendukung Program Walikota Surabaya tentang bebas plastik pembungkus di supermarket, pasar dan tempat belanja maka ITS'93 bersinergi dengan Lansia "Uswatun Hasanah" melaksanakan Giat Pengolahan Sampah APK yang bertempat di Posyandu Lansia Uswatun Hasanah RW 2, Kejawan Putih Tambak, Jl. Kejawan Putih BMA 33, Surabaya. Selasa, (13/2/2024). 

Pada kesempatan tersebut dilakukan pengolahan sampah APK menjadi barang berguna, diantaranya tas multiguna yang bisa dipakai untuk belanja, yang selanjutnya akan dibagikan gratis kepada yang memerlukannya.

Ketua Harian ITS ’93, Radian Jadid menyatakan bahwa, kegiatan ini merupakan kepedulian teman-teman ITS khususnya Angkatan 93 serta para Lansia “Uswatun Hasanah” Kejawan Putih Tambak untiuk memanfaatkan sampah APK jadi barang yang mempunyai manfaat bagi orang lain. 

“Hingga saat ini sudah terkumpul lebih dari 900 lembar banner, baliho, spanduk berbagai ukuran yang kami dapatkan dari berbagai sumber, diantaranya dari lapangan, sumbangan masyarakat, teman-teman ’93 yang kebetulan ada di berbagai tim sukses serta beberapa yang menjadi caleg. Kami juga berkoordniasi dengan Panwascam setempat terkait sampah APK. Kami juga masih menerima kiriman dari masyarakat apabila masih ada sampah APK di rumah atau lingkungannya” papar Jadid.  

Ketua Posyandu Uswatun Hasanah, Sita Pramesthi menjelaskan bahwa, para lansia bersemangat untuk mengolah sampah APK, dibikin sesuatu yang lebih berguna, dari pada jadi sampah dan dibuang sia-sia. 

“Semuanya dipilah-pilah, diukur dan dipotong untuk selanjutnya dibuat tas belanja dengan berbagai model dan variasi. Kami berharap banyak orang menyukainya. Sekarang belanja  ndak boleh pakai kresek. Dengan adanya tas multiguna berbagai model dengan bahan yang murah meriah, mudah untuk dibikin, kami berharap ini bisa menginspirasi orang lain untuk mencoba dan  mengembangkannya. Tas-tas ini nantinya akan dibagikan secara gratis pada anggota lansia dan juga masyarakat sekitar yang membutuhkannya,” tutur Sita.

Pembuatan tas multigiuna ini memang mudah dan cepat sekali. Hanya berbekal sampah APK dan lem serta gunting potong, dalam waktu setengah jam saja sudah puluhan tas yang dihasilkan, Jadid harap ini bisa ditiru oleh berbagai kalangan, sehingga semakin banyak orang yang berkontribusi mengurangi sampah APK, menngubahnya menjadi produk baru yang lebih bermanfaat. (ari)