telusur.co.id - Aksi penolakan RUU Omnibuslaw Cipta Lapangan Kerja yang diselenggarakan oleh HMI Cabang Malang pada Jum'at sore tanggal (13/3) dimulai pada pukul 14.30 WIB bertempat di depan Sekretariat HMI Cabang Malang, dilanjutkan Longmarch sampai Balai Kota depan Gedung DPRD Kota Malang pukul 15.00 WIB.

Menurut Ketua Bidang Informasi dan Komunikasi HMI Cabang Malang, Muhammad Rizkon Fawa’id mengatakan, massa aksi yang begitu banyak mengharuskan jalanan di tutup untuk sementara waktu. Disertai hujan masa aksi tidak turun semangat dalam menyampaikan aspirasi tentang penolakan RUU cipta lapangan kerja.

“Disampaikan Ketua Umum HMI Cabang Malang, Sutriyadi bahwa, aksi kali ini merupakan bentuk keberpihakan HMI kepada masyarakat dan teguran akan inkonsistensi pemerintah yang lebih berpihak pada segelintir kelompok elit ekonomi politik dibandingkan pada masyarakat kecil,” ungkap Rizkon pada keterangan tertulisnya. Minggu, (15/3/2020).

Rizkon menambahkan, sekitar pukul 15.30 sampai 17.30 WIB massa aksi menuntut Anggota DPRD Kota Malang untuk mendengarkan aspirasi massa aksi. Akan tetapi tidak diindahkan dengan hanya meminta perwakilan saja. Sampai pukul 17.30 WIB, tidak menemui titik temu massa aksi kembali longmarch ke depan Sekretariat Cabang Malang.

“Saat proses bubarnya masa aksi sekitar pukul 18.00 WIB, mayoritas oknum polisi memberikan tindakan represif pada massa aksi untuk mempercepat pembubaran, sehingga terjadi bentrok dan beberapa kader terluka setelah peristiwa tersebut,” beber Rizkon.

Sekitar pukul 18.30 WIB, lanjut Rizkon, dua massa aksi bernama Reza Dwi dipukuli dan satu diantaranya bernama Ibrahim (Jamal) sampai memar di wajah, lalu keduanya dibawa ke Polresta Malang.

“Pukul 20.30 WIB, diwakili 4 orang massa aksi yaitu Penanggung Jawab Aksi, Sutriyadi, Negosiator, Fabi, Koordinator Lapangan, Rizan & Riyadh Putuhena menjemput dua massa aksi yang ditahan di Polresta Malang,” terang dia.

Lebih lanjut, sampai akhirnya pukul 21.30 WIB, dua massa aksi yang ditahan kembali di Sekretariat HMI Cabang Malang.

Sementara itu, Jamal menambahkan, dirinya diseret oleh 4 polisi, ditendangi, dan wajahnya dipukuli dengan sangat keras sekitar 4 kali hingga memar seperti ini.

Kemudian, Reza Dwi mengungkapkan, “saya mencoba menolong Jamal yang ditarik para polisi, dan malah saya juga ditarik lalu dipukuli meskipun tidak separah Jamal,” tutupnya. (ari)