telusur.co.id - Asesmen Nasional merupakan upaya untuk memotret secara komprehensif mutu proses dan hasil belajar satuan pendidikan dasar dan menengah di seluruh Indonesia. Informasi yang diperoleh dari asesmen nasional diharapkan digunakan untuk memperbaiki kualitas proses pembelajaran di satuan pendidikan, yang pada gilirannya dapat meningkatkan mutu hasil belajar murid, khususnya terkait literasi membaca serta literasi matematika (numerasi).

Maka dari itu, Tim Dosen Matematika FSAD ITS menggelar Workshop sekaligus menjadi narasumber bagi guru mapel MIPA SMAN 8 Surabaya yang diketuai Dra. Nur Asiyah, M.Si., beserta anggotanya; Prof. Drs. Basuki Widodo, M.Sc., Ph.D., Drs. Kamiran, M.Si., Drs. Sentot Didik Surjanto, M.Si., Dian Winda S., S.Si., M.Si., Prof. Dr. Mardlijah, M.T., dan Dieky Azkiya, S.Si, M.Si.​

Menurut Asiyah, Kurikulum Pendidikan untuk SMA juga mengalami pergeseran yang diinisiasi oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia yang disebut dengan Kurikulum Merdeka.

“Untuk itu Guru sebagai penaggung jawab keberhasilan Pendidikan di Indonesia harus mempunyau strategi dalam menjalankan amanat yang diberikan oleh Kementrian Pendidikan tersebut,” tegasnya.

Lebih lanjut, untuk itu dibutuhkan menyusun strategi yang akan diterapkan di sekolah masing-masing dengan diberikan Workshop Peningkatan Kompetensi Guru Mapel MIPA dalam Implementasi Kurikulum Nasional dan Asesmen Kompetensi Minimum Numerasi Matematika di SMAN 8 Surabaya. Kamis, (15/8/2024).

Para narasumber memberikan pembekalan dan pelatihan guru dan siswa-siswanya di SMAN 8 Surabaya dalam rangka memberikan pendalaman dan pemahamaan Asesmen Kompetensi Minimum Numerasi Matematika pada bidang materi Bilangan, Geometri dan Pengukuran, Aljabar, Data dan Ketidakpastian untuk Guru dan Siswa di SMAN 8 guna mengukur kompetensi mendasar atau minimum yang diperlukan individu untuk dapat hidup secara produktif di masyarakat.

Workshop Peningkatan Kompetensi Guru Mapel MIPA dalam Implementasi Kurikulum Nasional dengan mempertimbangkan Panduan Pemilihan Mata Pelajaran Pilihan di SMA/MA/Bentuk Lain yang Sederajat yang diberikan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Tahun 2022
 
“Tujuan Kurikulum Merdeka yakni, mengembangkan potensi individu siswa secara maksimal. Meningkatkan keterampilan yang relevan dengan abad 21, seperti kreativitas, kolaborasi, dan berpikir kritis,” tegas Asiyah.
 
Tantangan Kurikulum Merdeka

a. Adaptasi Metode Pembelajaran:
Guru dan siswa perlu waktu untuk beradaptasi dengan metode pembelajaran yang baru.

b. Penyesuaian Metode Penilaian:
Perubahan dalam metode penilaian untuk mengukur keberhasilan siswa secara komprehensif. 

Persiapan Menembus PTN dengan Kurikulum Merdeka

a. Menentukan Tujuan dan Rencana Studi:
​Siswa perlu memiliki tujuan yang jelas dan rencana studi yang terstruktur. 

b. Mengikuti Bimbingan dan Konseling:
​Memanfaatkan layanan bimbingan dan konseling untuk mendapatkan arahan yang tepat.

c. Mempersiapkan Portofolio dan Prestasi Akademik:
​Mempersiapkan portofolio yang menunjukkan prestasi akademik dan non-akademik. 

Peran Guru dan Sekolah dalam Mendukung Kurikulum Merdeka

a. Pengembangan Program Pembelajaran:
Guru harus kreatif dalam merancang program pembelajaran yang menarik dan relevan.

b. Dukungan dan Motivasi untuk Siswa:
Guru dan sekolah memberikan dukungan emosional dan motivasi kepada siswa.

c Kolaborasi dengan Orang Tua:
Sekolah dan guru bekerja sama dengan orang tua untuk mendukung perkembangan siswa.

“Terakhir, mengenai Panduan Pemilihan Mata Pelajaran Pilihan di SMA/MA/Bentuk Lain yang Sederajat yakni, Pengembangan Program Pembelajaran; guru harus kreatif dalam merancang program pembelajaran yang menarik dan relevan,” tutup Asiyah. (ari)